Sudah hampir setengah jam yang lalu Draco bersama dengan Profesor Slughorn berada di rumah kaca. Mereka berdua tengah asyik mengamati beberapa tumbuhan yang dirawat Profesor Sprout, beberapa di antaranya dapat dijadikan bahan pembuatan ramuan. Draco dapat menemukan di antaranya: Bubotuber, Dittany-yang sarinya dapat digunakan sebagai bahan ramuan penyembuh luka, Sage, dan Mandrake. Beberapa telah dipelajari Draco dalam kelas Herbologi sehingga tidak asing baginya. Ditambah lagi pelajaran tambahan ini tidak seformal kelas biasanya, sehingga Draco lebih santai bertanya-tanya kepada Profesor Sprout atau pun Profesor Slughorn mengenai spesifikasi tiap tumbuhan yang menarik perhatiannya.
Rupanya Draco dengan mudah melupakan apa yang tadi sudah ia lakukan. Ia tak lagi mengira-ngira bagaimana kalung opal itu sekarang, apakah Madam Rosmerta telah berhasil memberikannya kepada Katie tanpa diketahui seorang pun, apakah kalung itu sudah sampai di tangan Profesor Dumbledore dan, jika iya, sudahkah Dumbledore mengenakan atau menyentuhnya. Fokusnya telah tertuju kepada bermacam tanaman di rumah kaca. Kesan baik dapat ditangkap oleh kedua Profesor yang berada bersamanya. Draco Malfoy adalah murid pandai yang haus akan ilmu dan penuh ambisi mengenai pengetahuan. Sangat bertolak belakang dengan kesan badungnya yang selama ini ia tunjukkan bersama dengan koloni Slytherin-nya. Pun Profesor Sprout menjadi berpikiran negatif bahwa keonaran yang Draco timbulkan di sekolah selama ini karena pengaruh dari lingkungannya yang tidak baik.
"...aku mendapatkan tanaman ini dari Longbottom di tahun kelimanya," kata Profesor Sprout, menunjuk barisan tanaman di dalam pot merah yang berbentuk seperti kaktus dan berwarna abu-abu kehijauan, seluruh permukaannya terlindungi oleh benjolan semacam bisul yang berdenyut-denyut. "Ini sangat langka dan aku berhasil membiakkannya, seperti yang kalian lihat."
Draco tersenyum tipis dan mengamati tanaman itu lebih dekat, yang langsung diperingatkan oleh Profesor Sprout agar tidak menyentuhnya. Untunglah Draco mengurungkan niatnya untuk mencubit benjolan paling besar yang berdenyut menggemaskan, membuat siapa saja termotivasi untuk memencet atau memainkannya.
"Apakah sesuatu yang bernama Stinksap ini berbahaya jika mengenai kulit?" tanya Draco, menunjuk setitik cairan yang keluar dari benjolan-bisul tanaman Mimbulus Mimbletonia.
"Jika kau ingin disiram oleh cairan hijau kental berbau pupuk tengik," kata Profesor Sprout, mendorong tubuh Draco agar menjauh dari tanaman berharganya.
Ekspresi Draco sedikit mengerut membayangkan apa yang akan terjadi bila ia tidak mengurungkan niat untuk menyentuh benjolan tanaman tersebut. Pastilah saat ini ia sudah berlumuran lendir hijau tengik yang akan membuat Blaise terpingkal bila melihatnya. Ia bahkan heran, mengapa tanaman seperti itu bisa dikategorikan langka dan berharga? Ia menyandingkan tanaman tersebut dengan Neville dan mengatakan keduanya sama-sama tak berguna.
Ketiga orang tersebut dikagetkan oleh sebuah suara debam keras dari arah pintu masuk. Mereka menoleh kompak dan mendapati seorang murid kelas lima dari Gryffindor terengah-engah sembari memegangi kuat daun pintu untuk mencegah dirinya roboh. Rambut tikusnya nampak awut-awutan dan sedikit berkilau oleh keringat yang mengucur membasahi sebagian besar kepalanya. Sebuah kamera muggle tersambung dengan seutas tali kulit yang menggantung di sekeliling lehernya.
"Ada apa, Colin?" tanya Profesor Slughorn dengan masih mengusap dada, nampak terkejut dengan kehadiran pemuda itu secara tiba-tiba.
"Profesor McGonagall menyuruh saya untuk memanggil Anda berdua, Profesor," Colin menunjuk Profesor Sprout dan Slughorn secara sopan, masih terengah-engah. "Ada seorang siswi yang terkena kutukan-atau mantra, entahlah-intinya ada siswi yang diserang ketika pulang dari Hogsmead."
Kedua Profesor sekaligus Draco merasa terkejut. Pikiran Draco mengenai kalung opal dan lain-lain kembali masuk dan berputar di dalam kepalanya. Tubuhnya sedikit limbung membayangkan kalung tersebut bukannya mengenai Dumbledore tetapi malah mengenai Katie, gadis yang dipilih Draco sebagai perantara. Ia gugup dan langsung gemetar, namun rupanya kedua Profesor sekaligus Colin tidak menyadari perubahan sikap Draco yang sebenarnya tampak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy: The Boy Who Has No Choice
Fanfic[COMPLETED] "Aku ingin kau membantuku," ucap Draco pada akhirnya. Draco menyingkap lengan kemeja sebelah kiri. Betapa terkejutnya Hermione mendapati tanda berbentuk tengkorak dengan ular yang terjulur keluar dari mulutnya terukir jelas di lengan pem...