Chapter 7

1.7K 213 18
                                    

Pagi hari nyatanya tidak seindah yang pria itu bayangkan. Masih teringat jelas, pertengkaran kemarin malam pun beberapa kalimat Aera yang membuat Jungkook tidak bisa tidur. Jungkook mengakui kesalahannya selama ini. Yang sama sekali tidak menghargai Aera sebagai istrinya. Meski, Aera adalah pengantin pengganti. Mereka berdua menikah secara resmi.

Kepalanya benar-benar pusing ketika menerima telepon dari sang Ibu, yang menanyakan—apakah benar Alena telah kembali? Serta pertanyaan yang malas Jungkook dengar. "Kau akan mempertahankan rumah tanggamu atau memilih berpisah?" Nyonya Jeon tentu saja realistis. Sebab, Aera bersedia menggantikan Kakaknya yang bersalah pada hari itu. Mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

Jungkook tidak mau Aera menganggap dirinya hanya pengantin pengganti. Namun, ia gengsi mengungkapkan bahwa sebenarnya mengkhawatirkan perasaan Aera. Terlihat jelas, Aera tidak bahagia menjalaninya. Terlebih, sikap Jungkook yang tak ada henti menyalahkan Aera.

Mengancingkan beberapa kancing di kemejanya, sambil menoleh ke arah Alena yang duduk di pinggir kasur. Jungkook berujar dingin. "Aku harus pergi bertemu Aera. Dan aku masih menunggu penjelasan darimu. Aku juga tidak mungkin tinggal berduaan di rumah dengan Kakak iparku. Status kita sudah berubah, noona."

Alena hanya menatap dengan tatapan tidak rela. Padahal siapa di sini yang meninggalkan? Jungkook berkata apa adanya.

"Lalu membiarkan Kakak iparmu ini menjamah tubuhmu kemarin?" rahang Alena mengeras. "Apa yang kita lakukan kemarin kau melupakannya ha?!"

"Jangan berlebihan seolah aku adalah pria pertama yang melakukannya. Sebelum kita menjalin hubungan, kau sudah lebih dulu tidur dengan pria lain."

Wanita itu mendecih, beranjak dari duduknya dan menghampiri Jungkook. "Kau mau mendengar penjelasanku? Mengapa aku pergi di saat hari pernikahan kita? Jawabannya ada pada dirimu sendiri, Jeon,

Terakhir kali kita bercinta, kau mabuk berat. Dan kau tahu siapa nama seseorang yang kau sebut? Ya, adikku. Kau menyebut nama Aera! Untuk apa menikahiku jika ternyata selama ini kau diam-dian menyukai adikku!"

Seketika, Jungkook berhenti memasang dasinya. Tak memercayai apa yang Alena katakan. "Alena, kau pikir aku dengan mudah memercayai itu? Kau sendiri tahu seberapa banyaknya aku mencintaimu!" suasana hati Jungkook berubah buruk, napasnya terengah menahan luapan emosi. "Kebohongan apalagi yang coba---,"

"Orang mabuk berat tidak mungkin bisa mengingatnya. Kau memang mencintaiku tapi kau tidak sadar di waktu yang sama, kau juga memiliki perasaan untuk Aera." Alena sekeras mungkin tidak ingin berteriak dan memancing amarah Jungkook.

Walau, Jungkook berusia lebih muda tiga tahun darinya. Alena selalu menghargai Jungkook. Bahkan tidak pernah terang-terangan menunjukkan amarahnya. Ia memendamnya sendiri sampai dibatas kesabaran habis—Alena akhirnya memutuskan pergi.

"Aku takkan memaksa." Alena tersenyum paksa. "Pilih Ae---,"

"Cukup, Alena." Jungkook sengaja menyela, tahu benar kelemahan Alena saat Jungkook tak lagi egois, memberikan Alena pelukan hangat. "Beri aku sedikit waktu untuk memikirkan jalan keluar."

Sedangkan, Alena yang berada dipelukan Jungkook—sangat menyadari bahwa Jungkook memeluknya bukan karena takut kehilangan. Tapi, takut isi hatinya yang sesungguhnya diketahui Alena.

*****

"Tolong jangan sekarang, Bu. Aku benar-benar malas bertengkar dengannya lagi." terdengar suara Aera yang sedang menjawab telepon Ibunya. "Setidaknya sampai keadaan membaik. Aku akan mengajukan surat perceraian."

Hey Come On Out ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang