-29-

114 25 7
                                    

Pria blonde itu segera menoleh ke arah pintu mobil dan hendak membuka kunci pintunya, tas gitarnya langsung didekapnya. Tiba-tiba ia tercekat ketika merasakan pelukan hangat melilingi lehernya. Ia terbelalak dan sedikit terjengkal ke belakang karena Younghyun setengah menariknya, entah bagaimana caranya pria itu cepat sekali melangkah ke kursi belakang dan memeluknya.

Bahunya menegang ketika ia dapat merasakan hembusan napas pacarnya itu di punggungnya, rambut panjang Younghyun terasa sedikit geli di leher. "Younghyun?"

"Panggil aku Brian." potong Younghyun cepat, ia terdengar tidak suka mendengar nama Koreanya dipakai Jaehyung, rasanya asing. Ia mengeratkan pelukannya dengan pria blonde itu, "Please." pintanya dengan suara bergetar.

"Brian, kita harus segera ke kampus." ucap Jaehyung sambil menepuk-tepuk lengan Younghyun yang tidak bergeming di pundaknya. "Jae, sorry."

Jaehyung menghela napas, akhirnya menyerah dan membiarkan Younghyun mendekapnya. "For what?" tanyanya dengan tatapan malas. Ia menggigit bibir bawahnya dengan gugup, Jaehyung sangat tidak suka membicarakan hal-hal yang membuatnya merasa canggung, tapi ia tahu harus segera menghadapi masalah mereka secara dewasa. Younghyun tidak membalas, wajahnya terlihat ragu untuk mengatakan apapun.

"Look, Bri, aku tahu ini penting tapi ada audisi band yang jauh lebih mendesak. Lihatlah Dowoon dan Wonpil, kamu tega melihat mereka kecewa karena kita datang telat buat audisi?" tanyanya sambil menunjuk ke mobil di sebelah mereka, tepatnya ke arah Dowoon dan Wonpil yang curi-curi pandang ke arah mereka. Younghyun mengerutkan dahi dan melonggarkan dekapannya, "You're right." ucapnya, lalu ia kembali meloncat ke kursi pengemudi dan memasang sabuk pengaman, tak lupa meletakkan gitarnya di samping bass Younghyun di kursi tengah.

"Tapi kita bisa bicarakan sambil jalan, bukan?" tanya Younghyun memastikan dengan memasang puppy eyes-nya, Jaehyung hanya bisa mengangguk pelan dan memutuskan untuk menurut agar tidak membuang waktu. Ia mengirimkan pesan kepada Wonpil bahwa ia akan ikut mobil Younghyun, lalu Jaehyung meloncat ke kursi depan dan memasang sabuk pengaman.

"Bri—"

"Jae—"

Kedua pria itu terdiam dan refleks menatap satu sama lain.

"You first." ucap keduanya lagi berbarengan.

"Oke oke, kamu duluan aja." Younghyun berdeham pelan dan menatap jalanan, sebenarnya kalau mereka sedang berhenti ia sangat ingin menatap kedua mata Jaehyung, sudah terlalu rindu walaupun hanya dua hari tidak melihat wajah pacarnya itu dari dekat. Bucin sekali memang Younghyun ini.

"Oke, pertama-tama aku tahu aku bertingkah layaknya seorang pengecut, tiba-tiba marah atas tuduhan tidak jelas. Aku tahu aku salah Jae, bahkan aku langsung marah dan tidak ingin mendengarkan penjelasanmu dulu." Younghyun menarik napas panjang sambil menelan ludah, "I'm such a jerk. Bisa-bisanya aku marah, padahal kamu yang berhak marah karena—" Pria itu tercekat dan menautkan kedua alisnya, "—I'm sorry."

Jaehyung menghela napas, "Aku paham."

Younghyun menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya hanya minta maaf saja tidak cukup Jae, aku ingin menebus kesalahanku." Ia menoleh sekilas, "Kalau kamu membolehkanku."

Pria blonde itu menarik napas panjang, "Sebelum itu aku ingin kamu mendengarkanku dulu, sekarang saatnya aku menceritakan pembelaanku."

-Flashback on-

Tepat ketika Jaehyung terjatuh di atas Sungjin, dengan wajah yang kelewat dekat, refleks Sungjin langsung menahan bahu pria blonde itu—sehingga mencegah insiden yang mereka takutkan. Jaehyung langsung beranjak berdiri dan berdeham pelan, dengan wajah memerah tentunya.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang