Delapanbelas

32 6 6
                                    

Tanpa fikir panjang Arsel langsung berdiri menarik lengan Farel menuju pintu belakang saking panik nya ia menyeret Farel dengan cepat.

"Ada apa sih?" Ujar Farel setelah Arsel membuka pintu belakang dan mendorong Farel keluar.

"Pulang sekarang"

"Kau mengusir"

"Di luar ada ibu kos aku bisa mati di omelin jika melihat mu"

"Emang apa yang saya lakukan bahkan menyentuh mu tidak"

"Jangan banya tanya, pokok nya pulang sekarang" ujar Arsel kembali mendorong punggung Farel menyuruh nya segera pergi.

"Sepatu saya ada di depan"

Arsel menunduk menatap kaki Farel yang ternyata tidak memakai alas kaki ia merasa tidak tega melihatnya namun lebih tidak tega jika harus di omeli.
"Besok saya bawakan, pulang sekarang"

Tanpa mendengar jawaban dari Farel ia langsung berbalik kembali masuk kedalam dan mnutup pintu sedikit keras.

Brak...

Farel meringis mendengar bantingan pintu yang di tutup keras oleh Arsel.

"Baru kali ini aku datang bertamu, pulang lewat pintu belakang" ujarnya dan menatap kaki nya yang tanpa sepatu.
"Sudah di usir, pulang tidak pakai sepatu pula"

Sementara Arsel sudah lari cepat menuju ruang tamu ia langsung menatap takut pintu rumah yang sedari tadi di ketuk keras oleh ibu Luna namun Ela sendiri tidak ada niatan sama sekali untuk membuka pintu, Arsel menatap sinis Ela yang dengan santainya memainkan ponsel dengan bersandar di kursi tanpa merasa takut sama sekali seperti dirinya.

Menghela napas sebelum membuka pintu Arsel meyakinkan dirinya sendiri agar tidak gugup.
"Ada apa buk" ujar Arsel berusaha tersenyum.

"Ada siapa di dalam?" Ujar Ibu Luna curiga.

"Tentu saja ada Ela buk siapa lagi" ujar Arsel terkekeh tidak ingin Ibu Luna semakin curiga.

Tidak percaya dengan ucapan Arsel ia langsung menerobos masuk ingin memastikan sendiri.

"Ibu mencium bau parfum pria di sini jangan mencoba menipu saya yak" kata Ibu Luna menatap tajam Arsel dan Ela bergantian.

"Itu parfum Ela buk, sebenarnya Arsel juga ngga suka tapi kata Ela dia sangat suka" ucap Arsel berusaha meyakinkan tapi dirinya sendiri merasa tidak yakin.

Ela menatap jengkel ke arah Arsel bagaimana mungkin ia di jadikan korban di sini.

"Kalian menyembunyikan nya di mana, suruh keluar sekarang sebelum saya sendiri yang menyeret nya keluar"

Arsel meneguk ludah nya takut sungguh ibu kos emang sangat galak, bersyukurlah kalian yang memiliki ibu kos baik.

"Ngga ada buk"

"Lalu di depan itu mobil siapa?"

"Itu mobil tetangga buk" ucap Arsel asal.

"Kamu fikir tetangga mana yang repot memarkirkan mobil nya di depan pagar sedangkan rumah mereka agak jauh dari sini"

Arsel tersenyum miris sungguh sangat tidak mudah membohongi ibu Luna, ia kehabisan akal entah alasan apa lagi yang akan ia keluarkan.

"Dia cowok siapa? Kau Arsel atau Ela, saya sungguh tidak bisa menebak siapa di antara kalian karena saya tau kalian sama-sama jomlo"

Arsel dan Ela langsung menatap ibu Luna, tersenyum kecut mendengar nya mau menyanggah namun kenyataan.

"Bukan saya" sahut Ela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Kira Kau JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang