Ending game

7.6K 445 79
                                    

Haechan tersenyum kala pertama kali dia membuka mata ada dua pria kesayangannya yang menjadi view pertama diawal harinya. Haechan terkekeh bagaimana keduanya sangat mirip sekali seolah dia memiliki 2 bayi yang menggemaskan yang tengah tertidur pulas.
"Tumbuhlah seperti ayahmu sayang~"gumam Haechan dan mengecup kening samg anak dengan pelan. Dan dia beralih pada sang suami yang tengah mengerucutkan bibirnya seolah ingin di cium sementara Haechan dia terkekeh melihatnya.

"Bangunlah,sudah siang!"kekeh Haechan membiarkan bibir itu terus maju tanpa mau Haechan mencium pria itu.

"Aaahh~ masa aku gk dapet morning kiss sih,Eden aja dapet masa bapaknya gk dapet!"rengek Jeno dengan mata yang masih tertutup.

"Heh!inget umur masa sama anak sendiri cemburu! Ayo bangun!"Jeno mencebikkan bibirnya dan kembali berbaring sembari memeluk sang anak. Haechan menggeleng pelan bagaimana suaminya ini bertingkah kekanakan jangan bilang kalau suaminya terkena baby blues? Tapi kan bukannya itu hanya dirasakan oleh sang ibu? Benar enggak ya?! Tau ah,Haechan enggan memikirkannya lebih baik bangun dan menyiapkan sarapan untuk kedua jagoannya itu. Ya meski harus dibantu pelayan kwon juga sih.

...

"Nona muda sekarang jauh lebih baik. Dan sering tersenyum, saya senang melihatnya"ucap pelayan kwon yang tersenyum melihat Haechan sudah seperti mendiang majikan nya. Ya Haechan itu sangat baik dan murah senyum sebelum Ten meninggal dan pelayan Kwon juga sekarang sudah tak khawatir jika sang majikan tak lagi melakukam hal yang membahayakan nyawanya. Mungkim dengan kehadiran Jeno dan Eden bisa merubah Haechan menjadi lebih baik lagi.

"Kenapa aneh ya?"

"Tidak,nona sangat manis. Jelas saja tuan Jeno sangat mencintai anda"Haechan terkekeh kala pelayan kesayangannya itu mengatakan hal manis itu.

"Jangan berlebihan pelayan kwon. Aku hanya sedang berdamai dengan keadaan dan mencoba menikmati peranku sebagai seorang ibu dan isteri yang baik. Seperti mendiang Mommy "kekeh Haechan dan kegiatannya terhenti kala ada tangan melingkat diperutnya. Tak perlu bertanya pun dia sudah tau siapa yang melakukan itu.

"Diamlah bodoh! Tanganmu mau ku iris untuk isian sandwich?"Jeno tertawa dan mencium bibir Haechan dengan kilat.

"Tak perlu menjadi orang lain untuk kami. Jadilah dirimu sendiri, karena aku mencintaimu apa adanya"

"Gombal! Bikin mulas perutku saja"ucap Haechan membuat wajahnya seolah ingin muntah.

"Sudah sana! Jagain Eden dulu. Buburnya belum dingin"Jeno mengangguk dan menghampiri yang anak yang ada di dalam stroller.

.....

Hari ini mereka tak berencana pergi kemana mana. Keluarga kecil itu tengah menikmati angin sepoi sepoi di halaman belakang rumah. Banyak pohon rindang dan kini ketiganya tengah berpiknik ala ala di bawah pohon itu. Sang anak yabg kini sudah berusia satu tahun tengah berbaring dipaha kanan Haechan sementara Jeno dia berbaring disamping mereka menatap sang anak yang tengah tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka. Bukankah itu mirip dengan Haechan? Kedua nya memamg sangat memggemaskan.

"Apa kau bahagia bersamaku?"tanya Haechan dan Jeno berguling hingga kini dia tengkurap dengan wajah yang menatap Haechan dengan tatapan memuja.

"This is my perfect life, aku..kamu..dan anak kita sudah menjelaskan jika aku sangat bahagia bisa disamping kalian. Jangan pernah tinggalkan aku lagi ya"Haechan terkekeh dan mencium kening Jeno sayang.

"Tidak akan. Kalian adalah segalanya bagiku"ucap Haechan dengan senyuman manisnya. Saat tengah asyik saling memandang, kegiatan mereka harus terganggu karena ocehan seseorang yang masuk tanpa ijin.

"Haechanie..tolong bebaskan Renjun. Aku tak sanggup melihatmya seperti itu. Dia wanita baik baik. Kumohon lepaskan dia" Haechan berdiri dan memberikan Eden pada Jeno untuk digendong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Haechanderella[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang