-14-

192 39 3
                                    

Younghyun tergagap dan mengerjapkan matanya dengan cepat, "E-enggak hyung! Gak ada!" Ia hanya berharap pipinya tidak memerah dan berusaha memasang wajah meyakinkan. Jaehyung menyipitkan matanya sambil membuat wajah yang seakan mengatakan 'Masa sih?'

"A-aku lagi nunggu orang yang tepat aja sih hyung." lirih Younghyun sambil mengalihkan pandangannya ke lantai. Jaehyung menelan ludah, merasa canggung dengan situasi yang tiba-tiba berubah serius, padahal niatnya hanya bercanda.

"Kamu tahu Bri, it's okay, aku bukan tipe orang yang akan nge-judge mengenai komitmenmu dengan soulmate." ucap Jaehyung sambil menumpu gitarnya di lantai. Younghyun mendongak dan menatap pria itu dengan mata berbinar, ucapan pria blonde itu seakan memberi lampu hijau padanya.

"Jae-hyung juga erm—setuju dengan pendapat untuk berpasangan sesuai kehendak?" tanya pria bersurai ungu itu dengan hati-hati, ia tidak ingin pertanyaannya malah menyinggung. Jaehyung memutar otaknya dan menarik napas, "Entahlah ya, aku sendiri tidak tahu. Tapi aku sendiri pernah mencoba untuk menjalin hubungan dengan orang lain, bukankah itu termasuk penolakan terhadap prinsip 'sakral' dari soulmate?" lirihnya sambil tersenyum kecil.

"Menurutku sih tidak salah hyung." Jaehyung melirik Younghyun yang memainkan senar bass miliknya, "Bukankah tidak adil kita terpaksa menghabiskan hidup dengan orang yang dipilih oleh takdir, bukan yang kita pilih dengan kemauan sendiri?" tanyanya dengan senyum getir. Jaehyung menautkan alisnya, merasa ada cerita di balik ucapan pria itu hingga ia mengatakan hal seperti itu.

Younghyun menoleh menatap pria itu sambil tersenyum, "Pendapat Jae-hyung bagaimana?" Pria itu membenarkan kacamatanya sambil menatap dinding ruangan di depannya. "Tidak tahu, menurutku sih, love is love. Aku tidak bisa memaksa akan mencintai siapa, kapan, dan di mana. Ketika aku bertemu dengan spesifik yang aku merasa—oh, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan orang ini, menurutku aku tidak akan dapat berbuat apapun."

Pria blonde itu menggaruk tengkuknya, "Yah aku bilangnya sih gitu, tapi jujur aja—" Ia menggigit bibir bawahnya, "—aku sedikit berharap akan menghabiskan hidupku dengan pasangan takdirku." gumamnya lirih. Walaupun suara pria itu pelan sekali, Younghyun dapat melihat binar mata Jaehyung ketika mengatakannya dengan serius. Ia hanya mendengus dan tersenyum kecil, "Aku berharap pasangan takdirku seseorang yang kuharapkan." ucapnya sambil melirik sekilas ke arah Jaehyung, lalu ia berpaling menatap dinding di depan.

"Kamu sendiri Bri?" Younghyun menelan ludah, ia memahami nada bicara Jaehyung yang penasaran, tapi tetap terdengar lembut dan tidak memaksa. Ia menyandarkan kepalanya di drum, "Aku tidak percaya dengan happy ending yang diceritakan di akhir cerita pasangan soulmate." ucapnya sambil mengendikkan bahu, "No offense hyung." Jaehyung hanya terkekeh, "Santai aja, aku open minded kok, cerita aja kalau mau, kalau gak jangan dipaksa." balasnya sambil tersenyum.

Pria bersurai ungu itu memejamkan mata sambil tersenyum miris, "Orangtuaku menikah karena mereka merupakan soulmate. Awalnya baik-baik saja, kami seperti keluarga ideal yang selalu ada di drama layar kaca. Apalagi aku sebagai anak tunggal, perhatian mereka selalu tercurahkan sepenuhnya kepadaku, momen itu adalah momen terindah kami." ucap Younghyun sambil tersenyum lebar. Jaehyung menatapnya sambil ikut tersenyum, tapi tak lama senyum itu pudar dan digantikan ekspresi kesal, marah, dan kecewa yang bercampur menjadi satu.

"Hingga ketika aku hampir lulus SMP, aku terus-menerus melihat ibuku yang menemui pria lain. Kupikir mereka hanya bertemu biasa, apalagi ibuku mengenalkannya sebagai teman dekatnya ketika sekolah. Tapi aku sudah cukup besar, aku dapat melihat interaksi keduanya dan tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari hal yang terjadi di antara keduanya."

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang