Reflection

5.2K 554 103
                                    

Lies bener bener Respect sama Reader-nim yang komen dengan kata kata yang membangun+ngasih semangat buat penulis.
Lies mau nanya serius apa cerita ini makin ga jelas ya? Atau kurang rame?
Kalo emang bener kek gitu,Lies minta maaf ini memang cerita abal abal toh lies juga bukan penulis profesional masih kebilang amatir. Jadi sekali lagi yang kurang sreg sama ini cerita silahkan tutup book nya atau mungkin bisa di hapus dari daftar bacaan kalian.

Terima kasih🙇🏻‍♀














Jeno mengunjungi mansion Seo dan disambut dengan pertengkaran antara kakak adik yang sungguh menghibur menurut versi Jeno. Tanpa menghiraukan pertengkaran kakak-adik itu Jeno menaiki tangga dan menghampiri Haechan yanh sedang menonton keributan itu dari bawah.

"Nona Seo yang sebentar lagi menjadi Nyonya Lee sepertinya tengah bahagia bukan begitu?"tanya Jeno yang memeluk gadis itu dari belakang.

"Hmm..neomu neomu happy. Tapi sejak kapan kau mengklaim diriku? Mau kupukul hah?!"ancam Haechan tapi ancaman ituntidak menakuti Jeno malah membuat pria itu makin gemas dibuatnya..

"Apa itu bekerja?"Tanya Jeno memastikan dan diangguki oleh Haechan.

"Terima kasih karena menyuruhku untuk melakukan tes kehamilan pada Jaemin. Waaah..tak disangka gadis polos itu langsung mengandung anak dokter sialan itu."Kekeh Haechan dan tersenyum jijik pada kedua kakak adik itu dibawah.

"Eiyyy...padahal aku cuma bercanda waktu itu. Tapi ternyata memang benar ya hasilnya dia hamil? Ck..ck..ck..anak muda jaman sekarang itu mengerikan ya chan!"Ucap Jeno dengan polosnya membuat Haechan menatap datar Jeno.

"Memangnya kita bukan termasuk anak muda yang mengerikan? Makanya punya kaca dirumah dipake!!"Haechan menggetok jidat Jeno hingga si tampan meringis.



15 menit sebelumnya...


Jaemin meremat handphonenya kuat kuat. Hasil tes lab menunjukkan jika dia hamil ditambah ancaman Haechan membuat dia mau tak mau harus mengatakan yang sebenarnya pada Renjun.
"N-njun~"panggil Jaemin gugup.

"kenapa Jaem?"tanya Renjun yang masih menyuap nasi kedalam mulutnya.

"Aku—"Renjun menoleh kearah sang adik yang menggantung kalimatnya.

"Hamil"satu kata itu membuat semua orang yag ada di meja makan terdiam dan menatap Jaemin meminta penjelasan.

"K—kau bilang apa?H-hamil?! Yaak Moon Jaemin!!"Renjun berdiri dari tempat duduknya matanya terlihat menyalang. Jelas sekali jika Renjun menahan amarahnya.

"Kau bilang kau hamil?kau bercanda bukan?"Renjun mencoba memastikan ucaoan jaemin tadi.

"A-aku tidak bercanda. Aku hamil-hiks!!"Jaemin menangis dan membuat Doyoung memejamkan matanya dan mengusap bahu Renjun agar lebih tenang.

"Tenangkan dirimu njun. Kita dengar penjelasan Jaemin dulu ya?"Doyoung mencoba menengahi Renjun yang bersiap menyembur Jaemin dengan segala nasehat atau bahkan mungkin cacian(?)

"Jaem..benar kamu hamil?"Tanya Johnny dan badan Jaemin bergetar sembari menangis. Dia sungguh takut dengan murka Renjun.

"Benar dad"Ringis Jaemin sembari memegangi perutnya yang mulai kram yang disebabkan stress berlebih.

"Lalu...siapa ayahnya?"tanya Johnny lagi.

"Cepat katakan siapa yang menghamilimu? Pria brengsek mana yang sudah menanamkan benih itu padamu?kubunuh sekarang juga pria itu!!"Pekik Renjun tak sabaran.

Haechanderella[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang