-17-

155 25 4
                                    

"Gimana Jae-hyung?!" seru Wonpil sambil menghampiri pria itu. Jaehyung mengendikkan bahu, "Not bad, walaupun sedikit creepy juga sih kok dia bisa tahu segalanya gitu." gumamnya sambil mengerutkan dahi curiga.

Wonpil menaikkan sebelah alisnya, "Tadi Jae-hyung nanya apa ke peramalnya?" Sungjin menoleh dan memerhatikan pria blonde itu yang terlihat salah tingkah. "K-karir ke depan, ya gitu-gitu deh, kepo amat!" Jaehyung menyilangkan kedua tangannya, "Emang ngapain nanya mulu daritadi?" tanyanya kesal karena sejak Sungjin kembali Wonpil terus-menerus menanyai yang sudah masuk ke dalam—katanya sih ingin menyiapkan pertanyaan.

"Tahu aja kalau aku kepo hyung, hehe." ucap Wonpil sambil terkekeh pelan. "Habis gimana dong, aku sudah tahu pertanyaan Dowoon, sedangkan Sungjin-hyung gak mau jawab." sambungnya lagi sambil menatap pria bersurai hitam itu. Sungjin tersentak, sedangkan Dowoon ikut tersenyum miring sambil menatap pacarnya.

"Sungjin-hyung nanya apa tadi?" sahut Dowoon sambil menyeruput es tehnya—yang baru beli lagi karena sebelumnya dihabiskan Wonpil. Sungjin menelan ludah, ia dapat merasakan tiga pasang mata—walaupun Jaehyung tidak suka ikut campur urusan orang lain, mau tidak mau ia merasa penasaran karena pria itu kekeh tidak ingin mengatakan apapun.

"G-gakpapa." balasnya sambil menghela napas. Sejak keluar dari tenda peramal itu, ia secara tidak sadar masih memikirkan peringatan dari wanita itu.

-Flashback on-

"Apabila kamu lengah, sebentar lagi ranting pertama akan menimpamu."

"Ranting—masalah pertama maksudnya?" tanya Sungjin sambil mengeratkan genggamannya di kursi. Siapapun sosok wanita peramal ini, ia sangat ahli karena mampu membuat pria itu hingga cukup percaya.

Wanita itu mengangguk, "Walaupun aku tidak dapat memberitahu mengenai apa, namun masalah itu akan tiba sebentar lagi." Pria itu menunduk dan memutar otaknya, ia tahu tidak boleh sepenuhnya memegang ucapan peramal itu. Namun tidak ada salahnya kalau ia dapat menghindari masalah itu, bukan?

"Ranting itu tidak akan bisa dihindari."

Sungjin mendongak dan melotot, sedangkan wanita itu hanya tersenyum kecil. "Yang bisa kamu lakukan adalah menghadapi dan menyelesaikan akarnya." Pria itu mengerutkan dahi, "Lalu bagaimana dengan dua masalah berikutnya? Apakah akan terjadi dalam waktu dekat?"

Peramal itu mengerutkan dahi, "Akan, tiga ranting yang menimpamu ini akan mengubah masa depanmu. Kamu harus bertindak dengan bijak, berhati-hatilah."

-Flashback off-

"—Sungjin-ah?"

Pria itu tersentak dan menatap Jaehyung yang mengerutkan dahi, "K-kenapa hyung?" tanyanya balik dengan berusaha tersenyum. Jaehyung membuka mulut, lalu menutupnya kembali dan menggeleng pelan, sedangkan Wonpil dan Dowoon melayangkan pertanyaan bertubi-tubi ke Sungjin yang mulai kewalahan mengelak.

Jaehyung mendengus mendengar kedua temannya ini sangat keras kepala untuk mendengar jawaban Sungjin. Lebih tepatnya ia merasa ada yang aneh dari pasangan kekasih itu, terutama sejak mereka menuju ke taman bermain. Tidak biasanya mereka meninggalkan Jaehyung dan menitipkannya ke orang yang baru dikenalnya—Jaehyung baru mengenal Younghyun dan Sungjin kurang dari seminggu—apalagi temannya tahu ia sangat pemalu di depan orang baru.

Ia menaikkan kacamatanya dan berpaling ketika melihat sekelompok orang memasuki tenda dan mulai mengantre di depan pintu masuk. Pria blonde itu melebarkan mata ketika melihat sosok yang familiar di antara kerumunan orang itu.

Sapphire Garnet *bxb parkbros!*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang