Selamat Membaca 💕
Seharusnya hari ini Jimin merasa bahagia. Seharusnya hari ini Jimin menghabiskan waktunya dengan kekasihnya. Seharusnya, ya itu seharusnya.
Tepat hari ini adalah anniversary Jimin dengan Jungkook yang ke 5. Jimin benar-benar berharap Jungkook ingat akan hal itu. Tapi nyatanya...
"Huh..." suaran helaan nafas Jimin mungkin terdengar menyakitkan untuk beberapa orang.
"Dia tidak ingat." Jimin mati-matian menahan air matanya. Hatinya sungguh sakit. Hari sudah akan berganti, tapi Jimin sama sekali belum mendapatkan kejutan, ah tidak, sekedar ucapan dari Jungkook itu saja sudah cukup untuk Jimin. Tapi Jimin tak mendapatkan itu.Kalau diingat-ingat lagi, saat merayakan anniv mereka yang pertama, kedua ketiga dan keempat selalu Jimin yang memulai. Jimin yang mengucapkan terlebih dahulu. Jimin yang memberi kejutan bahkan hadiah. Jungkook? Tentu saja dia baru tau setelah mendapatkan itu semua dari Jimin.
Kali ini Jimin ingin egois, dia tidak akan mengucapkan terlebih dahulu. Dia ingin lihat, apa Jungkook ingat dengan hari ini. Hari istimewa untuk mereka.
Jimin mengusap lelehan air mata yang mengalir di pipinya. Jungkook benar-benar melupakan hari ini.
Jimin membenarkan posisi bantal dan selimutnya berencana untuk tidur. Dia lelah, sedari tadi hati dan fikirannya sedang berperang apa ia harus mendatangi Jungkook atau tetap dengan keegoisannya.
.
.
.
Jimin sengaja bangun lebih pagi, dia akan mampir ke apartemen Jungkook. Membawa makanan niatnya untuk mangajak Jungkook sarapan bersama menebus yang kemarin.Jimin sudah sampai di depan pintu apartemen Jungkook. Dia memasukkan password apartement Jungkook. Tapi gagal. Apa Jungkook mengganti password apartementnya. Begitu isi pikirannya Jimin sekarang.
Akhirnya Jimin memilih memencet tombol bel yang tersedia di dekat pintu.
Tak lama, pintu apartement Jungkook terbuka. Jimin sudah menyiapkan senyum paling indah dan tulus miliknya. Tapi saat tau siapa yang membuka pintu, senyum Jimin hilang.
Seorang cewek, yang hanya memakai bathrob, dan terlihat kalau dia baru selesai mandi, rambutnya masih basah ngomong-ngomong.
"Ya?" tanya cewek tadi ke Jimin. Jimin diam, dia bingung, dia blank.
"Ahh, gue hanya mengantar sarapan buat Jungkook. Lo pasti kekasih Jungkook?" Jimin memberikan wadah makanan yang dia bawa.
"Ahh iya..." ucap cewek itu malu-malu. "Kenalin gue Eunha, Lo siapanya Jungkook?" tanya cewek itu lagi.
"Gue? Gue cuma orang yang deket sama Jungkook." Jawab Jimin santai.
"Jungkook masih tidur, gak mau masuk dulu gitu?" Jimin ingin sekali masuk, melabrak, memaki Jungkook. Bisa-bisanya dia menjalin kasih sama cewek lain, malah sampai melakukan seks kemarin malam, di hari anniv mereka yang seharusnya dengan Jiminlah Jungkook merayakan.
Jimin melihat Jam yang melingkar apik di tangannya.
"Ahh sorry, lain kali aja deh gue harus ke kampus, ada kelas pagi. Bye!" setelah mengucapkan itu Jimin berlalu pergi. Meninggalkan Eunha yang tetap tersenyum, tanpa dia tahu Jimin berusaha mati-matian menahan sakit hatinya, yang secara terus menerus ia rasakan.
Asal kalian tahu Jimin bukannya lemah, tapi semua amarah dan rasa sakit yang dia dapat dari Jungkook tertutupi dengan rasa cintanya untuk Jungkook.
Jimin meyakinkan dirinya agar tidak menangisi Jungkook lagi. Jimin meyakinkan dirinya untuk tidak lemah lagi. Jimin meyakinkan dirinya untuk tidak mengalah lagi. Kalau Jungkook bisa melakukan itu semua dia juga harus bisa dong.
Bukan, Jimin bukannya ingin membalas dendam Jimin bukan pendendam ngomong-ngomong. Tapi dia ingin memberi pelajaran ke Jungkook. Dan semua itu akan dimulai dari hari ini.
.
.
.
.
.
Jungkook baru saja selesai mandi, dia ingin ke dapur membuat kopi, sudah jadi kebiasaannya meminum kopi di pagi hari."Lo beli makanan?" tanya Jungkook saat melihat Eunha sedang menata makanan di meja makan.
"Oh sudah bangun, nggak beli. Tadi ada orang cowok mungil, rambutnya blonde lucu pokoknya, dia dateng ngasih makanan ini." Jelas Eunha. Jungkook terkejut dengan ciri-ciri yang disebut Eunha tadi. Itu seperti Jiminnya.
"Aku lupa gak nanya namanya Kook. Tapi dia bilang dia deket sama kamu. Sahabatmu ya?" sambung Eunha.Jungkook diam, dia memutar otak. Alasan apalagi yang akan dia berikan untuk Jimin.
Cewek itu menginap karena selama hujan deras.
Itu sungguh tak mungkin semalam tidak turun hujan.
Cewek itu sepupunya, semalam baru datang dan menginap.
Ahh ya benar, alasan kedua pasti bisa dia gunakan."Lo, keluar dari apartement gue. Hubungan kita selesai!" Ucap Jungkook yang sontak membuat Eunha terkejut, marah, nangis tidak percaya.
"Aku harus menemui Jimin." kalimat itu terus menerus berputar diotaknya.
Entahlah, Jungkook saat ini merasa takut. Padahal biasanya tidak, asal kalian tahu gak hanya sekali ataupun duakali Jungkook bermain di belakang Jimin. Tapi kali ini, Jungkook takut.
.
.
.
.
....
....
....
....
....
Hallo!!!!
Kali ini cukup panjang. Moodku buat nulis lagi bagus banget.
Semoga suka ya....
Kalau ada yang mau ngasih saran masukan ataupun ide cerita selanjutnya gimana. Boleh lah disampaiin.Maaf aku updatenya gak terjadwal samsek. Tapi yaaaa gimana...
Terimakasih sudah membaca 💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuh
FanfictionPark Jimin yang diam diam selingkuh di belakang Jeon Jungkook orang yang sudah menjadi kekasihnya selama 4 tahun ini. Jeon Jungkook yang punya sikap berengsek, suka main dengan cewek maupun uke lain, tapi cinta banget sama kekasihnya, gak pernah bia...