Tidak pintar merangkai kata karena sudah habis karena jungkook. Ini pengganti CH, dan yang lain direvisi. Jangan kaget kalau workku berkurang. Selamat menikmati, JungRa dan TaeRa. xx
Andai manusia bisa berbicara langsung pada Tuhan. Ya, andai. Sebuah andai yang takkan pernah menjadi kenyataan. Sebuah harapan semu, berakhir terpaksa menelan pahitnya luka. Mungkin, mencium aroma sejuk di pagi hari tidak setenang dahulu. Semua skenario yang sudah disusun Jeon Jungkook, hancur berantakan. Padahal, pria itu kelewat sempurna nyaris tidak ada cacat. Ternyata hidupnya tak sesempurna wajah yang kerap di agung-agungkan banyak wanita.
Setidaknya, hidup Jungkook selama ini tenang-tenang saja. Dia menjalaninya terlalu santai walaupun tak berjalan sesuai yang diharapkan. Lalu tiba di mana keadaan teramat muak baginya. Menikahi seorang wanita keras kepala, angkuh, dan menjunjung tinggi harga diri. Lagi pula, Jungkook itu membenci wanita dan segala kemanisan mereka. Hidup sendiri, berjuang juga seorang diri. Tidak perlu wanita, asalkan ada uang.
Tatapan matanya begitu tenang melihat pemandangan istrinya baru pulang di jam satu pagi. Jelas, Jungkook tahu dari aroma anggur yang menyengat serta penampilan tak rapi seperti biasanya. "Sudah bersenang-senangnya dengan selingkuhanmu itu?" dia bertanya seraya memandang remeh. "Bila perlu bawa dia kemari. Menginap di sini saja sekalian."
Jungkook tidak cemburu omong-omong. Tidak sama sekali. Berbicara begitu karena ia agaknya melampiaskan kekesalannya pada wanita yang sekarang tengah tertawa-tawa sinting.
"Aku bebas melakukan apa pun yang ku mau." balasnya sengit. "Kau tidak lupa perjanjian bukan? Untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Aku tidak pernah marah saat kau membawa kekasih priamu itu kerumah, Jeon!"
Ah, fakta gila itu. Membenci wanita dan menyukai pria. Tipikal yang membuat Kim Aera tidak habis pikir. Asalkan, Jungkook tidak mengganggunya. Sudah cukup. Jangan harap jatuh cinta. Bertahan menikah selama tiga bulan pun menguji kesabaran Aera.
"Aku bukan bisexual, atau apalah itu namanya! Aku tidak peduli!"
Barangkali, Aera begitu marah dan kesal. Ingin segera mengakhiri drama kehidupan ini, tetapi baru dimulai. Belum puas jika ia tak membalas Jungkook dengan menghabiskan uang milik suaminya itu. Suami? Pantaskah disebut demikian? Ia rasa tidak.
"Siapa yang memintamu peduli?" Jungkook mendecih, lalu menghampiri Aera. "Terimakasih sudah bertahan. Aku masih membutuhkanmu, istriku."
Aera tertawa kencang. Tawa yang melepas seluruh kekesalannya. Bagai orang pesakitan ia tertawa, kemudian berhenti. Menatap tajam ke arah Jungkook. "Jangan pernah menyebut diriku, istrimu. Karena pernikahan ini tidak berarti apa-apa bagiku."
Daripada menjawab kalimat menyakitkan Aera. Jungkook menarik rambut Aera begitu kasar, hingga wanita rambut sebahu tersebut mengerang. "Sial, Jungkook!"
"Berteriaklah lebih keras. Aku suka penderitaanmu."
Tidak punya hati, predator kejam. Sebutan apa yang pantas disebut untuk pria ini?
Hari ini, Aera selamat dari siksaan Jungkook sebab dari arah pintu, datang Taehyung dengan napas tersengal. Berlari, khawatir langsung mendorong Jungkook.
"Dasar gila!" maki, Taehyung. "Tidak cukup menghancurkan hidupnya, kau mau menyiksa juga?!"
"Kau yang gila!" tidak kalah marahnya, Jungkook meradang. "Beraninya kau menginjakkan kakimu di rumahku!"
"Tentu saja berani. Kim Aera, milikku. Walaupun kau menikahinya, kau tidak akan pernah bisa memiliki, Aera."
Kim Taehyung, percaya diri. Tidak kenal rasa takut. Dia hendak membawa Aera pergi tapi langkahnya dihentikan. Jungkook mencekal pergelangan tangan Aera. "Kau memilikinya dan tidak pernah bisa mengakui itu di hadapan semua orang. Bahkan keluarga Aera sekalipun."
Kepala Aera berdenyut pening. Sebenarnya, dia membenci situasi ini. Membenci semua takdir yang berlomba-lomba menertawakan dirinya.
"Tutup mulut kalian berdua. Dan sejak kapan diriku ini adalah milikmu?" pertanyaan angkuh itu ditujukan pada Taehyung, Aera mengangkat sebelah alisnya, angkuh. "Aku bukan milik siapa-siapa. Kalian berdua pria yang telah merenggut kebahagiaanku."
Aera melepas genggaman tangan Taehyung di tangannya. Tak peduli akan tatapan mata sendu Taehyung, dan Jungkook yang tersenyum penuh kemenangan.
"Sudah jelas? Masih ingin mendengar penolakan lagi?" Jungkook menepuk pundak Taehyung, terkekeh pelan. "Aera noona tidak mungkin memaafkan kau yang pernah berselingkuh. Selingkuhanmu juga bukan wanita dan merusak harga dirinya."
"Oh, tidak berkaca? Kau pun sama. Aku jauh lebih lama berhenti menyukai sesama jenis. Jadi tidak usah menceramahiku."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Come On Out ✓
FanficJangan lupakan bahwa takdir terus mempermainkan mereka. Hingga ingin berlari sebab terlalu muak. Dengan kepingan harapan yang tersisa. Meraih bahagia yang sulit didapat. ⚠️TRIGGER WARNING - PG 21+ HARSH WORD, DEPICTION OF SMUT, MENTAL ILLNES ISSUE E...