ArmAlice/KePat - Happy Ending

245 19 9
                                    

Hai! Jadi gue ceritanya lagi mabok Chuang 2021 sama KePat tepatnya. Terus gue tau juga biasanya Pat ini jadi anaknya p'arm dan jadilah cerita random ini😂 Masih masuk lah ya sebagai kapal GMM
Jadi kisah ini akan panjang 3000 kata.
TW// Broken home, pertengkaran orang tua, hubungan dengan umur jauuh..

Enjoy!😻

***

Malam hari sepatutnya menjadi hal yang menyenangkan sebab bisa beristirahat namun rupanya hal ini tidak berlaku bagi kedua saudara disebuah rumah. Suara perdebatan panas terdengar nyaring diseluruh penjuru rumah mewah yang di dominasi cat warna putih. Rumah tingkat 3 kediaman keluarga Chansook diisi oleh percekcokan antara Arm dan Alice. Pasangan suami istri dengan usia pernikahan yang sudah banyak namun masih saja bertengkar. Perdebatan sengit dengan teriakan Papa dan Mamanya membuat Patrick tersentak dari mimpinya dan berlari menuju kamar sang Kakak.

Patrick menelisik kepenjuru kamar gadis itu saat tidak menemukan Jane diatas kasur. Matanya menangkap sebuah kumpulan rambut dibawah meja belajar. Patrick mendekat dengan pelan dan hati-hati. Hatinya lagi-lagi mencelos melihat keadaan Jane. Kakaknya sedang duduk dengan memeluk kedua lutut dan kepala yang diletakan diatas lututnya. Patrick tahu Jane sedang menangis.

"Hey, Kak Jane." Bisik Patrick ditelinga Jane dengan usapan sayang dirambut panjangnya berusaha tidak mengejutkan sang Kakak. Jane mengangkat kepalanya. Isakan tangis Jane kembali terdengar saat gadis itu melihat Adiknya menatap dengan raut wajah khawatir. Matanya memerah dengan kelopak mata yang bengkak membuat Patrick merasa miris.

"Anak usia 25 tahun juga takut kalau jam 1 malam malah dengerin pertengkaran orang tuanya." Patrick berujar lirih dalam hatinya. Matanya sempat melirik kearah jam dinding dikamar Jane. Selalu saja seperti ini. Bertengkar tak tahu waktu.

"Patrick hiks Kakak takut." Suara lirih Jane terdengar bersahutan dengan teriakan orang tuanya. Patrick tersenyum lembut kemudian meremat bahu Jane lalu membawa Jane keluar dari persembunyiannya. Jane hanya menurut dengan sang Adik. Memang siapa lagi yang bisa ia turuti selain sang Adik?

Kedua anak remaja itu duduk ditepi kasur dengan Patrick yang memeluk erat Jane. Mengusap bahunya naik turun dengan lembut berusaha menangkannya. Saat dirasa sudah tenang Patrick mengurai pelukannya dan menangkup pipi Kakaknya. "Kak Jane, jangan takut ya. Aku ada disini dan akan selalu jagain Kak Jane. Jangan nangis lagi Kak, aku ikut sedih liat Kak Jane nangis. Sekarang Kakak cuci muka terus ikut aku keluar ya?" Mendengar itu Jane mengangguk cepat. Tapi sebelum Jane bangkit dari duduknya tangan mungilnya ditarik oleh Patrick.

"Kenapa, Pat?" Tanya Jane penasaran. Dapat Jane lihat Patrick mengambil headset dari kantung celana beserta mp3nya lalu memasang dikedua telinga Jane.

"Kak Jane, pakai ini terus ya sambil bersih-bersih. Aku kekamar sebentar ada barang yang ketinggalan. Jangan pernah lepas ini ya, Kak?" Patrick mengusap lembut surai sang Kakak. Jane mengangguk kemudian suara sahutan kedua orang tuanya menghilang digantikan instrumen lagu kesukaan Jane. Jane tersenyum dan berlari masuk kedalam kamar mandi. Membersihkan dirinya. Patrick tersenyum melihat punggung Jane yang menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Patrick melangkah keluar menuju arena tengkar Arm dan Alice. Patrick menyaksikan Alice yang duduk di sofa memijat keningnya mendengarkan Arm berteriak kencang didepannya. Patrick mendecih kesal pertengkaran keduanya hanyalah seputar sang Mama yang tidak ingin resign dari kantor dan sang Papa yang mengira Alice tidak cekatan menjadi seorang istri karena pekerjaannya.

Patrick menghela napas berat. "Halo?" Suara serak itu menyalip diantara teriakan Arm membuat Arm berhenti dan Alice menatap putranya.

"Pat, kenapa sayang?" Alice bangkit dan mendekati Patrick yang berada di ujung anak tangga. Raut wajah sang Mama terlihat lelah. Patrick kasihan namun ego Mamanya jugalah yang menyebabkan semua ini.

ONESHOOT GMMBOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang