Jungkook tidak pernah merasa tubuhnya begitu sakit sehabis bercinta. Tetapi kali ini rasanya begitu menyiksa; remuk redam, belum lagi teror yang ia dapatkan kemarin malam. Kepalanya ikut pusing memikirkan kehadiran orang asing malam tadi. Belum selesai satu masalah kini muncul masalah lain.
"Bagaimana___ bagaimana mungkin?"
Ia menggeleng, panik dan takut menjadi satu. Jungkook pikir dirinya harus segera beranjak jika tidak tubuhnya akan semakin menyedihkan. Desisan parau keluar dari bibir pucatnya begitu mencoba bergerak.
"Akh____ shhh."
Paha Jungkook bergetar, ia bahkan tidak mampu berdiri dengan baik. Beberapa kali terjatuh di lantai ketika nyeri menyerangnya. Dengan tertatih ia menuju kamar mandi dengan tubuhnya yang masih polos. Jungkook tidak bisa memikirkan apa-apa sekarang, harusnya ketika pukul sembilan pas tadi dirinya sudah bersiap untuk bekerja. Namun sudah tiga puluh menit berlalu tetapi ia masih mencoba membersihkan tubuhnya.
Kilas balik kejadian malam tadi berputar begitu saja. Air matanya kembali turun, Jungkook memarahi dirinya sendiri. Dia benci menjadi lemah dan cengeng.
"Menyedihkan, seperti jalang."
Ucapnya ketika cermin memantulkan refleksi tubuh polosnya. Tidak ada ruam kemerahan di sekujur tubuhnya karena memang Taehyung tidak memberikan rangsang pada tubuhnya. Dirinya ditiduri bagaikan seorang jalang.
Jungkook kehilangan tumpuannya, tubuhnya terkulai lemas di lantai. Kepalanya begitu pusing, seperti kehilangan akal ia berteriak, dengan kasar lantas mengarahkan air shower menuju bagian bawahnya.
Melalui tekanan air itu ia berusaha membersihkan sisa cairan Taehyung di dalam tubuhnya. Jungkook kembali histeris karena lagi-lagi merasa sakit luar biasa. Menggeleng beberapa kali ketika melihat aliran air bercampur darah mengalir dari sana.
"Menjijikkan, aku menjijikkan___ hiks."
Sudah lebih dari tiga puluh menit, Jungkook masih membersihkan tubuhnya seperti orang gila. Kepalanya semakin berat, ia tidak kuat menopang berat tubuhnya lagi lagi. Pandangan matanya mengabur, seketika itu Jungkook kehilangan kesadaran. Pingsan di kamar mandi tanpa sehelai benang pun. Jungkook seolah kehilangan sisi warasnya.
Sekitar pukul sepuluh, Choi Dae Ho selaku manajer Jungkook sedang berdiri gelisah di depan unit apartemen milik sang artis. Tiga puluh menit yang lalu pria itu menerima pesan dari Namjoon jika Jungkook tidak datang ke dorm hari ini. Pemuda Jeon tidak memberi kabar kepada mereka akhirnya pria dewasa itu yang turun tangan.
Selaku manajer ia memiliki akses untuk memasuki apartemen ini. Tetapi dirinya masih ragu, Jungkook masih belum menjawab panggilannya, pria itu baru berani masuk jika sudah mendapat izin. Bertekad keberanian ia memutuskan untuk masuk, urusan tata krama itu hal nanti. Ia sudah kepalang khawatir dengan artisnya.
Hening, tidak ada suara apapun. Pria dewasa itu memanggil nama Jungkook berulang kali, sama sekali tidak ada sahutan. Langkah kakinya terhenti di depan pintu kamar. Mendorong sedikit, ternyata tidak terkunci. Ketika pintu terbuka, bau seks langsung menguar. Pria itu tidak terlalu peduli, buru-buru ia mencari keberadaan Jungkook.
Bunyi gemericik air mencuri perhatiannya. Di depan pintu kamar mandi pria itu memanggil nama Jungkook. Tidak ada sahutan, hening seolah tidak ada siapa-siapa di dalam sana. Pria itu semakin khawatir, ia tidak bisa memikirkan apapun selain mencoba membuka pintu.
"ASTAGA, JUNGKOOK!"
Total terkejut begitu melihat kondisi Jungkook yang terkulai tak sadarkan diri. Jungkook terkulai tanpa menggunakan busana apa-apa. Wajahnya terlihat begitu pucat. Lantas sang Manajer menarik handuk, langsung membungkus tubuh Jungkook dan membawanya menuju sofa di dekat kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]
FanfictionMereka masih remaja kala itu, jatuh cinta lalu memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Semua baik-baik saja sebelum mereka mengerti betapa rumitnya kata 'Cinta' Ini perjuangan dua anak adam dalam memperjuangkan cinta yang salah. *** ⚠️⚠️⚠️ Matur...