Sasuke menatap ponselnya lama, mengacuhkan ocehan Naruto dan omelan Sai didepan sana. Berkali-kali Sasuke nyaris akan menghubungi Sakura tapi dibatalkannya. Masih takut akan penolakan dari gadis itu. Berkali-kali juga ia mengetik sesuatu lalu menghapusnya karena merasa mengirimi Sakura pesan hanya akan berakhir sia-sia saat ini.
"Sungguh, teme... Apa yang sebenarnya kau lakukan dari tadi dengan ponselmu itu!" Jerit Naruto tak tahan lagi.
"Kau sedang mendownload film porno?" Tuduh Sai kesal.
"Ah.. Aku tau... Pasti ini berhubungan dengan Sakura-chan." Tebak Naruto.
Sasuke mendongak menatap Naruto lalu mendengus karena merasa masuk kedalam jebakan laki-laki pirang itu.
Sai menatap Sasuke dan Naruto bergantian. "Sakura? Gadis pink itu?"
Naruto mengangguk lalu tampak berpikir serius. "Kurasa kalian memang sangat cocok." Kata Naruto tiba-tiba.
Sasuke mengangkat sebelah alisnya. Terlalu malas untuk bersuara.
"Kau seperti musim dingin yang membekukan. Dan dia bagai musim semi yang sejuk, hangat. Dapat membuatmu sedikit mencair tapi tak langsung menghabisimu."
"Kalau sasuke seperti musim dingin dan gadis itu bagai musim semi. Lalu kau?" Tanya Sai pada Naruto.
"Aku? Aku musim panas. Yang ceria dan hangat."
"Kalau begitu menjauh dari ku. Kau bisa membuat ku meleleh dalam sekejap." Balas Sasuke kejam.
"Kau... Keterlaluan sekali." Rajuk Naruto.
"Hmm.. Kalau begitu aku musim gugur. Cukup dingin. Cocok dengan musim semi dan dingin." Gumam Sai.
"Hn.. Hanya si dobe itu yang tak cocok dengan kita. Usir dia menjauh." Lanjut Sasuke lagi tak mempedulikan gerutuan Naruto lagi.
Sasuke masih asik terpekur menatap ponselnya saat tiba-tiba dering notifikasi pesan masuk kedalam sana. Bukan dari Sakura, hampir saja dia mengabaikan pesan itu jika saja jarinya tak sengaja membuka pesan itu dan membaca sekilas isinya.
"Sial.." Desisnya, berdiri dan mengambil kunci mobil Sai dan langsung pergi dari sana.
"Hoi.. Sasuke.. Mau kemana kau?" Protes Sai saat menyadari sahabatnya itu mencuri mobilnya.
Naruto dan Sai bertatapan bingung sampai Naruto mengecek ponselnya. "Aku tau kemana dia. Ayo, Sai..." Kata Naruto menyeret Sai ikut bersamanya.
***
Selama ini hidup Sakura selalu jauh dari masalah. Gadis itu selalu hidup dalam zona nyaman yang dia ciptakan. Tak pernah terlibat konflik pelik dan jauh dari perhatian orang disekelilingnya kecuali saat dia menjelma menjadi musisi jalanan dan memainkan gitarnya.
Sakura tak pernah ingin menjadi pusat perhatian jika tidak sedang bekerja. Melihat bagaimana kehidupan Karin membuatnya memutuskan untuk menjauh dari huru-hara.
Gadis itu tak pernah menyangka, kedatangan Sasuke tempo hari ke kelasnya akan membuatnya keluar dari zona nyaman ciptaannya.
Sakura sedang menjelajahi taman Dekanat Fakultas Musik saat lima orang mahasiswi mencegatnya. Sakura tau mereka bukan berasal dari fakultas mereka. Mahasiswi fakultas musik tak begitu banyak, Sakura nyaris mengenal semua wajah mereka walau tak ingat nama mereka.
"Permisi..." Kata Sakura mencoba sesopan mungkin.
"Ck... Jadi, gadis seperti ini yang berani-beraninya mendekati Sasuke-kun?"
Sakura mendongak, menatap mereka kesal. Sebisa mungkin dia menekan rasa kesalnya dan memberikan senyuman manisnya. "Maaf?"
"Ah, aku pernah melihatmu... Kau pengamen yang sering ada ditaman-taman itu kan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars and Venus ✔
Fiksi PenggemarBagaimana saat dua kepribadian yang bertolak belakang bertemu? Bisakah mereka bersatu dengan perbedaan mencolok di antara mereka? © Masashi Kishimoto