Seperti hari kemarin, dan kemarinnya lagi, Sasuke kembali berdiam di depan toko yang sama di waktu yang sama dengan harapan yang sama. Melihat gadis mungil dengan iris jernih itu.
Dan seperti kemarin juga, laki-laki itu merasa tak akan menemukan apa yang dicarinya. Sudah hampir tiga jam dia berdiri disana, mengabaikan rasa kantuk luar biasa yang selalu menyerang siangnya, sampai suara ponsel yang berdering nyaring membuat sang pemilik mengumpat pelan.
"Aa..."
"Sasuke... Jangan lupa malam ini kau akan tampil di klub malam milik temanku." Suara Sai, sahabat yang merangkap manajernya terdengar kalem.
"Aku tau."
"Baiklah.. Kujemput jam enam. Kita harus bersiap untuk memastikan semuanya sempurna. Kau harus menguji dan mencoba alatnya bukan?"
"Aa..."
"Dasar pelit.. Jangankan mentraktir kami. Bersuara saja kau pelit..." Protes Naruto, sahabatnya yang lain, di belakang Sai yang diabaikan Sasuke. Laki-laki itu langsung mematikan teleponnya dan kembali menatap pintu toko musik akustik disebelahnya, lama.
Tanpa sadar Sasuke mulai berdoa, mengirimkan harapannya pada langit untuk mempertemukannya kembali pada gadis itu. Gadis yang mampu membuat hatinya limbung dalam hitungan detik.
Laki-laki itu tertawa tak lama setelahnya begitu menyadari doa pendosa seperti dirinya hanya akan berakhir sia-sia.
Lagi, Sasuke merutuki kebodohannya kala itu karena hanya diam mengagumi sang gadis. Entah kemana keahliannya mendekati wanita yang sudah sangat teruji itu sampai dia tak bisa melakukan apapun untuk sekedar menanyakan nama sang gadis. Jika Naruto sampai tau hal ini, ia pasti akan menjadi bulan-bulanan sahabatnya itu bersama Sai yang bermulut pedas.
Sasuke menghela nafas sambil melirik arlojinya. Jam tiga. Lebih baik dia segera pulang dan memejamkan mata sebentar agar tidak mengacaukan malam ini.
Dengan gontai, dilangkahkan kaki panjang miliknya menjauh dari sana tanpa menoleh lagi.
***
"Sepertinya malam ini akan penuh" kata Karin setengah melamun.
"Kenapa?" Tanya Sakura masih fokus mengelap gelas-gelas di meja bartender.
"Sui mengundang DJ yang sedang sangat di gemari. Sui bilang dia sangat tampan... Kalau saja aku bertemu dengannya sebelum mengenal Sui, mungkin dia yang akan menjadi pacarku." Celoteh Karin membuat Sakura mendengus geli.
"Memangnya dia mau dengan mu?" Ledek sakura.
"Tau namanya saja tidak." Kekeh Karin. Gadis itu mengambil alih pekerjaan Sakura.
"Kau tidak tau?" Tanya Sakura heran. Biasanya Karin mengenal semua DJ yang akan tampil di klub ini.
"Tidak... Sui tak menyebutkan namanya padaku."
"Bisa-bisanya kau bilang ingin menjadi kekasihnya seandainya tak bertemu Sui-nii duluan."
Sakura melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah jam setengah tujuh lewat. Gadis itu mengambil tas gitarnya dan berdiri.
"Kau sudah mau pulang?" Tanya Karin kaget yang hanya di balas anggukan Sakura. "Tapi permainan DJ nya belum di mulai... Mereka bahkan belum datang."
"Aku tidak suka.. Berisik." Kata Sakura berbalik saat sosok kekasih kakaknya muncul.
"Karin... Mereka sudah datang." Kata Sui menunjuk tiga orang dibelakangnya.
Karin menatap mereka tak berkedip beberapa detik, lalu. "Sasukeee!!!" Jerit Karin nyaring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mars and Venus ✔
FanfictionBagaimana saat dua kepribadian yang bertolak belakang bertemu? Bisakah mereka bersatu dengan perbedaan mencolok di antara mereka? © Masashi Kishimoto