Chapter 3

2K 225 14
                                    

"Hah---Jung..."

Tenggelam dengan jurang kenikmatannya, isi kepala Jungkook begitu kosong. Memandangi wanita yang berada di bawah kendalinya saat ini. Melampiaskan seluruh amarahnya, bergerak menghujam begitu dalam. Tak peduli jika si wanita mengerang menahan pun rasa sakit bercampur nikmat.

Jungkook membayangkan Kim Aera yang berbaring lemah di sana. Bukan wanita yang rela memberinya surga sekaligus neraka. Meski, Jungkook memendam rasa benci ia tidak pernah mau menyentuh Aera. Atau memang Jungkook sulit melakukannya sebab Aera dan Kakaknya memiliki wajah yang mirip.

Kepergian Alena secara tiba-tiba tentu menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa wanita itu pergi disaat akan menikah? Meninggalkan Jungkook yang habis ditelan rasa terpuruk juga dendam. Hari itu, Jungkook telah bersumpah tidak akan memaafkan Alena. Tidak pernah sudi lagi jatuh cinta. Membenci Alena hingga dadanya terasa sesak.

Aera ada di genggamannya dan Jungkook ingin membalas apa yang telah Alena lakukan padanya.

*****

"Mau kuantar pulang atau menginap saja?" Taehyung menawarkan. "Wajahmu pucat sekali. Apa kau sakit?"

Aera menoleh menemukan wajah Taehyung yang memandangnya penuh perhatian. Entahlah, Taehyung dan segala bentuk kasih sayangnya sulit Aera tolak. Mana mungkin ia serakah menginginkan keduanya. Pun Jungkook tidak mencintainya. Bahkan tidak pernah memberikan Aera perhatian. Hanya ada rasa sakit dan benci yang Jungkook ciptakan selama mereka menikah.

"Lebih baik aku pulang. Aku tidak mau melihat Jungkook marah."

"Tidak usah dipikirkan. Sifatnya kan memang begitu saat Kakakmu pergi."

Aera mengembuskan napas berat, sejujurnya ia membutuhkan seseorang mendekapnya sekarang. Aera ingin menceritakan betapa ia tersiksa berada di posisi ini. Namun, tak diberi pilihan selain menerima. Alena yang bersalah sedangkan Aera yang menanggung semua beban. Tidak adil bukan?

"Taehyung, apa kau pernah berpikir? Jungkook melakukan kesalahan? Karena, aku merasa aneh. Alena tiba-tiba pergi meninggalkannya." ujar Aera dengan dahi berkerut.

"Kurasa mungkin?" Taehyung membasahi bibir bawahnya, lalu menatap Aera dalam hening. "Kau tahu bagaimana Jungkook mencintai Kakakmu. Dan, Alena juga begitu."

"Mengapa semuanya jadi sulit?" meremas helai rambutnya, Aera rasanya mau menangis. Bukan menangis karena ia takut. Tetapi, dirinya yang bagai seekor tikus percobaan. Mengasihani diri sendiri yang tampak lemah. "Aku melihat kebencian itu di mata Jungkook setiap kali dia berbicara denganku."

"Semakin dia membencimu, dia juga semakin memikirkanmu, Aera. Orang yang terlalu membenci justru selalu berpotensi sering memikirkannya. Aku tidak mau jika nantinya dia jatuh cinta padamu dan keadaan bertambah sulit."

*****

Barulah kaki Aera melangkah masuk ke dalam rumah. Pemandangan di depan matanya mengundang rasa mual. Tentu saja dia tidak cemburu, tapi kesal setengah mati. Melihat sekretaris Jungkook berkeliaran di rumahnya dan sedang bercumbu mesra.

"Sudah pulang? Tidak menginap di rumah selingkuhanmu?"

"Bagus, Jeon. Aku senang kau membawa wanita ke rumah ini. Setidaknya dia menggantikan tugasku. Lanjutkan, dan jangan terlalu berisik." Aera tersenyum seperti seorang malaikat, berjalan melewati dua orang manusia berdosa itu. Wajahnya begitu angkuh dan terkesan tak peduli.

Jungkook lantas tak tinggal diam, mendorong wanita yang duduk di pangkuannya. "Pergilah, tugasmu selesai." ujar Jungkook tanpa melihat keadaan Chaewon. Berjalan cepat menaiki tangga, menyusul Aera.

Beruntung, Aera belum masuk ke kamarnya. Wanita itu duduk di sofa, memijat pelipis yang amat nyeri. "Ada apa lagi?" Aera bertanya jengah. "Sudah sana, puaskan hasratmu. Daripada meniduri pria kan?"

"Aera, bukan be---,"

"Jeon, sudah cukup. Aku tidak masalah kau tidur dengan siapa. Hubungan kita hanya sementara sampai Alena kembali." Aera beranjak dari duduknya. "Dan kau juga tidak ada hak untuk melarangku bertemu Taehyung."

"Kau masih mencintai Taehyung?"

Pertanyaan Jungkook menghentikan langkah kaki Aera, memaku di tempat dengan kaki yang jadi sulit melangkah. Dia menoleh kebelakang, menemukan Jungkook yang menunggu jawaban.

"Ya, aku masih mencintainya."

Satu detik jam yang berdetik disana, mendengar kalimat itu. Hati Jungkook seolah pecah menjadi beberapa bagian.

[]

Hey Come On Out ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang