II

2.3K 315 5
                                    

Pukul enam pagi, Sakura terbangun bukan karena alarmnya berbunyi tapi mendengar tangisan heboh Karin.

Langsung saja Sakura melompat dari tempat tidurnya dan menerobos masuk ke kamar Karin sebelum kakaknya itu membangunkan seluruh penghuni apartemen. Sakura tak mau lagi mendengar komplain para tetangga.

"Ada apa, Karin? Kenapa kau menangis?" Tanya Sakura cemas.

"Sakuraaaa..." Rengek Karin menarik adik kesayangannya itu kedalam pelukan eratnya.

Sakura menghela nafas lelah. "Tenanglah Karin.. Aku ada disini. Ada apa?".

"Aku bermimpi..." Jawab Karin tersedu-sedu.

Sakura menepuk-nepuk pundak Karin, berusaha menenangkannya. "Apa yang kau mimpikan?"

"Sui memutuskan ku..." Karin mendongak, menatap Sakura dengan air mata yang menganak sungai. "Karena aku berselingkuh dengan Sasukeeee.." Karin nyaris kembali berteriak jika Sakura tidak membekapnya.

"Kau benar-benar berselingkuh?" Tanya Sakura masih tenang. Menghadapi Karin memang harus tenang jika tak ingin semuanya tambah runyam.

"Tentu saja tidaaak... Meskipun Sasuke berlutut memohon ingin menjadi kekasih gelapku, aku tak akan menduakan Sui." Jawab Karin berapi-api.

"Memangnya si Sasuke itu benar-benar memohon untuk menjadi kekasih gelapmu?"

Karin menatapnya malas lalu menyeka air matanya. "Kan hanya mimpi..."

"Lalu, kenapa kau harus menangis heboh seperti sekarang?"

"Karena aku bahagia sekali Sasuke bertekuk lutut padaku."

"Hah?" Sakura menatap Karin bingung. Dirinya benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran kakaknya itu.

Karin mendengus lalu mengusap kepala Sakura. "Sudahlah..."

Sakura menghembuskan nafas lega. Setidaknya satu kehebohan bisa dihindarinya. "Ngomong-ngomong, siapa Sasuke ini?"

Bukannya menjawab, Karin malah menjitak adiknya sampai mengaduh.

"Apa?" Protes Sakura tak terima.

"Dasar pelupa... Padahal baru malam tadi aku mengenalkannya padamu." Omel Karin.

"Ah.. Laki-laki yang kau cekik malam tadi?"

Karin memutar mata sebal. "Aku memeluknya dengan kasih sayang."

"Terserahlah..."

"Bagaimana mungkin kau bisa melupakan laki-laki tampan sepertinya?"

"Kau tau sendiri kalau aku susah mengingat nama dan wajah seseorang yang baru ku kenal. Jadi jangan berharap lebih padaku."

"Meskipun orang itu sangat tampan?"

"Meskipun wajahnya bak dewa yunani sekalipun." Jawab Sakura mantap.

"Dasar pelupa." Cibir Karin. "Kau tau Sakura... Ku rasa kau terlalu banyak menghapal not lagu sampai melupakan sekitarmu."

Mata Sakura membulat menatap Karin. "Terimakasih, Karin.. Kau membuatku teringat tentang ujian pagi ini."

Buru-buru Sakura masuk ke kamar mandi, dia harus bersiap untuk ujian jam sembilan. Masih ada tiga jam lagi untuk melatih materi ujiannya.

***

Sasuke baru saja memejamkan matanya pukul setengah lima pagi ini. Kepalanya mulai berdenyut begitu sampai keapartemennya. Dia benar-benar butuh tidur.

Tapi, tampaknya tidak ada jatah tidur untuk pagi ini saat ponselnya berbunyi berkali-kali.

Sasuke masih berusaha mengabaikan dering ponsel yang memekakkan itu sampai akhirnya dia menyerah. Sasuke bangkit saat benda itu kembali berbunyi untuk yang ke sembilan kali. Sasuke berniat untuk mematikan saja ponselnya sampai dia melihat nama Orochimaru tertera di layar ponselnya.

Mars and Venus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang