-31-

101 24 4
                                    

"Rude!" seru Jaehyung sambil membuang muka dan menyesap gelas plastik di tangannya. Younghyun hanya terkekeh melihat reaksi dari pria itu, lalu kembali menatap lampu-lampu dari motor yang lalu lalang. Saat ini mereka sedang berada di atas jembatan penyeberangan jalan, ia sedang butuh udara segar dan hendak mengosongkan kepala sejenak.

Ia melirik Jaehyung sekilas, dapat dilihatnya Jaehyung mengeratkan jaket tebalnya dan menggosok-gosokkan tangannya yang terasa beku. "Yuk pulang, wajahmu seperti mau membiru gitu." ucapnya sambil terkekeh geli. Jaehyung memutar mata, "Padahal kamu sendiri yang ngajak aku ke sini, dah puas melamunnya?" sindirnya balik sambil berjalan menuruni tangga. Younghyun tersenyum kecil, "Sepertinya keputusanku salah, bukannya mengosongkan pikiran, pikiranku malah jadi penuh dengan hal lain."

Jaehyung berbalik sebentar dan menaikkan sebelah alisnya, "Hal lain seperti?" tanyanya sambil melanjutkan langkahnya. Younghyun menyusul pria itu dan meraih telapak tangan Jaehyung. Ia bergidik ketika merasakan dinginnya kulit mereka yang bersentuhan. "Malah mikirin kamu."

"Ish, sap!" seru Jaehyung dengan wajah memerah yang membuat Younghyun hanya tergelak sambil mengeratkan genggaman tangan mereka. Ia sedikit lega karena Jaehyung tidak terlihat risih atau menolak sentuhannya, sebenarnya ia juga sempat bertanya pada Wonpil dan pria itu bilang Jaehyung sangat suka menikmati jalanan malam pusat kota Seoul. Jadi alasannya pergi ke jembatan itu adalah untuk Jaehyung, ia hanya beralasan saja agar pria blonde itu mau menurut.

Mereka berdua melaju menembus malam, langsung menuju dorm Jaehyung karena Younghyun hendak bergegas untuk bertemu Sungjin dan minta maaf. Jaehyung melepas helm dan mengembalikannya kepada Younghyun, "Erm, good night." pamitnya sambil menggaruk lehernya dengan canggung. Pria bersurai ungu itu mengangguk pelan, "Good night, sleep tight Jaejae."

Pria berkacamata itu kembali mengangguk dan mulai beranjak meninggalkan motor Younghyun. Ini kali pertamanya mereka berpisah tanpa Younghyun melakukan apapun—biasanya minimal cium pipi atau—you know. Jaehyung melangkah dengan ragu-ragu, tangannya mencapai gagang pintu dorm, kemudian ia berbalik.

"Kamu—gak bakalan ngilang lagi kan?"

'Deg'

Younghyun terbelalak dan merasa jantungnya sempat berhenti sejenak, ia serasa tertohok dengan pertanyaan simple itu. Ia tersenyum hangat dan menatap pria itu dengan memasang ekspresi tak terbaca, "My heart is yours."

Jaehyung tersentak dan menggigit bibir bawahnya, "Sebaiknya kamu menepati janjimu, Bribri." balasnya sambil berbalik dan melangkah masuk. Ketika pria itu sudah berada di dalam dorm, Younghyun menghela napas dan menyalakan mesin motornya.

"Hatiku memang untukmu, sayangnya aku tidak berhak mengatur diriku sendiri dan memintamu menjadi milikku." gumamnya dengan wajah terpukul. Ia lalu melaju pergi ke dorm dengan kecepatan tinggi, untungnya jalanan sedang sepi sehingga ia tidak mengalami kecelakaan dramatis seperti di film-film. Dengan langkah besar dan hati-hati karena membawa gelas minum di tangannya, ia langsung menuju kamar dorm Sungjin.

'Tok tok'

Ia meraih handphone dan segera mencari nomor Sungjin dari recent calls, "Hyung, tolong bukain dong aku di depan." Tak lama panggilannya dimatikan dan pintu di hadapannya terbuka, menunjukkan wajah masam Sungjin dengan rambutnya yang masih basah. Younghyun tersenyum miring dan mengangkat gelas kopi di tangannya, "Aku bawa minum." Sungjin menghela napas, "Masuk." ucapnya sambil membukakan pintu dan mempersilakan sahabatnya itu masuk.

"Ngapain malem-malem?" tanya Sungjin sambil menyalakan kembali hairdryer dan lanjut mengeringkan rambutnya. Younghyun meletakkan gelas itu di atas meja, lalu menyamankan diri di sofa sebelah meja. "Mau nganter permintaan maafku nih, gara-gara tadi siang hyung gak ikut." ucapnya sambil mengamati meja belajar Sungjin yang terlihat bersih dari kertas-kertas.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang