Chapter 19

1.3K 169 14
                                    

Harry telah melakukan pelajaran pertamanya setelah liburan Natal bersama Dumbledore pada Minggu Malam. Ia bercerita kepada Hermione dan Ron—di waktu dan tempat yang berbeda, tentu saja—bahwa telah kembali diajak 'berjalan-jalan' ke dalam kenangan orang lain melalui Pensieve. Kali ini dua kenangan sekaligus.

Kenangan pertama, memperlihatkan kenangan Morfin Gaunt tentang Tom Riddle yang mengunjungi gubuk kecil keluarga Gaunt setelah mengetahui asal-usul keluarganya. Ketika sampai di gubuk tak terawat itu, Tom hanya bertemu dengan Morfin yang kebetulan saat itu sedang duduk di kursi berlengan yang mulai melesak seorang diri. Morfin—yang menduga Tom adalah Tom Riddle Senior yang telah menikahi dan berakhir meninggalkan adiknya—secara naluriah langsung mengangkat tongkat sihir dan pisaunya dengan mengancam sembari menyerbu pemuda tampan yang baru ditemuinya.

Tom yang menunjukkan kelebihannya berbicara dalam Parseltongue, sukses membuat Morfin tertegun dan tak menyangka. Morfin mengamati Tom dengan cermat hingga akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah Tom Riddle Senior. Morfin tanpa sadar mengomel tentang siapa Tom Riddle Senior beserta tempat tinggalnya yang berada tak jauh dari kediamannya. Tom—yang menyadari bahwa maksud Morfin jika Tom Riddle Senior adalah ayah biologisnya—langsung mendapat ide licik.

Morfin kembali marah-marah dan mengayun-ayunkan tongkat sihir beserta pisaunya dengan berbahaya. Setelah itu gelap dan Harry serta Dumbledore langsung keluar dari Pensieve. Berdasarkan keterangan Dumbledore, itu terjadi akibat Morfin tidak bisa mengingat kembali kenangannya. Berdasarkan cerita Dumbledore pula, ketika Morfin terbangun keesokan harinya, ia sudah dalam keadaan terbaring di lantai dan cincin Marvolo sudah lenyap dari jari tengahnya. Sementara itu, tiga mayat ditemukan di rumah besar Muggle pada hari itu juga. Mereka adalah Tom Riddle Senior beserta kedua orang tuanya yang telah dibunuh oleh Tom menggunakan tongkat sihir milik Morfin, menyebabkan Morfin diadili oleh Kementerian Sihir dan mendekam di Azkaban hingga akhir hayatnya.

Kemudian Harry dan Dumbledore beralih ke kenangan kedua yang membawa mereka ke dalam Kantor Slughorn. Ada enam anak laki-laki mengelilingi Slughorn, salah satunya adalah Tom. Namun anehnya, dalam kenangan tersebut sering muncul kabut putih yang mengaburkan dan memotong-motong kenangan tersebut secara tidak jelas. Hingga pada akhirnya kenangan kembali tenang pada momen Tom menanyai Slughorn mengenai Horcrux. Tiba-tiba suara Slughorn menggelegar menyangkal bahwa ia tahu dan berkata tidak akan mengatakan satu kata pun kepada Tom meskipun ia tahu.

Kebingungan Harry terjawab. Dumbledore menjelaskan bahwa kenangan tersebut telah dimodifikasi oleh Slughorn sendiri. Dumbledore menduga alasan Slughorn melakukan hal tersebut karena malu dengan apa yang telah terjadi sebenarnya. Dumbledore pun menduga bahwa Slughorn telah keceplosan memberitahu Tom informasi penting mengenai hal yang disebut Horcrux. Maka dari itu, Dumbledore akhirnya memberikan tugas kepada Harry untuk mendapatkan kenangan asli Slughorn bagaimana pun caranya. Jika Harry belum berhasil mendapatkan kenangan tersebut, maka tidak akan ada pelajaran bersama Dumbledore lagi selama itu.

Hal tersebut membuat Harry sangat frustrasi dan uring-uringan. Ia bahkan semakin lengket dengan buku Pangeran Berdarah-Campuran seolah bisa menemukan jawaban di dalamnya. Hermione menjadi tak kalah menyebalkan, selalu senewen dan memandang jijik buku tersebut seolah benda itu telah berbuat tidak sopan. Ia mendesak Harry untuk segera menemui Slughorn dan mengatakan maksud dirinya dengan jujur. Hermione yakin bahwa Slughorn mudah luluh dengan Harry, mengingat ia adalah murid kebanggaannya di kelas Ramuan.

Namun, Harry sangsi. Meskipun ia adalah murid kesayangan Slughorn, lalu bagaimana dengan Dumbledore yang pada dasarnya mereka adalah teman dekat sejak lama karena sama-sama mengajar di Hogwarts. Dumbledore bahkan belum berhasil mendapatkan kenangan asli tersebut, lalu bagaimana dengannya? Akankah semudah apa yang dibayangkan Hermione?

Draco Malfoy: The Boy Who Has No ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang