"Chan?"
"Hm?"
"Apa yang bakal lo lakuin kalo seumpama kita gak bisa balik lagi ke badan masing-masing?"
"Kok lu jadi pesimis?"
Haechan melirik Renjun yang kini sedang memandang bulan sambil bertanya padanya. Saat ini mereka tengah berada dipinggir sunga Han. Menikmati indahnya malam setelah hari panjang yang mereka lalui.
Tersisa 1 hari lagi sebelum tiba akhirnya mereka akan bertukar jiwa kembali. Namun, Renjun tampak ragu. Apakah mereka bisa kembali? Apakah usaha yang sudah mereka lakukan akan sia-sia? Dan apabila mereka bisa kembali, bisakah dirinya tetap berteman atau bahkan tetap menjadi pacar Haechan?. Pertanyaan itulah yang kini tengah berputar di kepala Renjun.
Katakan saja bahwa kini dirinya telah nyaman berada disamping Haechan. Ditambah setelah apa yang Haechan lakukan kemarin sore demi keluarganya. Bahkan menurut Renjun, itu sangatlah tidak masuk akal.
Haechan melirik pemuda yang kini jiwanya tengah berada dalam tubuhnya itu dengan pandangan bingung. Kenapa jadi seperti ini? Seharusnya salah satu diantara mereka tidak boleh ragu.
"Gue bukannya pesimis, Chan. Cuma, gue takut nerima kenyataan kalo misalkan nanti-"
"Jiwa kita gak bisa balik ke tubuh masing-masing?"
"Iya itu.."
Kini pandangan Renjun beralih pada Haechan yang tengah melanjutkan menyantap tteokbokinya setelah ia menyela kalimat Renjun.
"Kok lo santuy begitu sih anjrot!"
"Ya trus gua harus teriak-teriak gitu? Kaya orang stress punya hutang 7 turunan gitu? Gua kan kaya"
"Anjrit gue males banget ngobrol serius sama lo Lee Haechan!"
"Yaudah sih Njun, setidaknya tadi gua udah usaha kan buat nyelametin usaha baba lu. Kita tinggal tunggu hasilnya aja"
Renjun menghela nafas, ia tak habis pikir kenapa pemuda yang katanya kini adalah pacarnya sangat santai dan seperti tidak memikirkan apapun.
"Kalo nih, kalo. Jiwa lo sama gue gak balik ke tubuh masing-masing, apa yang bakal lo lakuin?"
"Hm, pindah akte aja lah Njun. Kok repot"
"Maksud lo apaan kampret?!"
"Gua tetep jadi Lee Haechan tapi pake badan lu, gitu juga sebaliknya. Trus kita umumin aja deh kepada dunia kalo kita tukeran jiwanya udah permanen"
"Sianjir konyol lo!"
Renjun hampir saja memukul bahu Haechan jika saja saat itu Haechan tidak menyodorkannya sesuap tteokboki dengan cengiran khas yang terpatri di wajah itu.
"Njun, gausah overthink. Lu harus yakin kita bisa balik besok malem. Harusnya lu deg-degan Njun. Gua santuy karna gua udah mikirin bakal tinggal bareng lagi sama keluarga gua. Harusnya lu juga seneng, pikirin aja keluarga lu"
Iya, benar. Apa yang Haechan katakan memang ada benarnya. Renjun hanya harus yakin dan percaya bahwa jiwa mereka akan kembali ke tubuh semula. Seakan bebannya sudah terangkat, Renjun kini merebut corndog milik Haechan yang ia beli bersamaan dengan tteokbokki dan memakannya. Ia tidak menghiraukan pandangan tajam pemuda di sebelahnya.
"Giliran seneng aja lu embat makanan gua"
"Gue gak mau ya badan gue jadi gendut karna dipake lo"
"Yaelah pendek aja bangga"
"Gue cemplungin lo bagong!"
"Tega emang mau nyemplungin badan sendiri?"
"Ya.. Engga lah! Itu badan berharga gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE! [RenHyuck]
Fanfiction"AAAAAAAAA!!!!" teriak seorang pemuda dari kamarnya. "AIGU KAMCHAGIYAAAA EOMAAAA!!!" Begitu pula dengan salah satu pemuda di dalam rumah yang berbeda. Sebenarnya apa yang terjadi? WARNING!!! BxB Haechan x Renjun❤ Non baku Harshword sometimes Lil...