Chapter 21

1.2K 158 17
                                    

Selamat malam pengikut Jung🔥🌝 apa sudah tidak sabar melihat keduanya nikah lagi? 😱
Salam dari Jung

Selamat malam pengikut Jung🔥🌝 apa sudah tidak sabar melihat keduanya nikah lagi? 😱Salam dari Jung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Maaf sebelumnya Nona Kim. Jika benar rahimmu diangkat, kau tidak akan hamil. Ini hanya dugaanku saja, kau bisa mencari tahu dulu." Dokter Cha mengembuskan napasnya, seraya menatap Aera dan Jungkook bergantian. "Mungkin, dokter kandunganmu sengaja berbohong. Membuat hasil diagnosa palsu. Dari pemeriksaan yang baru kulakukan, rahimnya bahkan masih ada dan baik-baik saja."

Kim Aera tidak dapat berbicara banyak, dirinya merasa dibodoh-bodohi selama ini. Wanita itu meremat tali tasnya dengan perasaan gelisah. Agaknya, dugaan Dokter Cha baru saja membuka kedua matanya. Bahwa memang dugaan itu bukan sebuah dugaan semata. Akan tetapi, benar adanya—ingatan Aera terputar kembali di mana hari itu terjadi. Dokter kandungan itu tidak mungkin membohonginya, kalau tak ada yang meminta dia berbohong bukan? Kepalanya makin pening lagi, sebab mengingat sikap aneh Ibunya. Apa benar, Nyonya Kim yang sengaja menyusun kebohongan ini? Tapi, kenapa?

Sedangkan, Jungkook yang duduk disebelah Aera—mencoba menenangkan, sesekali tangannya mengusap punggung Aera, sambil membicarakan sesuatu dengan Eunwoo.

Rasa-rasanya, Aera ingin menangis. Kacau sekali, tak habis pikir—mengapa sampai bisa Ibunya berbohong? Membuat Aera nyaris kehilangan semangatnya, dan hampir saja gila.

"Jung?" setelah beberapa detik Aera terdiam, ia membuka suara lirih. Menatap mata Jungkook begitu sendu. "Aku mau pulang dan bertemu Ibu."

"Noona, tapi nanti saja kau butuh istirahat---,"

"Aku mau pulang." tangan Aera menarik ujung jaket Jungkook, seolah mengadu bahwa kini dirinya benar-benar lelah.

Jungkook tidak tega, sedih dan kebingungan dalam satu waktu. Sudah lama, Jungkook tak melihat Aera sesedih ini. Berharap, Aera bisa tersenyum bahagia bersamanya. Namun, melihat kedua netra itu meredup—hatinya perih.

"Dengarkan kemauannya, Jung. Kuberi saran, untuk sekarang sebaiknya tenangkan dia."

"Terimakasih, Eunwoo. Dan, boleh aku minta salinan hasil pemeriksaan tadi? Tidak akan lama kan? Kami bisa menunggu sebentar." dijawab dengan anggukan sahabatnya, Jungkook setidaknya lega.

Semua dapat menjadi bukti, meski perjalanannya memiliki Aera terasa sulit—untuk kedua kalinya, Jungkook tak mau kehilangan Aera.

*****

Di sini, Jungkook begitu memahami apa yang dirasakan wanitanya. Selama keduanya dalam perjalanan pulang, Aera bungkam, sibuk memikirkan prasangka buruk yang bersarang di kepalanya. Sekuat tenaga, ia tidak mau membuang air matanya lagi. Tidak mau menangis dan terlihat lemah. Marah dan kecewa mendominasinya. Aera sangat geram, kendati Jungkook memintanya beristirahat—Aera belum tenang juga. Sebelum menemui Ibunya, takkan lagi bersikap manis.

Hey Come On Out ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang