part 1

3.3K 262 12
                                    

       

          Kriiinnngggg..................!!!!!!!!!

     Aku tersentak dari lamunanku ketika bel tanda istirahat itu berdering. Seketika suasana yang tadinya begitu hening berubah menjadi hingar bingar oleh suara sorak Sorai. Belum lagi gemuruh suara dari buku buku yang di tutup dengan keras. Hal yang memang disengaja karena begitu girangnya mendengar bel berdering. Huh, seperti anak kecil saja. Padahal cuma istirahat pertama. Itu pertanda, kami masih harus meneruskan pelajaran berikutnya dan akan menikmati istirahat kedua lalu kembali lagi meneruskan pelajaran berikutnya.

       Anak anak bergegas keluar setelah pak mingjue meninggalkan kelas. Sementara aku lebih memilih tetap tinggal. Kuraih tasku yang ku gantung kan di bangku ku lalu merogohnya. Dahi ku langsung mengernyit, ah, aku lupa membawa bekal. Padahal tadi pagi aku tidak sempat sarapan dan sekarang perutku sangat lapar. Hm, mau bagaimana lagi aku harus mengikuti anak anak pergi ke kantin.

        Aku benci kantin. Dan ini kali kedua aku menginjak kan kakiku di lantai kantin. Pertama kali ketika aku menjadi siswa baru dan tak tau situasi juga suasana yang di tawarkan sekolah ini. Dan yang kedua, sekarang ini, karena aku lupa membawa bekal. Kalian tahu kenapa aku tak suka ke kantin? Ah, sebentar lagi kalian akan mengetahui nya. Aku mengambil tempat dan mengantri.
  
        "Ayo tebak, yang di depan aku ini, satu atau dua orang?" Tanya laki-laki yang menyusul mengantri di belakangku. "Kayaknya dua deh." Jawab laki-laki yang aku yakin berdiri di belakang laki-laki yang mengajukan pertanyaan tadi.

        Laki-laki yang bertanya tadi mendekatkan wajahnya ke wajahku, "Salah, ternyata satu, Bo!" lalu berderailah tawa mereka. Aku hanya diam. Kepalaku semakin kutundukan, aku malu.

     "Hei, kamu mau makan apa tidak?" Aku kaget mendengar pertanyaan ketus barusan yang ternyata adalah suara penjaga kantin. Karena malu aku sampai lupa bahwa giliranku sudah tiba. Cepat-cepat kulangkahkan kakiku ke depan dan mengambil bagian yang kumau lalu segera membayar nya. Sementara lelaki yang berada di belakang ku terus tertawa. Aku berjalan mengambil tempat paling belakang. Aku bengitu risih ketika sekian mata memandangi ku.

   
   "Heran, kok bisa-bisanya sekolah ini menerima orang OB kayak dia ya?" bisik seorang perempuan yang kutahu berasal dari kelasku sambil menatap sinis ke arahku. Perempuan yang begitu cantik dan terlihat begitu sempurna. Aku pura-pura tak mendengar dan terus berjalan ke belakang, seseorang menyenggol tanganku dari belakang. Kontan nampan yang kupegang jatuh menumpahkan semua isinya. Suasana jadi riuh oleh bisingnya pecahan dari piring dan gelas yang terjatuh dari nampan. Seketika orang-orang yang berada di dalam kantin menatapku penuh amarah bahkan menatap ku penuh rasa jijik. Aku begitu takut.

       "Hei, badanmu begitu besar apa kau tak punya mata yang besar juaga sampai tak bisa jalan!?" Teriak penjaga kantin. Aku semakin takut dan tubuhku bergetar hebat. Aku tak tau harus berbuat apa lagi. "Hei, kau tak apa apa??" Tanya seorang laki-laki yang berjongkok di depanku sambil membantu aku membereskan pecahan dari piring dan gelas. " i..iya, a....aku tidak apa a...apa" jawabku malu sambil terus memungut pecahan pecahan itu," sini biar aku bantu" jawabnya dengan tersenyum. Aku hanya diam saja sambil terus menunduk kan kepalaku. "Ge, kenapa kau membantunya?, Bagaimana kalau Gege terkena pecahan itu??" Tanya seorang yang berdiri di belakang pemuda yang membantuku." Sudah tidak apa apa." jawabnya, aku tetap diam sambil terus menunduk. " Nah, sudah bersih mari ku bantu berdiri" katanya lagi sambil mengulurkan tangannya ke padaku. Air mata yang sendari ku bendung tumpah begitu saja membanjiri pipiku. Aku tak peduli lagi dengan sekian sorakan caci maki yang di lemparkan anak-anak ke arahku, setelah berterima kasih kepada lelaki di depanku aku segera berlari keluar kantin dengan wajah penuh air mata.

      Dan siang ini aku berada di ruang kepala sekolah. Aku sedang menerima sekian nasihat dan sedikit sindiran dari kepala sekolah itu. Dia adalah kumpulan daging yang memiliki jenis kelamin laki-laki dengan tubuh yang tinggi dan badan atletis. Wajahnya cukup menawan untuk orang seusianya. Tapi aku tidak pernah bisa menyukainya.

       " Saya sadar betapa berat beban yang kamu pikul karena setiap hari harus membawa badan yang berat itu berjalan. Tapi seharusnya kamu lebih berhati-hati dalam melangkah agar tidak salah jalan. Syukurnya hanya makanan yang jatuh, bagaimana kalau sampai tubuhmu yang berat itu turut jatuh? Saya yakin suasana kantin jauh lebih heboh dari yang tadi." Ujarnya panjang lebar. Ia menatap ku penuh rasa iba. Aku yakin dia tak punya perbendaharaan kata yang lebih baik untuk menghaluskan Kalimatnya karena saat ini aku begitu tersudut.

       Aku hampir lupa memberi tahu kalian siapa nama kepala sekolah ini, namanya Wen Rouhan, berasal dari Qishan Wen. Anak-anak sering menyebut nya Western Cabul karena memang suka gatel sama siswi ataupun omega laki-laki yang menurutnya menarik, kecuali aku tentunya.

      Aku pulang setelah kepala sekolah itu meminta ku untuk ganti rugi atas perbuatan ku pagi tadi di kantin. Dan aku bersumpah tak akan menginjakkan kakiku lagi di kantin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Halo semuaaaaaaa👋👋👋👋, maaf ya kalo gaje soalnya ini cuma buat melampiaskan ideku saja hehehehhe ( ╹▽╹ ), jadi sekali lagi aku minta maaf semuaaaaaa semoga betah baca ya mueheehehheheh ( ꈍᴗꈍ), See youuuuuu(◠‿◕)jangan lupa vote dan komen sekian terimagaji
( ꈍᴗꈍ)(◡ ω ◡)

Fatty CowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang