-13-

212 39 2
                                    

Younghyun, dengan pipinya yang masih bersemu merah menyesuaikan langkahnya dengan kaki jenjang Jaehyung. "Sudah kubilang aku gak suka baca buku gituan, hyung." gumamnya sambil memanyunkan bibirnya. Pria blonde itu hanya terkekeh sambil mengacak pelan surai pria berambut ungu itu.

"Ya Bribri, anggap saja aku percaya omonganmu." ucapnya sambil menyipitkan mata dan tertawa puas. Younghyun mengerjapkan mata cepat sambil mengalihkan pandangan ke depan, kali ini rona merah di pipinya bukan dari rasa malu, melainkan dari perlakuan pria di sampingnya. Ia melirik dan tercekat, mengagumi side profile wajah Jaehyung yang—oh sangat sempurna.

Jaehyung memicingkan mata sambil menaikkan kacamatanya yang mulai turun, ia membalas lambaian tangan seseorang. Younghyun segera berpaling dan melihat Jimin, teman dekat wanita Jaehyung. Pria itu ingat Jaehyung baru saja menyebutkan sesuatu seperti janji untuk membahas tugas dengan gadis itu, entahlah ia juga tidak terlalu ingat karena terlalu malu dengan kejadian di perpus.

"Ho, tumben sekali kamu tidak bersama Wonpil dan malah dengan—" Mata Jimin melirik Younghyun yang tersenyum ramah, ia lalu kembali berpaling menatap Jaehyung dan memukul pundaknya pelan.

"Aish kamu ini kenapa gak bilang lagi bareng dia, kita bisa ngebahas tugas itu besok-besok!" Jaehyung mengerutkan dahi sambil mengaduh pelan akibat pukulan gadis itu yang jauh dari kata pelan. "Apaan?" tanyanya bingung. Jimin hanya tersenyum iseng sambil mendorong tubuh Jaehyung mendekati Younghyun.

"Nanti cerita yah gimana caranya kalian pacaran, hehe, jangan lupa pajak jadiannya Jae!" seru Jimin sambil berbalik dan melangkah menuju kampus. Wajah dua pria itu sukses memerah mendengar ucapan gadis itu, Jaehyung lalu menoleh.

"Aku duluan ya Bri, bentar lagi kelasku mulai. See you di ruang band!" ucapnya sambil menepuk pundak pria itu. Younghyun hanya mengangguk pelan sambil melambaikan tangan. Samar-samar ia dapat mendengar Jaehyung yang berteriak memanggil Jimin dan mengatakan sesuatu seperti—Ia bukan pacarku!

Younghyun melirik jam di layar handphone dan akhirnya memutuskan untuk sarapan di kafe milik sahabatnya, Terry. Ia melangkahkan kaki dengan cepat dan membuka pintu kafe itu, lalu segera menuju ke kasir.

"Brian!" seru Terry sambil tersenyum senang. Younghyun membalas rangkulan pria itu lalu tersenyum menatap wanita yang sedang berjaga di kasir. "Lisha! Tumben ikut berjaga di sini?"

"Oh Brian!" balas gadis yang merupakan pacar sahabatnya itu dengan tersenyum. "Iya nih, katanya Terry butuh bantuan soalnya kafenya akhir-akhir ini ramai."

"Yah sebenarnya ini karena satu pekerjaku tiba-tiba berhenti, ngomongnya sih sibuk, gak tahu lagi sibuk kuliah atau sibuk ngejar gebetan tuh!" sindir Terry sambil tersenyum miring menatap Younghyun yang hanya memukul pundaknya pelan. "Kuliahku benar-benar bertambah sibuk!" balasnya tak terima.

Terry dan Lisha hanya bertukar pandangan tak percaya dan lanjut menggodai Younghyun mengenai gebetannya. Mereka bisa saja menghabiskan waktu lama untuk menggodai pria itu, kalau tidak karena ada mahasiswa yang mengantre di belakang Younghyun.

"Oh, Younghyun-hyung!"

Ia berbalik dan ternyata Wonpil yang sedang antre di belakangnya, ada Dowoon yang terlihat gugup di sebelahnya. "Kebetulan sekali!" seru Wonpil senang, walaupun nadanya terdengar cukup aneh. Younghyun menaikkan alisnya curiga, namun ia akhirnya menyelesaikan pesanannya dan melangkah ke pinggir untuk membiarkan dua pria itu untuk memesan.

Setelah selesai, mereka bertiga menempati meja yang sama, letaknya cukup di pojok. Younghyun berusaha mengabaikan Wonpil dan Dowoon yang bertukar pandangan aneh. 'Mungkin hanya bahasa unik pasangan ini', batinnya.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang