Anjir kenapa yang vote sama reader gk sebanding ya?! Hargain dong dengan cara vote sama follow:") Kalo kaya gini terus Lies males buat up semua story. Mohon maaf sebelumnya tapi emang Lies cuma mau tau seberapa besar kalian menghargai cerita yang Lies buat.
Kasian dong sama reader nim yang udah dukung cerita dan akun ini. Gara gara para Reader silence mereka jadi kena getah juga. Maybe ini last story yang aku post, semua bakal aku gantung ceritanya,terserah para reader. Kalau memang kalian mau semua cerita di teruskan sampai end sama menghargai penulis silahkan tinggalkan jejak kalian dengan cara follow dan klik star atau komen. Lies mau belajar jahat dulu, kasih sedikit sangsi sama pembaca ghoib.
Belajar kaya Oh Yoon Hee sama Vincenzo dulu jadi jahat biar pada kapok wahai para pembaca ghoib.
Haechan dan Jeno telah selesai dengan rapat pemegang saham yang lamanya memakan waktu hampir seharian. Johnny tidak bisa ikut menghadiri rapat dan diwakili oleh sekretarisnya tuan Won. Setelah saham perusahaan Johnny diambil alih oleh Haechan para petinggi pun menerima ahli waris Ten dengan terbuka. Meski banyak rumor mengatakam jika Haechan memiliki gangguan mental,mereka yakin jika perusahaan besar ini akan lebih maju jika ditangan Haechan. Sudah sangat jelas Haechan adalah duplikat Ten yang pandai jika dalam berbisnis.
"Kita ke rumah duka?"tanya Jeno dan Haechan hanya menghela nafas mengiyakan. Toh setidaknya dia harus jaga image didepan para kolega sang ayah. Apalagi media tau jika Haechan meMiliki saudara tiri yang sialnya telah mati duluan.
Dirumah duka Johnny dan Doyoung terlihat kuyu karena banyak menangis ya meski Jaemin bukan anak kandungnya. Johnny sedih dengan nasib anak tirinya itu,padahal jaemin itu baik. Saking baiknya dia dimanfaatkan oleh Mark dan dia juga tau jika Renjun kerap kali bersikap kasar padanya setelah tau Jaemin hamil anak Mark. Sungguh plot twist sekali hidup mereka. "Eo,haechanie. Kau datang?"sambut Johnny dan memeluk sang anak.
"Aku harus datang setidaknya agar tak di tuduh membunuh oleh orang lain."ucap Haechan datar dan berjalan ke depan foto Jaemin. Membakarkan satu dupa dan menyimpan mawar putih di samping foto Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rest in peace -Jaemin Moon- "bunga indah sama seperti senyummu~ Beristirahat dengan tenang disamping tuhan"
"Bodoh! Hanya itu yang ku lihat darimu Moon Jaemin! Apa yang kau dapat dari kebodohanmu ini? Surga? Tidak! Surgamu terhalang oleh dosa ibumu pada ibuku dan juga oleh nyawa yang kau kandung. Kau mengambil kehidupannya!"setelah mengatakan itu Haechan pergi menemui ayahnya dan membungkuk memberi hormat ala adat korea.
"Bagaimana melihat orang yang kau sayang terbujur kaku dihadapanmu? Apa sakit? Sedih?"Haecha tersenyum sinis dan mendekatkan diri pada Doyoung seolah dia tengah memeluk wanita itu.