Sepuluh

2.1K 170 35
                                    

Kali ini fokus ke Kookmin dulu ya...

Selamat Membaca 💕💕💕💕

Setelah seminggu lebih 2 hari Jimin tidak pulang ke apartementnya. Hari ini Jimin akhirnya pulang.

Setelah membuka pintu apartmentnya, hal pertama yang ia lihat adalah apartmentnya berantakan. Kulit kacang dimana-mana, botol-botol alkohol dan wadah makanan kosong juga berserakan, bahkan bantal sofa juga berada di sembarang tempat. Jimin tentu bisa menebak siapa pelaku yang membuat apartement miliknya berantakan. Tentu saja Jungkook, karena cuma dia yang tau akses masuk ke apartmentnya.

Jimin mencari keberadaan Jungkook, Jimin melihat di ruang tv kosong, di dapur kosong, berarti sudah jelas Jungkook pasti berada di kamarnya.

Jimin langsung berjalan ke arah kamar membuka sedikit pintu.

"Jim.... Hiks... Dimana.... Hiks?"

"Jim.... Sayang...."

Jimin melihat lelakinya itu sangat kacau rambutnya berantakan, sedikit sesegukan, entah itu efek dia menangis atau mabuk. Sambil memegangi fotonya.

Jimin berjalan ke arah Jungkook. Memanggil nama Jungkook lembut. Memegang pundaknya lalu sedikit mengelus.

"Kook..."

Jungkook yang mendengar suara Jimin, seketika berbalik dan memeluk Jimin.

"Jim, ini beneran kamu?"

"Sayang, beneran kamu kan ini?"

"Jimin.... Jimin.... Jimin...."

Pertanyaan itu terus menerus Jungkook ulang, Jimin hanya menanggapi dengan anggukan kecil, dan usapan lembut di punggung kekasihnya itu. Mau bagaimanapun Jungkook ketika Jimin melihat keadaan Jungkok terpuruk begini ia tetap saja tak tega.

"Iya Kook, ini Jimin."

Satu kalimat akhirnya terucap yang membuat Jungkook makin mengeratkan pelukannya.
.
.
.
.
.
.
Saat ini Jimin sedang memasak, menyiapkan makan siang dan juga soup pereda mabuk untuk Jungkook. Jungkook? Dia tertidur. Jimin yang menyuruh Jungkook tidur saat ia melihat mata Jungkook merah. Tentu saja tidak mudah, bahkan Jungkook tidak ingin melepaskan pelukannya ke Jimin.

Setelah semua matang, Jimin hendak membangunkan Jungkook.

"Kook..." Panggil Jimin sambil menepuk pelan pipi Jungkook.
"Bangun... Yuk makan dulu."

Masih tidak ada respon.

"Kook..." panggil Jimin lagi yang tadinya tepukan sekarang naik tingkat menjadi cubitan.

"Nnggghh..." lenguh Jungkook.

"Ayoo bangun...."

"Sayang...." panggil Jungkook sambil merentangkan tangannya. Meminta pelukan. Jimin paham tentu saja. Sudah sangat hafal dengan tabiat Jungkook.

"Bangun dulu, baru dapet peluk. Kalau gak mau bangun gak aku kasih."

Jungkook langsung bangun, setelah mendengar ucapan Jimin walaupun dengan mata yang masih terpejam. Jimin menggandeng Jungkook membawanya ke kamar mandi. Jungkook yang masih setengah sadar hanya menurut saja.

Syyyuuuur.....

Jimin menghidupkan shower, yang dibawahnya sudah berdiri seorang Jungkook.

"Hah.. Hah... Jim dingin." protes Jungkook.

"Mandi dulu, setelah itu turun. Makan. Kita perlu bicara Kook."

Jungkook menelan ludahnya. Berpikir sejak kapan Jiminnya berubah menjadi segalak ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"

Sayang, masakanmu semakin enak."

Jimin yang mendapat pujian hanya tersenyum.

Setelah mereka selesai makan dan membereskan semua. Jimin berniat memulai obrolannya. Sedangkan Jungkook, sebenarnya dia ingin memeluk Jimin seharian ini. Dia kangen sangat kangen.

"Kook, gak usah manja dulu, kita perlu bicara!" tegas Jimin.

"Nanti saja, aku ingin memelukmu."

"Gak bisa. Ini penting."

Jungkook memilih menuruti Jimin.

"Baik bicaralah."

"Kook, aku langsung ke inti saja. Kayaknya hubungan kita stop sampai sini aja."

Jdeeeeerrr....

Sumpah Jungkook kaget.

"Gak usah bercanda deh."

"Aku gak bercanda Kook. Apa aku terlihat seperti sedang bercanda sekarang?"

Jungkook menatap Jimin, hasilnya NIHIL Jimin benar-benar mode serius sekarang.

"Jim, seharusnya disini yang marah itu aku ya, seminggu lebih kamu ngilang, semua nomor sama sosial mediaku kamu block terus sekarang? Kamu mutusin aku?"

Jimin tersenyum miris.

"Kamu masih belum sadar sama kesalahanmu Kook?"
"Kook dengerin baik-baik. Jangan sampai kamu jeda omonganku."
"5 tahun aku pacaran sama kamu. Selama 5 tahun itu kamu berulang kali main dibelakangku."

Deg. Jungkook kaget lagi, ternyata selama ini Jimin tau.

"Aku tau Kook, aku berulang kali juga ngelihat. Bahkan kamu dengan santainya meluk orang lain di depanku."

Jungkook mau buka mulut.

"Diem dulu. Aku diem bukan berarti aku gak tau, aku berulang kali ngasih kamu kesempatan aku maafin kamu tanpa kamu minta maaf ke aku. Kamu terlalu nyepelin aku Kook. Bahkan kemarin di hari anniv kita kamu milih tidur sama orang lain."

Jimin berhenti sebentar, menarik nafasnya sedalam mungkin. Berusaha menahan tangisannya. Jungkook bener-bener bungkam, dia gak nyangka kalau Jimin bisa tahu semua itu.

"Bahkan banyak dari selingkuhan kamu, itu jadi temenku. Kamu sadar gak sih sama yang kamu lakuin?"
"Kook, aku capek. Serius aku capek kalau aku tetep bertahan dihubungan kayak gini. Aku berjuang buat mertahanin hubungan kita, aku berusaha untuk tetep ada buat kamu. Tapi kamu, kamu gak nganggep itu, kamu nyepelein aku. Aku rasa ini sudah cukup buat aku Kook."

Tangisan Jimin akhirnya pecah. Jungkook langsung memeluk Jimin.

"Jim, maafin aku. Aku bener-bener minta maaf sama kamu. Aku mohon jangan pergi. Beri aku kesempatan lagi Jim, aku janji aku gak akan begitu lagi Jim."
"Jim aku mohon... Aku bener-bener mohon sama kamu, jangan pergi, jangan tinggalin aku. Aku sayang kamu. Kamu rumahku Jim. Hiks."

Jungkook ikut nangis, dia tahu kesalahannya. Dia udah buat kesayangannya itu sakit. Dia udah buat rumahnya itu hancur. Dia udah buat malaikatnya itu patah.

Jungkook berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak akan buat Jiminnya nangis lagi. Sakit lagi. Hancur lagi. Dia berjanji. Untuk kali ini dia benar-benar berjanji.

"Jim... Aku mohon....."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat Malam.....

Gimana cerita kali ini?
Kalau ada typo maafin ya...
Aku ngetik ini di sela-sela acara lamaran keluargaku.

Btw di tempat kalian hujan gak? Di tempatku udah 2 hari hujan terus tanpa jeda.

Makasih buat yang mau baca... 💕💕💕💕💕💕

SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang