-23-

118 25 12
                                    

Pandangan Sungjin melekat pada tubuh ayahnya yang dipasang berbagai alat penopang hidup, sosok dokter dan perawat yang lalu lalang seakan buram di matanya. Telinganya seakan tuli, hanya ada keheningan, otaknya benar-benar berhenti berpikir dan berproses. Younghyun berpaling menatap temannya yang hanya termenung dengan tatapan kosong, "Sungjin-hyung? Sungjin! Park Sungjin!" serunya sambil menggoyangkan tubuh pria itu, mau bagaimanapun yang memiliki hak untuk tanda tangan pernyataan itu adalah Sungjin.

"Sungjin-hyung!" seru Dowoon yang juga turut mencoba menyadarkan temannya itu. Jaehyung menatap pria itu dengan khawatir, "Sungjin-ah!" serunya setengah berteriak. Entah karena ada ikatan soulmate atau bagaimana, Sungjin langsung tersadar dan akhirnya menatap kertas di tangan perawat itu. Ia langsung menandatanganinya dengan cepat dan menatap mata perawat itu, "Berikan penanganan terbaik." ucapnya dengan serius.

Perawat itu hanya mengangguk dan segera berlari masuk, memang sudah ada kode etik tersendiri untuk tenaga medis tidak memberikan janji-janji manis kepada keluarga pasien. Sungjin terduduk lemas di lantai sambil bersandar pada dinding, Dowoon dan Jaehyung segera mendekati, berusaha menghibur dan menguatkan temannya itu. Younghyun menarik napas panjang, sedikit merasa kesal dengan Sungjin yang sejak awal hanya merespon ucapan Jaehyung. Pria bersurai ungu itu menggelengkan kepalanya pelan, 'Tidak, ini bukan saatnya mempermasalahkan hal sepele, seharusnya aku menghibur Sungjin-hyung.' batinnya sambil menatap wajah sahabatnya yang terlihat pucat.

"Hyung, kita duduk di situ saja." ajaknya sambil menunjuk ke arah kursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Sungjin menggeleng, "Aku tidak ingin melewatkan saat-saat ini." gumamnya pelan dengan pandangan yang tak beralih dari ayahnya. Jaehyung menghela napas, ia berjalan mendekati kursi-kursi itu dan mengangkatnya, lalu meletakkannya di samping Sungjin.

"Duduklah, nanti kakimu keram." ucapnya dengan lembut. Younghyun mengikuti pacarnya itu dan membawa 2 kursi lagi untuknya dan Dowoon. Sungjin hanya menatap sekilas dan menurut untuk duduk, ia memposisikan kursi tepat di depan ayahnya—yang saat ini sedang berjuang melawan maut.

"Jae, kamu ada kelas pagi kan besok, sebaiknya kamu pulang deh." ucap Younghyun dengan lembut. Pria blonde itu terdiam sebentar, "It's fine, aku hanya perlu titip absen dan minta catatan dari Jimin." ucapnya sambil mengibaskan tangan. Tatapannya beralih ke pria bersurai hitam di sampingnya, "Sungjin-ah, apa perlu kami membuatkanmu surat izin?" Sungjin yang sedari tadi mengatupkan kedua tangannya dengan erat langsung tersentak, sedari tadi pikirannya hanya terfokus kepada ayahnya, ia tidak ingat lagi dengan jadwal kuliahnya besok.

"Besok aku akan membuatkan hyung surat izin, sekaligus aku juga izin, tapi—" Ia menatap Dowoon dan Jaehyung bergantian, "—kalau begitu aku harus ke sekolah, apa salah satu dari kalian ada yang besok tidak masuk kelas?" tanyanya, dengan maksud orang tersebut diminta menemani Sungjin sebentar. "Dowoon—"

"Aku saja yang menemani Sungjin." potong Jaehyung dengan cepat, padahal baru saja Younghyun hendak meminta Dowoon. "Aku lebih familiar dengan rumah sakit dibandingkan Dowoon." ucapnya dengan sedikit nada bangga. Dowoon mendengus, 'Jae-hyung sering masuk rumah sakit kan karena alerginya, kok malah bangga sih?' batinnya, namun ditahannya karena situasinya sedang tidak pas untuk bercanda.

"A-ah, maaf hyung, kelasku cukup padat besok." ucap Dowoon cepat ketika melihat raut wajah Younghyun yang agak keberatan dengan permintaan Jaehyung. Pria bersurai ungu itu menghela napas, mau tidak mau setuju dengan Jaehyung yang menemani Sungjin, toh ia juga harus pulang untuk membuat surat izin dan mengambil baju-baju Sungjin.

"Kalian pulang saja dulu." ucap Sungjin memecah keheningan. Jarum jam pendek sudah mengarah ke angka lima, sebentar lagi Dowoon ada kelas dan Younghyun juga harus segera membuat surat izin. Younghyun menggigit bibir bawahnya, "Tapi—"

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang