-9-

235 43 4
                                    

Jae terus menatap pria di sampingnya yang menyetir dengan gelisah, ia menaikkan sebelah alisnya penasaran. Sungjin menghela napas, ia segera parkir di rumah makan tujuan mereka.

Ia mematikan mesin mobil dan menoleh menatap Jae, "Hyung jangan merasa canggung setelah kuberitahu ya, jangan juga bilang ke Wonpil kalau aku yang cerita."

Pria blonde itu mengangguk antusias, ia merasa sedikit ganjil mendengar ucapan pria itu yang terkesan sangat serius. Sungjin menelan ludah, "Aku pernah berhubungan dengan Wonpil, tanpa status." Ia berhenti dan memerhatikan eskpresi wajah Jae, lalu kembali melanjutkan.

"Memang kami sempat dekat, aku dan Wonpil menyembunyikan hubungan kami—bahkan dari Kang Bra. Yah tapi akhirnya tidak jadi pacaran dan kami berpisah secara baik-baik. Tentu saja tetap berteman biasa, Dowoon juga mengetahui hubungan kami."

Jae menelan ludah, ia mengangguk paham. Walaupun jujur ia merasa sakit hati Wonpil menyembunyikan hubungannya, entah mengapa ia merasa lega ketika mendengar Sungjin dan Wonpil tidak benar-benar resmi berpacaran.

Sungjin berdeham pelan, "Yuk hyung, nanti makin malam." ajaknya sambil membuka pintu mobil. Jae mengangguk dan dengan segera meraih dompet serta handphone. Ia baru hendak meraih pintu mobil ketika pintunya sudah dibuka oleh Sungjin.

"Eh?" tanyanya bingung sambil tersipu, ia yakin pipinya sudah memerah saat ini dengan perlakuan pria itu. Sungjin menggaruk kepala belakangnya dengan malu, entah apa yang merasuki hingga ia berbuat begitu manis. Jae segera turun, Sungjin menutup pintu mobil dan menguncinya, lalu menuntun pria jangkung itu memasuki rumah makan langganannya.

"Oh! Sungjin-ah!" seru pemilik restoran itu ketika melihat Sungjin dan Jae yang masuk. Sungjin segera menghampiri dan membungkuk hormat, ia sudah lama kenal dengan Nyonya pemilik restoran itu.

"Silakan pesan! Gimana kuliahmu?"

"Baik, Ajumma, maaf lama tidak berkunjung, lagi sibuk nugas."

Wanita paruh baya itu mengibaskan tangannya, "Halah, tidak apa-apa! Oh, siapa pemuda ini, Sungjin-ah?" tanya Ajumma itu menatap Jae sambil tersenyum kecil.

"Ah, ini temanku, Park Jaehyung."

"Hai Ajumma, saya Park Jaehyung." ucap Jae secara sopan. Wanita itu mengangguk-angguk sambil tersenyum penuh arti kepada Sungjin. "Akhirnya kamu membawa pacarmu ke sini, hem?"

Jae dan Sungjin sama-sama memerah mendengar ucapan wanita itu, "B-bukan Ajumma!" seru keduanya hampir bersamaan.

Wanita itu terkekeh pelan, lalu mengganti topik dan segera mencatat pesanan mereka. Jae yang tidak terlalu familiar akhirnya menyerahkan menu makanan kepada Sungjin, apalagi pria itu merupakan langganan yang seharusnya sudah mengerti menu yang enak.

"Kamu sering ke sini, Sungjin-ah?" tanya Jae sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran. Nuansa dan dekorasi ruangan itu begitu kental dengan adat Korea, namun terasa nyaman dan kekeluargaan. Terlebih karena ruangan itu cukup luas dan memiliki sekat untuk meja-meja khusus, sehingga tidak terganggu dengan tamu lain.

Sungjin mengangguk, "Aku dikenalkan temanku juga, eh ternyata enak. Jadinya langganan deh!" balas pria itu sambil tersenyum melihat Jae yang terpesona dengan isi restoran itu.

'Ting'

Sungjin melirik ke layar handphone yang diletakkannya di atas meja, ada pesan masuk dari Younghyun.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang