Mulut Hermione menganga ketika Draco berkata jujur atas pertanyaan yang diajukannya. Nama Pelahap Maut membuat pertahanan Hermione runtuh. Kakinya yang sedari tadi sudah lemas kini tak bisa menyangga berat tubuhnya lagi. Dirinya jatuh terduduk dengan ekspresi membeku.
Draco tidak menangkapnya, tidak juga membantunya untuk kembali berdiri. Ia hanya diam di tempatnya sambil memejamkan mata menahan air yang sudah ingin menetes dari pelupuknya. Mereka berdua sama-sama tidak menyangka. Hermione tidak menyangka bahwa Draco benar-benar senekat itu. Sedangkan Draco tidak menyangka jika ia akan membuka rahasianya yang selama ini ia tutupi.
Lama sekali mereka terdiam, merenungi pikiran masing-masing. Kepala Draco sangat pening, pun Hermione. Dengan gerakan identik tanpa disengaja, mereka memijat pelipis masing-masing yang berdenyut sakit.
"Aku... tidak tahu harus berkata apa," kata Hermione pada akhirnya.
Draco menunduk menatapnya. Tetesan dan bekas air mata menghiasi pipinya yang terlihat lebih cekung dari bawah. Kini ia tampak lemah dan menyedihkan.
"You'll be with me 'till the end, right?" Draco bertanya dengan nanar.
Cukup lama bagi Hermione untuk memberi jawaban. Seharusnya ia tidak perlu berpikir terlalu keras, karena ia telah berkata hal yang persis sebelum masuk ke Kamar Kebutuhan. Draco hanya mengulang perkataannya dan Hermione tinggal menjawab 'ya'. Namun, entah apa yang membuat dirinya justru bimbang kali ini.
Bukan sosok seperti ini yang diharapkan untuk Hermione cintai. Perasaan kecewa menekan dadanya begitu kuat hingga terasa sesak. Draco menang dan ia kalah, pikirnya. Pemuda itu dengan nekat dan niatan—yang Hermione yakini—tidak sempurna, berhasil melemparkan diri ke dalam jurang kegelapan, di mana tidak terdapat cahaya harapan sehingga seorang Hermione pun tidak akan mampu menarik atau bahkan melihatnya lagi.
"Apa—Apa lagi yang kau lakukan selain ini?" tanya Hermione, berusaha siap mendengar jawaban Draco.
Draco tersentak cukup kentara. Jakunnya bergerak-gerak dengan usaha menelan ludah. Pikirnya, tidak mungkin ia memberitahu tentang dua hal yang telah ia lakukan sebelumnya. Apalagi keduanya menyerang target yang salah, yang salah satunya adalah Hermione sendiri.
Saat ini Draco benar-benar merasa takut dengan tatapan kecewa di kedua mata Hermione. Ia takut jika Hermione akan membencinya, dan itu sudah pasti. Seharusnya mereka tetap seperti dulu, memiliki perasaan saling benci sehingga tidak ada yang perlu terbebani dengan perasaan-perasaan istimewa seperti sekarang ini.
"Tidak ada," jawab Draco bohong. Dua bulir air mata meluncur lancar tanpa ragu.
Hermione menarik napas panjang, kemudian menyambar punggung kursi yang tergeletak tak jauh dari tempatnya untuk dijadikan sebagai penyangga tubuh. Dengan sedikit susah payah ia berusaha bangun. Meski begitu, manik hazelnya masih menancap di wajah Draco. Kini perasaan takut menggerogotinya.
Hermione berpikir dirinya selama ini terlalu naif. Tertutupi oleh perasaan istimewa yang muncul begitu cepat dan tak tahu datangnya dari arah mana, sejak bila, atau bahkan karena apa. Semua perasaan itu menutupi fakta bahwa Draco Malfoy tetaplah seorang monster. Harapannya untuk bisa menarik Draco ke sisi kebaikan seharusnya bisa ia ingkari sejak awal.
Tanpa berpikir panjang, diam-diam Hermione mencabut tongkat sihirnya dari dalam jubah dan langsung menyerang Draco menggunakan Mantra Stupefy. Draco, yang sama sekali tidak menduga akan menerima serangan dari gadis di hadapannya, langsung terhantam cahaya mantra dengan keras. Tubuhnya menabrak timbunan kecil barang di belakangnya, membuat timbunan tersebut roboh dan mengubur Draco yang sedang tak sadarkan diri.
"Malfoy... Maaf," ucap Hermione lirih.
Tangannya yang masih mengacungkan tongkat ke arah tubuh Draco sebelumnya berdiri, tampak bergetar. Kali ini giliran ia yang tak sanggup menahan air mata. Rasa bersalah tentu ada di dalam dirinya saat ini. Ia tidak memiliki niat apa pun selain mengurung Draco sementara dirinya akan memberitahu semua ini kepada seseorang di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy: The Boy Who Has No Choice
Fanfic[COMPLETED] "Aku ingin kau membantuku," ucap Draco pada akhirnya. Draco menyingkap lengan kemeja sebelah kiri. Betapa terkejutnya Hermione mendapati tanda berbentuk tengkorak dengan ular yang terjulur keluar dari mulutnya terukir jelas di lengan pem...