-10-

226 44 1
                                    

Sungjin tersentak mendengar pertanyaan Younghyun, sebenarnya hanya pertanyaan yang terdengar biasa. Kenyataannya, ia menyembunyikan hal yang cukup besar dari sahabatnya sendiri.

Younghyun menaikkan sebelah alisnya sambil mengunyah, 'Hyung, tidak ada rahasia di antara kita kan?' tanyanya melalui tatapan matanya itu. Sungjin menghela napas, ia memainkan ujung kemejanya dalam diam.

"Kupikir ini saatnya aku menceritakan kisah keluargaku sebelum kita bertemu." ucap Sungjin sambil tersenyum sedih.

-Flashback on-

Sungjin kecil masih berusia lima tahun, ia duduk sendiri di meja makan, ditemani oleh salah satu pelayan pria tua yang setia berdiri di sampingnya. Anak kecil itu menoleh, "Aboji dan Eommoni belum pulang?"

Pria tua itu tersenyum sambil menatap nanar kepada anak majikannya, "Belum, bagaimana kalau Tuan Muda Sungjin makan terlebih dahulu?" bujuknya sambil berusaha meyakinkan anak itu untuk makan.

Anak laki-laki itu memanyunkan bibirnya, ia sangat ingin makan bersama kedua orangtuanya. Seingatnya, mereka selalu makan bersama, bahkan ketika ayahnya pulang larut malam, ia dan ibunya akan menanti di meja makan untuk menemani ayahnya makan.

"Nanti, kita bermain mainan yang Tuan Muda sukai, bagaimana?"

Mata Sungjin berbinar mendengar kata mainan, ia mengangguk cepat dan langsung menyantap makanannya. Pria tua itu tersenyum lega, sesekali melihat ke luar jendela—majikan wanitanya baru saja datang dengan seorang pria yang bukan suaminya. Ibu Sungjin berselingkuh dengan laki-laki lain yang bahkan bukan soulmatenya.

***

"Apa cerita di buku ini benar?" tanya Sungjin kecil dengan mata bulatnya yang polos sambil menatap pelayan wanita di hadapannya. Pelayan itu mengangguk sambil tersenyum, "Tentu saja, Tuan Muda, bahkan Anda dan saya memiliki kalung soulmate masing-masing."

Sungjin menunduk dan memerhatikan kalungnya, warnanya sangat cantik, merah kebiruan dengan motif hewan yang menurutnya lucu. "Aboji dan Eommoni juga pakai kalung yang sama ya! Berarti nanti aku juga akan menikahi orang dengan kalung yang sama!"

Tentu saja, Sungjin kecil tidak menyadari bahu pelayan itu yang menegang ketika mendengarnya mengucapkan kedua orangtuanya. Anak itu masih berusia tujuh tahun, ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Otaknya belum mampu memahami alasan sebenarnya, selama ini kedua orangtuanya tidak pernah terlihat bersama sejak ia berumur empat tahun.

"Aku tidak sabar bertemu dengan soulmateku!" seru Sungjin kecil sambil berbaring di lantai dan mengangkat kalungnya ke atas, ia tersenyum geli membayangkan sosoknya ketika bertemu pasangan takdirnya di masa depan.

Pelayan wanita itu ikut tersenyum miris, sedih dengan fakta hanya anak kecil itu yang tidak mengetahui ketegangan di rumah besar itu. Semua pelayan yang ada berusaha menutupi rahasia besar itu, menjauhkannya seperti sekarang, ketika ayah anak itu berada di kamar berdua dengan wanita lain.

***

Saat itu Sungjin sudah menginjak kelas lima, ia tumbuh sebagai anak yang cukup pendiam. Sikapnya itu akibat kurangnya peran kedua orangtuanya, lebih tepat bila dikatakan ia dibesarkan oleh para pelayan di rumahnya. Setiap hari, ia hanya melihat ibunya sebelum pergi ke luar rumah dan ayahnya sebelum berangkat kerja. Ketika sarapan, makan siang, maupun makan malam selalu dilakukannya sendirian. Bahkan ia memaksa beberapa pelayan yang berjaga untuk menemaninya makan, yang tentu saja langsung dikabulkan oleh para pelayan itu.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang