GunSsing - Pengagum Rahasia

316 32 0
                                    

Cerita ini hanya karangan aku dan lagi ada sedikit harsh word. Selamat membaca semuanya! Aku tunggu feedback nya yaa;)

***

"Gunsmile! Gunsmile! Itu cowok incaran lo bukan?" Toptap dengan heboh menghujani paha Gunsmile dengan tabokan menunjuk seorang laki-laki mengenakan hoodie hitam dengan celana jeans yang membawa tas gitar. Gunsmile mengikuti arah telunjuk Toptap. Disana Ssing Harit mahasiswa Fakultas Seni Komunikasi alias gebetannya sedang berdiri dibawah plang penunjuk jalan Universitas mereka.

Senyum lebar Gunsmile terbit tatkala sinar matahari menyinari Harit membuatnya seolah malaikat yang baru turun dari surga. "Dunia aja tau anjir sosok malaikatnya ada di bumi." Tidak cukup senyum lebarnya Gunsmile mengatakan itu dengan pandangan memuja serta nada suara menggoda. Mike serta Toptap disampingnya tiba-tiba merasa mual.

"EW!" Maki keduanya karena kebucinan Gunsmile yang sudah diatas rata-rata. Gunsmile memetik gitarnya membentuk alunan nada indah nan romantis.

"Kalau suka mah deketin, Guns. Mau sampai kapan lo cuma diem-diem begini? Dia nggak akan tau lo ada di bumi atau nggak." Mike berucap dengan prihatin karena sahabatnya hanya menjadi pengagum rahasia sejak 1 tahun lalu. Toptap mengangguk menyetujui apa yang dibilang Mike. Gunsmile terdiam di tempatnya.

"Gue males deketinnya soalnya udah punya pawang noh." Gunsmile menunjuk tempat Harit dengan dagunya. Matanya memicing merasa cemburu melihat Harit yang tertawa lepas dengan seseorang.

"Hujan kali ah." Sahut Mike dengan kesal. Gunsmile tertawa mendengar itu.

"Lah itu kan Janhae. Primadonanya anak Filsafat. Dia tuh sama gangnya Namtan dan Jane anak orang kaya semua. Pinter lagi." Toptap memberikan informasi yang sesungguhnya tidak diperlukan.

"Kaya doang gue juga kaya. Gue juga ganteng.  Masalahnya gue nggak pinter, anjir. Mana berani gue deketin. Paling banter gue disangka tukang ojek." Gunsmile merasa sadar diri melihat Harit yang serba bisa.

"Harit tuh sempurna, anjir. Udah ganteng, manis, bisa main musik terus pinter lagi. Ck, bikin repot hati gue aja." Gunsmile lagi-lagi menghidupkan kebucinannya. Diangguki Toptap dan Mike karena Harit memang begitu sempurna.

"Nggak kaya lo, Guns. Coba kasih tau gue mata kuliah Bu Alice ngulang berapa kali?" Toptap menatap Gunsmile yang sekarang ingin menerkam Toptap.

"NGGAK USAH DIUNGKIT." Dan selanjutnya Gunsmile menabok kencang Toptap yang dibalas ringisan. Mike hanya tertawa.

"Abis ini ada kelas Pak Pom. Ayo balik ke kelas." Mike bangkit dan menarik Toptap agar mengikutinya. Dibelakang Gunsmile mencibir mengatakan Mike dan Toptap bau bucin.

"Kalian duluan gue mau ke toilet dulu." Ujar Gunsmile membawa gitarnya menuju toilet.

***

"NGGAK USAH DIUNGKIT." Teriakan itu dapat ditangkap oleh telinga Harit dan Janhae yang sedang bercengkrama. Keduanya menoleh kearah sumber suara yaitu 3 orang mahasiswa Jurusan Hukum yang salah satunya sangat dikenal Harit.

"Itu Kak Gunsmile kan?" Janhae bertanya dengan senyum menggoda membuat Harit salah tingkah sendiri. Anggukan Harit berikan sebagai jawaban membuat Janhae tertawa kecil.

"Eh, ini Jan formulir gue buat masuk Band. Gue duluan ya, mau ada kelas." Harit buru-buru memberikan formulir yang sedari tadi ia pegang untuk masuk Band Universitas mereka. "Duluan ya!" Pamit Harit yang langsung berlari tanpa menunggu jawaban Janhae.

Harit berjalan dengan santai menuju kelasnya. Siang hari ini sangat panas membuat Harit memilih membeli Coca Cola terlebih dahulu. Sedang asik-asiknya menikmati minumannya seseorang dari arah toilet menabrak Harit menyebabkan Coca Colanya jatuh secara cuma-cuma. "Yah!" Harit berujar sedih sambil menatap nanar minumannya yang jatuh tergeletak.

"Astaga! Maaf gue nggak sengaja." Orang itu meminta maaf yang juga menatap minuman tak bersalah itu. "Harit?" Seseorang itu akhirnya memanggil.

Harit mengangkat kepalanya dan ikut terkejut. "Kak Gunsmile?" Lalu keduanya tersenyum canggung. Terjadi perang bathin antar keduanya.

"Ehm." Keduanya berujar berbarengan. Membuat Harit menggaruk tengkuknya. Gunsmile hanya terdiam menatap Harit.

"Gue..." Lagi-lagi keduanya berujar berbarengan. "Lo duluan deh Kak." Akhirnya Harit membuka suara. Membiarkan Gusmile berbicara lebih dulu. Gunsmile hanya mengangguk. Wajahnya masih datar tapi jantungnya sangat berisik.

"Gue minta maaf banget ya? Sumpah gue nggak sengaja. Gue ganti deh ya?" Gunsmile menatap Harit dengan wajah bersalah. Harit tersenyum kecil.

"Eh, nggak usah diganti soalnya dikantin udah habis juga hehe. Gue juga minta maaf ya tadi meleng jadi nabrak." Mendengar itu membuat Gunsmile semakin merasa bersalah.

Gunsmile merogoh kantung celananya dan memberikan Harit ponselnya. Harit menatap dengan bingung. Gunsmile tertawa melihat wajah bingung Harit. "Siniin nomor lo. Gue ada kelas kita bahas nanti lagi ya?" Akhirnya lo nemu moment juga, Gunsmile! Teriaknya dalam hati.

Akhirnya gue nggak jadi pengagum rahasia lagi. Pekikan yang sama terjadi didalam hati menyebarkan rona merah di wajah Harit. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan Harit dengan cepat mengetik nomornya. "Ini, Kak." Harit mengembalikan ponselnya. Gunsmile mengecek kemudian terkekeh.

"Kenapa harus ada emoji anak ayam?" Gunsmile menaikan satu alisnya melihat Harit menamai kontaknya dengan begitu gemas. Mau cubit!! Raung Gunsmile dalam hati.

"Biar gemes aja sih, hahaha. Eh tapi kalau aneh hapus aja, Kak Gunsmile." Harit lagi-lagi tersenyum canggung. Merutuki dirinya yang begitu agresif.

Gunsmile menggeleng. "Oke, nanti gue kabarin. Duluan ya." Gunsmile mengangkat tangannya mengajak high five yang diterima senang hati oleh Harit. Menahan sebentar tangan Harit dalam genggamannya, Gunsmile tersenyum lebar dan berlalu.

Keduanya pergi dengan puas yang singgah dihati masing-masing. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tapi yang Gunsmile dan Harit tahu, Semesta bekerja tanpa bisa di nalar.

ONESHOOT GMMBOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang