"Udah siap belum?"
"Huft, Chan. Gue takut.."
"It's ok, jiwa kita pasti bakal balik ke tubuh masing-masing"
Malam ini Haechan dan Renjun tengah menuju ke sekolah mereka dan mencari pohon tua yang dimaksud oleh Doyoung. Namun ntah kenapa malam ini adalah malam yang menakutkan bagi kedua pemuda itu. Bisakah jiwa mereka kembali? Jika tidak, apa yang akan terjadi? Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan dikepala mereka.
"Gila! kok sekolah jadi sepi gini?"
"Stop, lo tolong jangan mancing emosi gue deh Chan"
"Punya pacar emosian banget, gak like"
"Oh, mau putus lo?"
"Mianhe injunie~"
"Gak usah pake aegyo segala, cepet cari pohonnya keburu telat!"
"Ayo!"
Setibanya di sekolah, mereka langsung menuju pohon tua sesuai dengan petunjuk Doyoung. Awalnya mereka ragu, namun akhirnya mereka saling mengangguk dan meyakinkan bahwa pohon di hadapan mereka lah yang dimaksud oleh Doyoung.
Haechan dan Renjun saling berhadapan dan bergandengan tangan. Mereka menganggukkan kepala sebelum akhirnya saling mengucapkan syarat yang diberikan oleh Doyoung, dimana Haechan harus mengetahui kebiasaan Renjun dan begitu juga sebaliknya.
"Njun"
"Hm?"
"Terakhir nih"
"Apa?"
"Gua sayang banget sama lu, Njun. Maaf suka buat lu emosi, tapi kayaknya gua bakal jadiin itu kebiasaan. Itu tanda gua sayang sama lu, Njun".
Manik rubah itu menatap manik hazel dihadapannya. Dapat dilihat tak ada kebohongan dalam tatapan itu. Renjun pun ntah mengapa merasa sangat hangat dan merasa beruntung.
"Gue juga sayang sama lo, Lee Haechan yang selalu berhasil bikin hari-hari gue penuh kemarahan dan berhasil juga buat hati gue luluh"
Kekehan pun tercipta, Haechan dan Renjun tidak dapat menahan rasa bahagianya. Tak sadar mereka saling berpelukan, hingga akhirnya sebuah cahaya muncul dari tubuh mereka.
"Hah cahaya apaan nih?"
"Anjir Chan, kayaknya kita bakal berubah jadi kunang-kunang nih!".
"Freak lu Huang Renjun!"
Semakin lama cahaya itu semakin terang dan membuat kedua pemuda itu memejamkan matanya, hingga akhirnya cahaya itu memudar.
"Anjir anjir gue gak jadi kunang-kunang kan?! Tangan?! Lengkap, kepal- eh tunggu. Tangan gue kok udah ada tanda lahirnya?"
Teriak heboh Renjun ketika ia berhasil membuka mata dan tak menyadari jika pemuda di depannya sudah tertawa melihat tingkah laku pemuda manis itu.
"Njun, ini gua, Haechan!"
Ucap Haechan sambil menunjuk dirinya. Renjun masih terpaku tidak percaya, ia tidak percaya jika kini jiwa mereka sudah kembali seutuhnya seperti semula.
Haechan menarik Renjun ke dalam pelukan sekali lagi dan mengusap surai hitam lembut milik Renjun. Pemuda tan itu kemudian menangkup pipi sembari menatap manik rubah milik Renjun.
"Njun, seneng ga kita udah balik ke badan semula?"
"Kita beneran balik Chan?"
"He'em, kita udah balik nih"
Haechan dengan kekehan khasnya, menambah kadar ketampanan yang ia punya. Tak sadar Renjun mengalungkan tangannya di leher Haechan dan mulai mencium bibir plum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE! [RenHyuck]
Fanfiction"AAAAAAAAA!!!!" teriak seorang pemuda dari kamarnya. "AIGU KAMCHAGIYAAAA EOMAAAA!!!" Begitu pula dengan salah satu pemuda di dalam rumah yang berbeda. Sebenarnya apa yang terjadi? WARNING!!! BxB Haechan x Renjun❤ Non baku Harshword sometimes Lil...