Sembilan

75 32 9
                                    

Jika pekerjaan adalah alasan kamu
Meninggalkan shalat,
Lalu alasan apa yang kamu berikan
Untuk menuju surga_NH
______________.)


Masih enggan beranajak dari kasur menutupi hampir seluruh tubuh nya dengan selimut. Arsel malas berangkat kerja hari ini mengingat kejadian memalukan kemarin pagi di ruangan bosnya, ia berusaha melupakannya namun selalu saja terngiang dalam pikiran saat itu jugalah ia kembali merasa betapa maluh nya dirinya.

"Huaa....apasih kenapa aku terus mengingat nya nambah beban fikiran saja, tapi kejadian memalukan lebih susah terlupakan daripada moment bahagia"

Sudah capek bergelut dengan pikiran nya sendiri Arsel memilih bangun dari kasur mengambil handuk segera membersihkan diri sebelum berangkat kerja, yang ia yakinkan sudah di tinggal oleh Ela yang lebih dulu berangkat kerja.

__________

Berjalan santai memasuki area kantor namun perasaan nya benar tidak santai merasa was-was takut akan bertemu dengan orang yang berusaha ia hindari, mata nya menatap sekeliling setelah memastikan bahwa orang tersebut tidak ada di sekitarnya Arsel mempercepat langkah memasuki lift.

Namun ternyata tidak sesuai dengan perkiraan nya, saat berada dalam lift ia malah berpapasan dengan orang yang sangat tidak ingin ia temui sedang berada di depan lift yang mungkin sedang menunggu lift terbuka, dengan menggeser seditit badannya agar tidak terlalu berdekatan dengan bosnya yang baru saja memasuki lift yang sama dengan nya.

"Kenapa kamu terlihat gugup" Farel membuka suara melirik Arsel di sampingnya yang hanya terdiam.

"Hah"
"Gugup...? Ngga kok biasa aja" ngelak Arsel padahal kenyataan nya ia berusaha menutupi rasa gugup nya akibat rasa malu yang masih saja teringat nya.

"Tapi kenapa badan kamu seperti bergetar begitu sampai menempel sekali pada dinding lift" ucap Farel melihat tingkah lakuh Arsel yang agak aneh.

"Oh-ini kebiasaan saya, saya suka menyandar dengan dinding apa pun yang berada di dekat saya" ucap Arsel mencari alasan.

"Kebiasaan yang aneh....,Jelas sekali ngga punya tempat untuk bersandar sampai dinding pun jadi" ucap Farel agak mengejek Arsel.

"Kalau iya kenapa, pak Farel mau jadi tempat sandaran saya" tanpa sadar Arsel mengucapkannya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

"Kamu sedang menawarkan saya jadi pasangan kamu?"

Arsel tersenyum mengangkat satu alisnya
"Bukan kah saya udah jadi pasangan anda, sejak anda memaksa saya menjadi pasangan sandiwara anda" ucap Arsel sengaja mengatakannya.

"Ternyata kamu tidak melupakannya, karena kamu sendiri yang mengatakannya oleh karena itu sebagai pasangan temani saya besok malam ke acara pesta rekan bisnis saya"

"Saya menolak" ucap Arsel cepat.

"Apakh ucapan saya terdengar menawarkan, saya menyuruh bukan penawaran itu artinya harus.!!" Ucap Farel dengan penekanan di akhir kata.

"Saya---" ucapan Arsel terpotong saat pintu lift terbuka dan saat itu juga Farel keluar tanpa memperdulikan ucapan Arsel lagi.

"Rasanya gue pengen mukul orang" ucap Arsel ikut keluar lift juga namun ia baru sadar ternyata salah tempat ia lupa pencet tombol lift dan akhirnya lantai ruangannya kelewatan.

Dengan langkah gontai Arsel kembali menuju lift.
"Males banget kalau udah begini capek bolak-balik masuk lift, salah lo sendiri Arsel siapa suruh bodoh ruangan kerja aja kelewatan" ucap Arsel merutuki kebodohannya sendiri.

__________

"Arsel ada kabar baru"

"Apasih tiba-tiba datang langsung omongin gosip, Gue ngga tertarik"

Ku Kira Kau JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang