Ada cerita di setiap ada kata kita Namun aku tak tahu bagaimana akhir Dari ceritanya
Mungkinkah masih ada kata kita atau
Tinggal kata aku dan kamu.
____________.,_nh
Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi matahari sudah mulai menampakkan sinarnya bukan lagi sekadar fajar yang menimbulkan cahaya redup yang indah, berusaha menerebos di sela jendela menerangi ruang yang masih tertutup bahkan penghuninya masih setia di bawah selimut tidak terganggu dengan silauan yang mulai nenerpa wajah tidak menghirukan ketukan pintu yang mulai terdengar keras karena tak kunjung ia buka, mengabaikan teriakan di balik pintu yang meneriakkan namanya sungguh ia tidak peduli bukannya segera beranjak ia malah menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya tidak merasa terusik."Elaa" Teriak wanita yang kini telah berpakaiyan rapih memilih menerobis masuk kamar, tidak peduli jika pemiliknya akan marah.
"Woi Ela bangun ngga lo"ujarnya dengan suara agak keras berharap orang yang ia teriaki merasa terusik.
"Ela, bangun udah siang ini lo yak kebiasaan banget selesai sholat subuh langsung tidur, mentang- mentang hari minggu bawaannya mau rebahan muluk." Omel Arsel merasa kesal.
"Lima menit lagi gue pergi lo ngga bangun, serius gue siram lo" Ancamnya menatap Ela sambil menarik ujung selimut.
"Hmm... Gue udah bangun dari tadi, gue ngga tidur cuman baring" gumam Ela merentangkan tangan nya pertanda ia telah terbangun.
"Kelihatan banget alesannya"
"Ini masih pagi emangnya kamu mau kemana..?" Tanya Ela.
"Pagi darimana nya udah siang ini kamunya aja yang molor muluk heran deh aku,mending kamu bangun pergi olahraga sana biar sehat sekalian bersihkan nih kosan daripada luh dapat ceramah gratis lagi dari mbak luna"
"Apasih kamu udah kayak emak gue ajah lagi marahin anak gadis nya"
"Itung-itung lagi belajar jadi ibu garang" sahut Arsel.
"Rugi amat tuh anak punya ibu kayak loh belum jadi benih ajah, ibu nya udah belajar marahin orang"
"Terserah gue lak gue ibunya, gue mau pergi kerja ini lo bersihin kosan yak"
Ela langsung mencibir mendengar perkataan Arsel jelas ia menolak.
"Buat apa sih cari kerja tambahan ngga capek apa kerja setiap hari, lo jadi ngga ada liburnya" ujar Ela merasa heran."Daripada bosan di kosan mending aku kerja" jawab Arsel sambil berjalan menjauh dari kamar Ela dan langsung menuju pintu depan bersiap akan pergi.
"Aku pergi yak, Jangan lupa tutup pintu jangan sampai ada tamu tidak di undang masuk" Teriak Arsel dari depan teras.
Tidak mendapat jawaban dari teriakannya Arsel tidak peduli ia kembali melanjutkan langkahnya memilih berjalan santai sambil memainkan ponselnya jarak kosan dengan tempat kerjanya yang tidak terlalu jauh nembuatnya memilih berangkat dengan berjalan kaki walaupun menguras sedikit tenaga.
Bukannya melanjutkan langkahnya Arsel malah memih memasuki kafe berniat memesan minum untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokannya yang mulai terasa.
"Mba.. pesan jus melon satu yak" ucap Arsel menyebutkan pesanan nya.
"Siap mohon di tunggu" Arsel hanya tersenyum tanda mengiyakan
Arsel kerja di dua tempat di hari minggu ia memilih kerja di restoran sebagai pelayan untuk mengisi waktu kosong di hari pekan.
"Ini pesanan nya"
"Terima kasih mbak"ucapnya dan langsung membayar harga minuman yang ia pesan.
"Permisih...Boleh aku pinjam sebentar?" Ujar seorang pria datang menghampiri Arsel.
![](https://img.wattpad.com/cover/250066179-288-k250464.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kau Jodoh
Romance"Arsel boleh tidak aku pinjam kamu-)?? Hanya sebentar, aku ingin kamu berada di sisiku sampai aku menemukan nya kembali,_," "Maaf aku bukan barang yg dengan mudahnya kamu pinjam setelah tak butuh kamu kembalikan" Setiap wanita pasti berharap jika di...