"Kwasih guwe awlesan bwuat restuwin lo pwacwaran samwa adwek guwe?" Vrelan sudah berkacak pinggang di depan rumahnya sembari menikmati rempeyek kacang yang begitu lezat.
"Kita cocok bang," balas Bana mengangguk pasti lalu menoleh ke arah Ocha sebela...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAI GUYS!
UDAH NGGAK SABAR KAN MAU BACA KELANJUTANNYA?
Author udah ingetin buat siapin hati, jiwa dan pikiran ya haha. Kalo perlu sih, sediain tisu yang banyak sebelum baca.
Ada apa ya? Yok daripada penasaran, langsung aja baca kelanjutannya!
1
2
3
Dengerin playmusik di atas Judika - Sampai akhir
***
Ocha dengan nekat melepaskan pelukan dari sang bunda dan berlari menyusul langkah abangnya yang hampir tak terlihat.
"JANGAN TINGGALIN OCHA BANG HIKS HIKS... BANG...."
"BRUKK!"
Tanpa mengatur keseimbangan tubuh, Ocha pun tersandung dan tersungkur jatuh. Vernan dan Vrelan seketika panik ketika melihat adiknya jatuh di belakang jauh sana, namun petugas sudah memberi kode dan menyuruh keduanya segera masuk.
Vernan dan Vrelan pun memutuskan untuk melambaikan tangan serta tersenyum lebar seakan berkata.
"Goodbye semuanya, jangan sedih ya!"
Ocha hanya memukul-mukul lantai dengan tangisan yang histeris, beberapa orang langsung menghampiri Ocha dan menenangkannya.
"Sayang, bangun jangan kaya gini. Sut, sini-sini!" Bana dengan cepat memeluk Ocha dan berusaha menenangkannya. Begitu juga yang lainnya menghibur Ocha.
"Ban hiks hiks... Bang Vernan sa-sama Bang Vrelan u-udah pergi hiks hiks... Ocha mau ikut..." Tangis Ocha makin menjadi.
Semuanya memeluk Ocha untuk menyalurkan kehangatan dan kekuatan.
"Perasaan Ocha daritadi nggak enak..." Batin Ocha dalam hati masih dengan tangisan sendunya.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.