Delapan

68 37 8
                                    


Dengan kesal Arsel kembali ke ruangan nya dengan keadaan lapar ingin sekali ia mengumpati bos nya itu namun takut dosa.

"Aku ngga makan gara-gara dia juga, coba dia ngga datang pasti sekarang perutku ngga harus keroncongan".

Selalu mengecek jam setiap menit berharap waktu cepat berlalu dan ia bisa segera pulang mengisi perutnya yang sudah sejak dari tadi berbunyi minta di isi, membuat nya malas melakukan pekerjaan malah ingin tertidur sekarang jika tidak mengingat masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.

__________

"Akhirnya waktu yang di tunggu tiba juga,"

Bergegas berdiri dari duduk nya langsung membereskan meja nya yang berantakan
Sudah tidak sabar akan segera mengisi perutnya dengan makanan yang sejak dari tadi ia bayangkan.

Menunggu di depan kantor berharap ada taksi yang segera lewat namun sudah lama menunggu yang di tunggu tidak lewat juga.

"Lo mau pulang tanpa nunggu gue mau kabur" Ela datang dari arah belakang menghampiri Arsel sedang menunggu taksi.

"Perasaan udah dari tadi gue nuggu taksi namun sampai sekarang belum satu pun yang lewat"
......
10 menit,

15 menit,

20 menit.

Sudah hampir satu jam Arsel menunggu taksi bahkan sebelum Ela datang.

"Mana sih nih taksi apa mau lihat gue mati kelaparan dulu baru lewat" ngomel Arsel memegangi perutnya yang sudah tak tahan menahan lapar.

"Lo lapar, emang ngga makan tadi siang?" tanya Ela melihat wajah Arsel yang sedikit pucat.

Hanya mampu menggelengkan kepala sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk menjawab pertanyaan Ela.

"Ini nama nya baru cari mati, nahan lapar lo pikir lo unta punya cadangan makanan"

"Ela tolong ambilin air dalam tas gue" ucap Arsel terbata sambil menunjuk tas yang berada di samping kananan nya.

"Lo sih udah tau punya penyakit magg, ngapain sih pake ngga makan segala" Jika sudah begini sikap Ela sudah berubah seperti seorang ibu sedang menasehati anak nya.
"Lo tunggu di sini gue mau cari tumpangan untuk pulang, gue takut lo lebih dulu lewat sebelum taksi lewat" Ucap Ela dengan nada sedikit bercanda.

"Hmm"

Melirik ke arah parkir berharap masih ada orang baik yang mau mengantarkan mereka pulang, Ela menajamkan penglihatan nya ia melihat Dirut baru saja keluar dari pintu utama kantor, pemikiran cantik Ela sudah menemukan siapa yang akan menjadi sasaran tumpangan nya kali ini. Selalu memperhatikan mobil yang menjadi sasaran nya ia menunggu sampai mobil tersebut lewat di hadapan nya dan baru saat itu lah ia akan melancarkan strategi nya.

Dan benar saat mobil yang sudah ia tunggu menuju ke arah nya Ela sudah mengambil ancang untuk memberhentikan mobil tersebut tanpa memikirkan apa kh orang yang menjadi sasaran nya mau membantu atau tidak.

"STOPP...." Teriak Ela menghadang mobil yang sejak dari tadi menjadi sasaran incaran nya.

"Kamu ngapain berdiri di depan mobil...? Lagi uji nyali" ucap pemilik mobil yang Ela berhentikan.

Dengan akal cerdik nya Ela mencoba membujuk bos nya itu agar mau membantu nya.
"Pak..tolong, teman saya lagi sekarat butuh bantuan tidak ada yang bisa saya minta bantuan selain anda"

"Teman kamu mana..?"

"Itu pak" Ela menunjuk Arsel yang sedang duduk diam memperhatikan Ela berbicara dengan orang yang tida ia ketahui.

Ku Kira Kau JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang