Chapter 3 : Underlying causes

624 32 0
                                    

"Langit malam terlihat cerah. Tak berawan dan mendung. Sedikit udara segar boleh juga. Aku harap kali ini Senri-san tidak marah kalau aku berkeliling sebentar," ucap Train dengan meregangkan otot kedua tangannya keatas. Ia berdiri sambil menatap bulan purnama. Ia meminum seteguk air terakhir berwarna crimson di tangan. Setelah itu, ia berjalan menuruni anak tangga yang berada dekat dengan kamarnya. Ia berjalan menyusuri aula besar di lantai satu menuju pintu keluar. Tempat itu sepi. Hening. Seperti biasa ia tidak akan pergi jauh.

"Ahh... Segar sekali" gumam Train dengan menghembusakan napas dalam-dalam. Ia membiarkan udara malam masuk melalui kedua lubang hidung dan mulutnya perlahan. Sedetik kemudian Train melesat jauh. Berlari menyusuri lebatnya hutan Orleans. Ia sangat hafal tempat itu dan setiap detailnya dari ujung utara hingga selatan.

"Ini menyenangkan. Sudah berapa lama aku tidak seperti ini? Setahun? Sebulan? Atau baru kemarin? Argh , kenapa ingatanku jelek sekali "

Tak lama kemudian Ia berhenti di depan gerbang bertuliskan selamat datang di Orleas City. Ia berjalan mendekat.

"Tidak ada yang berubah. Mau seberapa lama aku menunggu untuk saat-saat seperti ini. Batasan ini, aku benar-benar ingin melihat dunia seperti apa disana. Pasti banyak sekali manusia tentunya... Huh, cepat atau lambat waktu itu akan segera tiba"

Sepintas ia mencium aroma khas yang dikenalnya.

"Aneh, tidak biasanya aku mencium aroma khas manusia sekuat ini. Apa mereka benar-benar dekat dari sini". Tak biasanya ada manusia yang berkeliaran di malam sepekat ini. Train menyipitkan pandangannya. Tampak bayangan hitam mendekati tempat dimana Train berada.

"Satu lagi makanan penutup"

***

Kouka mengayuh sepedanya berkeliling sebentar. Ia penasaran. Ia tidak mau hanya berdiri dan menunggu. Ia pun menyusuri setiap sudut kota itu dengan seksama.

"Memang benar-benar sepi disini. Eh, bukankah itu teman evelyn? Jeremy!"

"Ke-Keiko? Sedang apa kamu disini?"

"Loh bukannya aku yang mesti bertanya disini"

"Ehmm.. Aku sedang jalan-jalan sebentar. kamu tahulah aku orang yang tidak bisa hanya diam dan menghabiskan waktuku untuk tidur begitu saja. And you?"

"Aku juga sedang berkeliling sebentar. Oh, iya. Apa kamu tidak merasa ada yang aneh disini?"

"Hahaha. Tentu saja. Ini kan sudah malam. Apa kamu tidak tahu tentang mitos yang tersebar di daerah ini? Menurutku itu konyol sekali"

"Apa itu? Rasanya aku tidak pernah mendengarnya"

"Huft.. darimana aku memulainya yah. OK. Konon, katanya dulu banyak orang hilang disini. Para polisi setempat juga tidak tahu siapa pelaku kejahatan tersebut. Dan lagi si pelaku tidak meninggalkan bekas atau jejak sedikitpun. hal itulah yang membuat para polisi kesulitan memecahkan kasus itu. Mereka seakan hilang begitu saja ditelan bumi. Waktu si pelaku beraksi bisa dibilang acak. Tak ada yang tahu kapan dia beraksi. Bisa kapan saja. Petunjuknya yang didapat pun hanya satu yaitu mereka semua hilang di malam hari. Versi lain mengatakan kalau mereka diculik oleh vampire yang tinggal dekat daerah sini, hutan lebat Orleans itu. Kamu pasti pernah melewatinya"

"Benarkah? Aku tak percaya masyarakat disini memepercayai kisah itu"

"Itu sebabnya aku bisa bilang kalau itu cerita konyol. Buktinya sejak aku baru tinggal disini tidak ada kasus seperti itu lagi. Oh, kita sudah sampai rumahku. Mau mampir?"

"Not this time, Jeremy. Sebelum jam delapan aku harus sudah ada dirumah. See you"

"Yo" sahut Jeremy dengan melambaikan tangan kanannya. Keiko sendiri kembali mengayuh sepedanya.

TRAIN THE YOUNG VAMPIRE RISES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang