-1-

668 66 7
                                    

"—penerbangan untuk California menuju Seoul—"

Sosok bersurai pirang keemasan itu membenarkan AirPods di telinganya dan beranjak dari kursi ruang tunggu menuju pintu keberangkatan. Ia masuk pesawat dan segera menempati kursi sesuai nomor yang tertera di boarding pass. Pemuda itu menyamankan diri dan mengeluarkan iPhone, menghubungi orangtuanya bahwa sebentar lagi ia akan berangkat.

'Jae-hyung'

Park Jaehyung, pemuda manis kelahiran asli California itu kini sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul, tempatnya kuliah di Universitas Seoul jurusan Political Science. Jae membuka notifikasi tersebut, dari Wonpil, teman paling menyebalkan—sahabat terbaik—nya sejak bertemu di universitas yang sama. Pria yang lebih pendek dan selisih satu tahun darinya itu memilih jurusan Modelling. Mereka bertemu di acara kampus, kebetulan keduanya menjadi panitia festival musik—pensi dan berada di seksi yang sama, yakni seksi perlengkapan.

Sejak itulah keduanya menjadi dekat, apalagi mereka sama-sama tinggal di dorm dan menempati kamar yang berdekatan. Setiap kamar dorm umumnya diisi untuk satu orang di lantai 2 dan 3, sedangkan lantai 1 khusus untuk dua orang. Entah bagaimana caranya, Wonpil berhasil meyakinkan Jae untuk tinggal di kamar dorm yang sama. Lebih praktis katanya, tidak harus menunggu antre lift ketika lelah pulang dari kampus.

Jae membalas pesan Wonpil singkat, ia memang bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Tak sampai satu menit, pria di Seoul itu dengan cepat membalas pesannya.

'kalau sudah sampai kabari, aku yang jemput bareng Dowoon.'

'ya'

Yoon Dowoon, adik kelas mereka dan berbeda satu tahun lebih muda dari Wonpil, dua tahun lebih muda dari Jae. Pria dengan jurusan Practical Music and Arts itu merupakan soulmate dari seorang Kim Wonpil. Pertemuan mereka dapat dibilang sangat menggelikan untuk diingat, bahkan mereka selalu merayakan hari pertemuan mereka dengan cara yang cukup unik, juga kocak.

-Flashback on-

Saat itu Wonpil dan Jae sedang berjalan menuju restaurant fast food dekat kampus untuk makan malam. Jae segera mengantre dan Wonpil yang mencari tempat duduk untuk mereka berdua. Tempat makan itu selalu ramai dan penuh, Wonpil sampai harus naik ke lantai dua untuk mencari kursi yang kosong. Matanya langsung tertuju pada meja di pojok, langkahnya semakin besar dan ia berjalan semakin cepat.

'Bruk'

Wonpil terjatuh dan langsung terduduk di lantai, tidak lupa sweater pinknya terkena tumpahan cola milik orang yang menubruknya. Ia segera mengangkat wajah, ingin segera menyemburkan omelannya kepada pria di depannya yang sangat ceroboh. Tatapan mereka bertemu, Wonpil dan pria di depannya, Dowoon, merasakan perutnya seakan-akan dipenuhi oleh kupu-kupu yang beterbangan bebas.

Kurang lebih lima menit mereka bertatapan, Wonpil tersadar dan langsung memerhatikan penampilannya dan pria di depannya yang cukup berantakan. Rambutnya sedikit basah terkena cola, juga sweaternya, dan kentang bertaburan di sekitar mereka.

"Kamu! Kalau jalan lihat-lihat dong!" tuduh Wonpil sambil menunjuk pria di depannya. Dowoon merasa tersinggung, ia merasa pria di depannya yang lebih bersalah, terutama karena kini makan malamnya terbuang percuma.

"Ya! Kamu yang jalan terlalu cepat! Tuh, lihat, makanku tumpah kan!" balas Dowoon yang juga ikutan nyolot mengikuti Wonpil.

Mereka berdua masih sibuk saling melempar kesalahan satu sama lain, tidak mau mengalah, Padahal mereka masih dalam posisi duduk di lantai, dengan baju yang semi basah dan makanan berceceran di sekitar. Jae yang sudah selesai menanti pesanannya, mengedarkan pandangan ke sekitar dan mencari sosok temannya itu. Kebingungan, ia mencoba mencari Wonpil di lantai dua. Benar saja, temannya itu malah sibuk beradu mulut dengan seorang pemuda lain di lantai. Jae hanya ingin menarik temannya itu dan segera pulang, ia terlalu malu, sumpah.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang