Duapuluh

1.7K 152 9
                                    

Sorry Typo

Selamat Membaca 💜💜💜💜💜

Taehyung merasa bahagia karena lamarannya diterima oleh Jimin.

Sebenarnya itu juga usul dari Mamanya. Mamanya itu sudah tak sabar ingin menjadikan Jimin menantunya. Beliau juga berpendapat kalau kemarin itu adalah waktu dan momen yang pas, dan ternyata Mamanya itu benar. Jimin tanpa ragu menerima lamarannya.

Hari ini, Jimin berkunjung ke rumah Taehyung ingin bertemu dengan Mama Taehyung terlebih dahulu, sebelum nantinya akan dilakukan pertemuan keluarga. Jimin juga sudah cerita kepada Orang tuanya perihal hubungannya dengan Taehyung.

Saat pertama kali Jimin mengenalkan Taehyung kepada orang tuanya mereka sempat terkejut, karena setau mereka kekasih Jimin itu Jungkook dan itu sudah bertahun-tahun lamanya, tapi saat kunjungannya hari itu Jimin datang dengan orang lain. Mengharuskan Jimin menjelaskan semuanya, sampai orang tuanya itu mengerti dan paham.

Di hari dimana Taehyung bertemu orang tua Jimin, disaat itu juga Taehyung membicarakan kalau dia memang berniat serius dengan Jimin. Orang tua Jimin menerima dengan baik. Niat baik harus diterima dengan baik, kan?

"Nak, bagaimana kalau pertemuan keluarga kita buat minggu depan saja. Kita juga harus menunggu Papa pulang dulu dari dinasnya."

"Iya Ma, tidak masalah. Nanti Jimin sampaikan."

"Ahh gak Jim, nanti biar Mama saja yang bilang ke orang tuamu. Kamu tahu kan kalau kita sudah akrab." ucap calon ibu mertuanya itu. "Calon besan harus akrab kan ya." Jimin hanya mengangguk menanggapi ucapan calon mertuanya itu.

"Jim, kamu kok mau sama anak Mama sih?"

"Cinta gak butuh alasan kan Ma." ucap Jimin, membuat sang calon mertua tersenyum.

"Kita pergi sekarang?" Jimin mengangguk.

Sebenarnya Mama Taehyung memanggil Jimin ke rumah karena ingin mengajak Jimin berbelanja. Membeli barang yang akan digunakan untuk seserahan nantinya.
.
.
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di mall. Masuk dari satu toko ke toko lain.

Melihat, memilih, membayar. Tak perlu mencoba karena Mama tau apapun itu jika yang memakai Jimin pasti bagus.

"Ma, sudah ya. Ini sudah sangat banyak."

"Itu baru sedikit."

"Banyak sekali ini ma."

Saat calon ibu mertua dan calon menantu itu sedang berdebat. Ada orang lain yang melihat mereka. Dia memicingkan matanya menatap lebih dalam, meyakinkan dirinya kalau yang dia liat itu tidak salah.

"JIMIN."

Mendengar namanya dipanggil, Jimin menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Hingga matanya melihat sosok yang memang sedang ia hindari.

"Jungkook." Gumam Jimin.
"Ma, kita pergi sekarang. Jimin mohon Ma." mohon Jimin.

Mama yang melihat raut ketakutan Jimin langsung menuruti permintaan calon menantunya itu. Mereka tergesa meninggalkan mall tersebut.

Saat di mobil Mama ingin bertanya perihal apa yang membuatnya setakut itu. Tapi diurungkan saat melihat raut khawatir Jimin.

Jimin khawatir, bukan, dia bukannya khawatir kalau kalau perasaannya kembali lagi. Tapi dia khawatir kalau Jungkook malah membawa dirinya sejauh mungkin dan mengurungnya. Dia paham bagaimana nekatnya Jungkook.

Jimin masih bergelut dengan berbagai pikirannya. Dia tak sadar kalau mobil yang ditumpanginya itu sudah berhenti.

"Sayang, Jimin. Kita turun dulu nak." ucapan Mama Taehyung membuyarkan lamunan Jimin.
"Kita beli ice cream dulu. Mama tadi sudah tanya Taehyung, apa yang bisa membuat mood mu itu balik."
Jimin terkekeh mendengar ucapan Mama, astaga malu sekali dia.

SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang