Bonus Chap - Rencana

713 55 0
                                    

Hai....
Kalian nungguin cerita ini gak?
Maaf ya kalau jelek
Emang penulisanku masih jelek
Tapi semoga kalian suka ya...


Selamat membaca.....

Sorry for Typo


Jungkook masih gencar mendekati Jimin. Walaupun masih tidak secara terang-terangan. Well, benar kata temannya Jimin susah untuk didekati.

Hari ini ada acara di sekolah, Jungkook sudah menyusun rencana dia akan membuat Jimin menghubunginya terlebih dahulu. Dia sudah tahu Jimin, secuek-cueknya seorang Jimin, dia tetap berbuat baik menolong siapa saja.

"Hai, ada jacket ketinggalan nih? Punya siapa?" teriak seorang cewek. Rencana Jungkook baru saja di mulai.

"Punya Jungkook tuh." sahut teman cowok.

"Orangnya kemana?"

"Pamit pulang dulu tadi, ada urusan."

"Bawa gih." si cewek ngelempar jacket ke si cowok. Dan tepat sasaran, kebetulan Jimin sedang lewat didekat mereka jadi mereka sengaja melepar jacket itu ke arah Jimin.

"Eh apa nih?"

"Jim sorry gak sengaja, tadi gue mau ngelempar tuh jacket ke dia, malah kena lo." ucap si cewek

"Dih ogah, bukan punya gue juga." sahut si cowok.

"Terus? Ini punya siapa?"

"Jungkook. Eum bawa lo aja ya Jim, gue mau balik soalnya. Bye."

"Gue juga mau balik duluan. Nanti lo aja yang balikin, gue duluan, bye."

"Eh eh lah maksudnya gimana ini? Heh balik kalian, bawa aja nih jacket."

Tak ada pilihan, Jimin harus bawa pulang jacket Jungkook. Daripada ilang, soalnya jacketnya mahal.

Di lain tempat orang yang membuat rencana sedang mondar mandir tak tenang berpikir rencananya berhasil atau tidak.

"Jungkook!"

"Huh akhirnya, gimana gimana?"

"Berhasil! Jacket lo udah dibawa Jimin."

"Oke sip, thanks ya, besok gue traktir kalian. Balik duluan ya..."
.
.
.
.
.
.
Jungkook saat ini sedang menatap handphonenya, menunggu pesan dari seseorang. Tentu saja Jimin, siapa lagi.
Padahal orang yang ditunggu sedang asyik menonton film favoritnya.

Jam 10 malam. Pesan yang ditunggu Jungkook tak kunjung muncul, huh tipis sudah harapan Jungkook. Dia udah putus asa, dia udah pergi meninggalkan handphone yang sedari tadi di tatapnya. Padahal Jungkook sudah sengaja mengabaikan chat semua hanya demi Jimin. Namun hasilnya.

*Ting

Bunyi pesan masuk, Jungkook yang hendak keluar kamar tidak jadi, dia loncat lagi ke kasurnya meraih handphonenya dengan senyum senyum dia membuka pesan yang baru saja masuk. Dia tahu itu Jimin, karena dia sengaja memberikan notif berbeda hanya untuk Jimin.

Isi Chat
"Jungkook, tadi Jacket lo ketinggalan, terus ini gue bawa. Besok langsung ambil aja ya di kelas gue.

Jimin - XI IPA 2"

"To the point sekali." gumam Jungkook.

Jungkook dengan cepat membalas pesan Jimin. Dia ingin bersikap cool untuk menarik perhatian Jimin.

"Thanks ya, tadi gue lupa, terus kalau bisa jangan di kelas lo deh, gaenak gue."

Balasan pesan Jungkook.

"Kalau gitu tunggu di hall sekolah aja."

"Oke. See you!"

Jungkook hanya tersenyum miris ketika tahu kalau chatnya tidak dibalas lagi. Padahal dia berharap bisa chat panjang dengan Jimin.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Jungkook berangkat sekolah dengan wajah sumringahnya. Dia tidak mau membuat Jimin menunggu terlalu lama, Jungkook hafal jam berangkat Jimin, termasuk pagi datengnya. Dia dalam dia menambah kecepatan motornya supaya cepat sampai ke sekolah.

Setelah memakir motornya, Jungkook mengecek hpnya, ternyata ada notif pesan masuk.

Jimin

"Ambil di kelas aja, gue tadi udah nungguin lo lama banget."

Selanjutnya Jungkook langsung melenggang ke kelas Jimin.

Keinginan Jungkook untuk ketemu Jimin sirna sudah.
Tadi pas mau ngelangkah masuk kelas Jimim, tiba-tiba ada orang yang ngehadang dia.

"Kook, ngambil jacket ya?" Jungkook cuma ngangguk.
"Nih, baik kan gue nyimpenin."
Tanpa mengucapkan apapun Jungkook pergi mana ngaku-ngaku kalau dia yang nyimpenin. Dia kira Jungkook gak tau muka Jimin apa, sampai sepede itu dia ngaku-ngaku sebagai Jimin. Jungkook kan jadinya gedek.

Jungkook jalan balik ke kelas dengan keadaan mood yang tidak baik baik saja, tidak tahu aja kalau sebenernya Jimin merhatiin dia dari jauh.

"Hahaha, orang aneh."

Setelah mengucapkan itu, Jimin mengalihkan atensinya ke telvon, melihat nama si penelvon dan langsung menjawab telvon itu.

"Hallo kak?"
.
.
.
.
.
.
.
"Sial! Sial! Sial!"

Umpatan Jungkook tak pernah luntur dari mulutnya sejak dia sampe ke kelas tadi, tentu itu membuat teman-temannya geram.

"Lo napa sih?"

"Rencana gue gagal." jawab Jungkook

Yugyeom cuma dengerin aja obrolan mereka berdua.


"Kayaknya semalem lo cerita kalau dia ngehubungin lo deh." jawab Jaehyun. Ya kemarin yang ngebantu Jungkook jalanin aksinya tuh Jaehyun.

"Iya emang, tapi pas tadi yang ngebalikin jacket gue tuh bukan Jimin, tapi orang lain. Dan lo tau, parahnya? Orang itu ngaku-ngaku kalau dia udah nyimpen jacket gue. Dikira gue gak tau apa ya."

"Hahahaha...." Yugyeom yang denger itu langsung ngakak kenceng banget.
Setelah puas ketawa Yugyeom langsung ngomong.
"Kan udah gue bilang, Jimin tuh susah dideketin."

"Gue gak bakal nyerah buat dapetin Jimin, liat aja." optimis Jungkook.

"Gue dukung lo Kook!" ucap Jaehyun

"Terserah lu dah!"

.
.
.
.
.
.
Ini masih berlanjut...

SelingkuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang