Limabelas

24 11 4
                                    

Karena pada akhirnya yang berusaha lah yang menang..
Hy kalian yang sedang berusaha mengejar mimpi percayalah semua do'a kalian Allah mendengarnya.

Salam semangat,,selamat membaca:)
________________.)

Walaupun sudah nencoba beberapa kali menolak tapi apalah daya Arsel yang hanya sebagai bawahan harus mematuhi kata atasan dan di sini lah ia sekarang di sebuah restorant tempat di mana Farel akan bertemu dengan salah satu klien nya.

"Berhentilah menggerutu telingaku sakit mendengar ocehanmu"

"Bagaimana aku tidak kesal kau menyeruhku dengan hal bukan tugasku" ujar nya menatap tidak suka ke arah Farel.

"Kau kan karyawanku sudah tentu harus mematuhi segala perintahku" balas Farel.

"Tapi pekerjaan utamaku semua nya tertunda saya akan dapat masalah baru lagi karena itu" jelas Arsel merasa kesal.

"Tidak bisakah kau diam dan kerjakan semua yang aku suruh"

"Kau menyuruhku untuk menemanimu bukan untuk membantumu mengapa sekarang perkataaanmu beda lagi"

Farel menatap tajam ke arah Arsel yang kini juga menatapnya, mendapat tatapan seperti itu dari bosnya membuat nyali Arsel jadi ciut membuat nya tak ingin berucap lagi.

"Selagi menunggu kau lebih baik pesan minum lebih dulu" ujarnya menatap Arsel yang kini terdiam tidak mengoceh lagi.

"Tidak perlu" jawab Arsel singkat.

"Kau fikir pihak restoran akan membiarkanmu menumpang tempat duduknya lebih lama tanpa memesan apapun" cerca Farel membuat Arsel mendengus kesal mendengar perkataan bosnya itu ia fikir orangitu peduli padanya namun ternyata hanya formalitas saja.

"Pelayan" ucap Farel memanggil salah satu pelayan mendahului Arsel yang juga akan melakukan hal yang sama.

"Kau ingin minum apa" ucap Farel lagi menanyakan nya kepada Arsel.

"Terserah" jawab Arsel acuh.

"Kau fikir restoran mana yang menyediakan minuman terserah"

Rasanya Arsel ingin melempari wajah bosnya itu dengan tas miliknya saking kesalnya.

"Kau kan bisa memilih apa saja"

"Jangan salahkan saya jika aku pesankan jus pare" ucar Farel sambil menulis pesanannya pada kertas pesanan.

Arsel melongo mendengarnya siapa yang menjual jus seperti itu semua orang tau betapa pahitnya buah hijau itu walapun tidak di fungkiri banyak orang yang mengonsumsi nya untuk di jadikan sayur dan juga memiliki manfaat yang cukup baik untuk menyembuhkan sakit encok.

"Emang ada" tanya Arsel penasaran.

"Kau sungguh menginginkannya" balas Farel tidak percaya.

"Kau fikir saya bodoh, restauran mana yang menjual minuman seperti itu"

Ingin membalas ucapan Arsel namun suara mengintrupsi kedua nya membuat Farel menoleh ke belakang ternyata rekan kerja sedari di tunggu telah berdiri kaku di belakang nya.

"Maaf membuat anda menunggu"

"Tidak mengapa, silahkan duduk" balas Farel tersenyum ramah.

Melihat ketiga orang di hadapannya membicarakan suatu hubungan kerja itu yang di tangkap Arsel dari pendengarannya membuatnya merasa bosan tidak ada niatan untuk ikut menimbrung ia tidak tau apa tujuan Farel mengajaknya bahkan satu pendapat pun tidak ada yang ia sampaikan.

"Hmm..permisi boleh saya berbicara" mendengar ucapan Arsel membuat semua mata meliriknya.

"Yah tentu saja silahkan, apakah wanita cantik ini sekertaris pak Farel?" Ujar seorang pria menanyakan rasa penasarannya.

Ku Kira Kau JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang