18

3.6K 501 16
                                    

"Morning?"

"He'em morning pacar"

"Oh damn, gua mau melayang boleh gak? Akhirnya seorang Huang Renjun mengakui gua adalah pacarnya hahahah"

"Alay"

Haechan hanya terkekeh mendengar jawaban Renjun, ia senang akhirnya jiwa mereka kali ini benar-benar kembali ke tubuh masing-masing.

Kali ini dirinya dan Renjun tengah berada di koridor sekolah hendak menuju kelas masing-masing. Tidak, mereka tidak berangkat sekolah bersama, mereka hanya tidak sengaja bertemu di koridor. Namun baru saja Haechan hendak menggandeng tangan Renjun, Nagyung tiba-tiba saja datang ntah darimana dan menggandeng tangan Haechan.

"Morning tunangan!"

"Apaan sih anjir, cewek gila!. Ck lepasin tangan gua!"

Nagyung berkata dengan cukup lantang, tak heran jika ada beberapa siswa dan siswi yang mendengar percakapan tersebut. Sedangkan Renjun hanya menggelengkan kepala melihat tingkah perempuan gila dihadapannya.

"Kenapa harus dilepas? Nanti sore kan kita tunangan, Haechan"

"Ck gausah ngomongin kehaluan lu disini, cepetan lepas!"

"Gak mau!!"

"Oh God, Renjun bantuin gua!"

Haechan masih berusaha untuk membebaskan tangannya dari Nagyung. Paginya benar-benar sangat menguras tenaga, ditambah Renjun tidak lah membantu namun pergi sambil mengangkat bahunya tak acuh dan terkekeh.

"Yak! Huang Renjun! Lepas anjir Nagyung!"

"Gak akan!"

"Lepas dulu itu ada ulet naga di tangan lu!"

"Hah mana?!! Mana Haechan? Mana?!!"

"Bodoh. Sudah saatnya gua kabur"

Dengan cepat Haechan berlari menuju ruang kelasnya, hal hasil ia tiba dikelas dengan nafas terengah engah.

Melihat tingkah aneh sahabatnya, Jeno kemudian melemparkan sebotol air minum kearah Haechan.

"Napa lu Chan? Abis dikejar Bu Kepsek?"

"Gausah bawa bawa buk kepsek, buk kepsek itu nenek gua kampret!"

"Apa?! /hah?!"

Haechan menepuk keningnya saat menyadari bahwa ia telah mengatakan sesuatu yang bodoh didepan ketiga sahabatnya yang kini tengah menatapnya dengan wajah penuh kebodohan.

"Ck, maksudnya buk kepsek itu kan udah tua, jadi dia itu gua anggep kaya nenek kita semua, nenek kita semua artinya kan nenek gua juga"

"Oalah, bilang yang jelas nape chan hahaha" -Hyunjin

"Bener juga lu, buk kepsek kan udah nenek nenek" -Hanjisung

Haechan lega ketika alibinya berhasil, ntah kenapa Haechan sangat bersyukur karna memiliki teman-teman yang bodoh. Namun perasaan lega itu tidak berlangsung lama sesaat ia mendengar suara gadis dari arah pintu masuk kelasnya.

"Selamat pagi Haechan! Selamat pagi juga buat temen-temennya tunangan gue"

"FAK??? Sejak kapan? Sejak kapan itu nenek penyihir ada dikelas kita??!"

Ucap Haechan sambil menatap ketiga sahabatnya secara bergantian. Yang ditatap pun bingung, apakah Haechan lupa jika Nagyung pindah ke kelas mereka? Inilah pertanyaan yang muncul dibenak Jeno, Hyunjin, dan Hanjisung.

"Chan, nenek penyihir itu udah pindah seminggu yg lalu ke kelas kita. Masa lu ga inget? Amnesia lu?"

Sahut Jeno sambil memegang kepala Haechan guna mencari bagian kepala yang retak, namun tidak ia temukan. Akhirnya Haechan kembali teringat jika ia dan Renjun sudah bertukar jiwa kembali dan memang benar bahwa Nagyung pindah ke kelas Haechan. Seketika ia mendudukan diri sambil menyembunyikan wajahnya diatas lipatan tangan.

EXCHANGE! [RenHyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang