part 5

1.5K 182 4
                                    

'aku bersyukur masih ada orang yang menyayangi ku walaupun keadaan ku seperti ini.'

_______________*________*_____________

"Wei Gongzi!!!!." Teriak bibi Shu yang berjalan tergopoh-gopoh ke arahku.

"Wei Gongzi di tunggu tuan dan nyonya di kamar."

"Hah?, Mama sama papa pulang? Kok nggak bilang dari tadi???, Eh apakah kakak juga ada?." Tanyaku dengan mata berbinar-binar.

"Tentu tuan muda juga menunggu anda." Ucap bibi Shu tersenyum.

Mendengar itu aku lalu bergegas menuju ke kamar. Sudah hampir 2 bulan aku tidak bertemu mama dan papa sedangkan sudah 1 tahun aku tidak bertemu kakak, selam itu kami tidak pernah bertemu. Rasa rindu begitu menggebu gebu. Aku begitu senangnya sampai sampai ingin berteriak.

Pintu kamar ku buka kasar dan di sana ku lihat mama dan papa yang sedang bercanda dengan a Yuan dan kakak yang sedang berdiri menunggu kedatangan ku. Tak ada yang berubah dari mereka semua selain wajah mereka yang terlihat berseri seri.

"Gege!!!." Teriakku sambil berlari memeluk kakak ku sedangkan mama dan papa hanya tersenyum sendari menggeleng kan kepala.

"Halo, adik manis ku, bagaimana kabarmu 1 tahun ini?." Tanya Luo Binghe sambil membalas pelukan ku.

"Mmm.....lumayan baik, tetapi lebih baik lagi kalau Gege di rumah." Jawab ku sedikit berbohong, aku tak terlalu suka membuat kakak mama dan papa khawatir. Pekerjaan Orangtuaku dan kakak ku sudah begitu banyak dan rumit jadi aku tidak ingin menambah beban pikiran mereka.

Setelah berpelukan dengan kakak ku aku lalu memeluk orangtuaku.

"Apakah kamu menemukan apa yang kamu impikan di sekolah itu?" Tanya Wei cangze(gitu kan nulisnya?) Lalu mengajaknya duduk di bibir ranjang.
[Jadi gini posisi nya itu Wei wuxian duduk di antara Wei cangze sama cangze sanren, sedangkan Luo Binghe itu duduk di samping kanan cangze sanren sambil mangku A Yuan, gitu^^].

Aku mengangguk.

"Anaknya baik-baik, gak?". Tanya cangze sanren.

Aku mengangguk lagi, tapi sepertinya mama dan papa percaya dengan ku. Buktinya saat ini dia menatap mataku lekat lekat seakan mencari kejujuran.

"A Xian tidak bohong kan?" Tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk kan kepala.

Aku mengerti kekhawatiran orangtuaku, dia sangat takut aku nggak punya teman seperti ketika aku duduk di kelas 1 SMP ketika jiwaku sangat labil, sensitif, dan pendiam sampai sampai teman teman yang tadinya dekat perlahan lahan menjauhiku. Perubahan sikap yang di sebabkan oleh lahirnya A Yuan yang aku tidak tau siapa ayahnya.

Apakah kalian percaya kalau dulu aku adalah orang yang jahil dan periang? Sebaiknya kalian percaya oke atau aku akan menceritakan kisahku panjang lebar. Kini, seperti yang kalian sudah baca, aku telah menyandang gelar sebagai orang yang pendiam dan pemurung. Padahal tidak juga, buktinya aku masih suka berbicara dengan Zhayi, bercanda dengan A Yuan, anak yang sudah ku kandung. Aku juga sangat ceria bila bertemu dengan Orangtuaku dan kakak ku, teman sekolah memberiku gelar orang yang pendiam dan pemurung hingga tak satu orang pun yang mau berteman denganku jangankan berteman mengajak aku berbicara saja tidak ada kecuali pemuda yang waktu itu membantuku. Aku di jauhi seperti menghindari seonggok kotoran. Aku bisa melihat tatapan dan rasa jijik dari mata dan perilaku mereka. Uugh.......

"A Xian kenapa melamun??."

Aku tersadar oleh ucapan papa. Cepat cepat kupasang senyum dan wajah bahagia.

"A Xian baik baik saja, ma, pa."

Papa dan mama saling berpandangan dan akhirnya tersenyum mungkin mereka tak ingin mengorek isi pikiranku lagi, mama mengalihkan pembicaraan.

"Mumpung kita sedang luang bagaimana kalau kita shopping?." Tanya mama

Aku langsung mengangguk semangat,

"Ayo.....udah lama kita tidak pergi jalan jalan bersama."

"Bukan masalah, aku akan ikut mumpung ada waktu luang bagaimana dengan mu Binghe?." Tanya papa pada kakak.

Kakak yang merasa di panggil menoleh ke arah papa dan menjawab.

"Tentu aku tidak masalah dengan itu, tapi A Yuan harus ikut juga." Ucap kakak senang, A Yuan yang mendengar itu pun menjadi ceria.

Mama kembali tersenyum sepertinya dia begitu bahagia melihat kami semua tampak ceria. Kami pun bersiap siap untuk pergi.

Kami memutuskan pergi ke mall sekalian membelikan A Yuan baju baru. Di mall tak henti hentinya aku menggenggam tangan tangan mama dan papa. Aku memang sangat merindukan momen momen seperti ini, jadi aku tidak ingin melepas sedikit pun peluang untuk bersenang senang bersama keluarga ku.

"Bagaimana kalau kita ke butik itu, ya. Kata teman mama bajunya bagus bagus dan mungkin kita bisa mendapatkan baju yang cocok untuk A Yuan dan A Xian." Ujar mama menunjuk butik dengan di desain begitu fashionable dengan warna warna ceria namun terkesan elite.

Aku mengangguk. "Kelihatannya menarik sih ma, bagaimana dengan papa dan kakak?." Tanyaku

Papa, kakak, dan A Yuan saling berpandangan dan menjawab.

"Kami akan ikut ikut saja, benarkan A Yuan?." Tanya kakak sambil menoel pipi A Yuan. A Yuan tertawa dan menjawab "mn, mn, aku akan ikut di manapun mama pergi." Ucap A Yuan sambil mengangguk angguk kan kepalanya. Kami pun melangkah menuju butik itu.

Tidak begitu ramai pengunjung yang datang ke butik ini. Mungkin karena harganya yang terkesan mahal di Bandung butik butik lain. Hanya ada tiga wanita yang cukup cantik di butik ini, dan satu pria yang mungkin dia seorang omega. Tiga orang dengan seragam yang sama lalu satu orang dengan berdandan cukup elegan, sepertinya dia pemilik butik ini. Dan ternyata pikiranku benar.

"Halo madam sanren, akhirnya datang juga ke butik saya." Ujar wanita yang berdandan elegan itu mendekati mama lalu mereka saling peluk cium pipi kanan dan kiri.

"Yah, mumpung lagi liburan dan ada waktu." Jawab mama menarik lengan ku dan kakak ku sekaligus A Yuan yang sedang di gendong kakak.

"Ini putra bungsuku, dan yang satunya putra sulungku." Kata mama sambil merangkul bahuku dan kakak ku.

Wanita itu kaget memandang ke arahku, tepatnya tubuhku, lalu cepat cepat memasang senyum termanis ku.
Sangat terkesan di buat buat karena aku yakin dia kaget, melihat bentuk ku yang berbeda dengan mama dan kakak yang terlihat modelis.

"Hallo anak manis." Kata wanita itu menjabat tangan Wei wuxian sangat singkat seperti enggan menyentuh tangan ku. Lalu ia beralih menatap kakak ku. "Hallo anak tampan." Ucapnya menjabat lama tangan kakak dengan senyum. Seperti teringat sesuatu dia bertanya pada mama ku.

"Ah iya, aku mau bertanya madam sanren, anak kecil yang sedang di gendong putra sulung mu itu siapa ya." Tanyanya sendari menunjuk A Yuan. "Ah, aku lupa memperkenalkan nya, dia A Yuan, cucuku." Ucap mama tanpa beban, wanita itu seperti syok namun ia hanya diam dan menganggukkan kepalanya.

"Ah ya, silahkan di lihat-lihat madam sanren." Perempuan itu dengan cepat mengalihkan pembicaraan dan mengajak mama melihat koleksi butiknya. Dan entah kenapa kakak melihat wanita dengan pandangan yang tidak dapat di artikan.

"Ada yang tidak beres."

***********________________**********

Wah wah ada yang tau kenapa Luo Binghe lihat wanita itu dengan pandangan yang aneh???, Hmmm, kalo ada yang tau komen ya(◠‿◕)

Jangan lupa vote dan komen ya。◕‿◕。

See youuuuu(≧▽≦)

Fatty CowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang