"Kwasih guwe awlesan bwuat restuwin lo pwacwaran samwa adwek guwe?" Vrelan sudah berkacak pinggang di depan rumahnya sembari menikmati rempeyek kacang yang begitu lezat.
"Kita cocok bang," balas Bana mengangguk pasti lalu menoleh ke arah Ocha sebela...
(Jangan lupa follow dan votementbeb! Itu berharga banget buat author hehe)
Serius ya bacanya...
Ada yang nungguin VerLanO up? Absen yuk!
Happy reading! Dengerin playmusik di atas say! Lathi - Sara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa liat-liat?" ~Vernan
***
SIAP-SIAP SPAM KOMEN YAK!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4. MURKA VERNAN
SMA Manuella.
"Lo pasang yang bener! Intinya yang rapi, sutt pelan-pelan..." bisik Vrelan pada teman-temannya yang sedang mengerumuni lelaki paruh baya kondisi tertidur.
"Eh udah belum, keburu yang lain liat woi!" gerutu Vernan yang dengan santai hanya duduk, seraya melihat-lihat keadaan.
Ia tidak begitu tertarik dengan rencana teman-teman dihadapannya. Buang-buang waktu, menurutnya.
"Ban, Kasih gue bulu kuning, sebelah sini agak bolong nih!" perintah Ocha pada Bana yang memegang wadah bulu kuning.
"Yang bawa bulu ijo siapa? Buru kesini, ini kurang banyak!" panik Vazo yang melihat tatanan bagian warna ijonya kurang.
"Gue!" saut Okta yang membawa wadah untuk bulu ayam yang warna ijo.
"Buru sini!" pekik Vazo lagi-lagi.
"Sabar elah, emang gue babu lo apa!" celutuk Okta sembari ogah-ogahan menuju ke samping Vazo.
"Emang!" ceplos Vazo fokus ke botak hadapannya.
"Ish ngeselin lo ya!" Okta menginjak kesal sepatu Vazo.
"Sutt! Jangan pada ribut bocah, gue comblangin lo pada tau rasa!" saut Lara yang kesal melihat keributan ini.