Bagain 16

1.7K 176 15
                                    

"Bisakah kita berhenti membicarakan ini, Ibu?"

"Kau merasa terganggu, Taehyung?"

Taehyung mengurut pangkal hidungnya, "bukan begitu, suatu hari aku akan datang ke rumah dan membawa belahan jiwaku. Ibu tenang saja."

"Tapi Taehyung, tuan Park adalah rekan kerja Ayahmu."

"Ayah dan Tuan Park boleh saja memiliki hubungan kerja, tetapi tidak ada hukum yang mengharuskan ku untuk menikahi putrinya."
Sang Ibu terdiam di seberang sana.

"Baiklah, akan ku tutup duluan. Ibu, jagalah kesehatan."

Panggilan ponsel itu terputus, Taehyung mengusak rambutnya tidak karuan. Beberapa kali ia mengumpat kasar, sungguh dirinya begitu marah ketika sang Ibu lagi-lagi membahas putri cantik tuan Park. Ibunya berhadap suatu saat nanti mereka akan menikah dan hidup bahagia. Tetapi wanita paruh baya itu tidak tahu jika anaknya tidak tertarik lagi dengan seorang wanita. Iya, putranya Kim Taehyung sudah putar haluan hanya untuk pemuda Jeon.

"Ck, sial."

Taehyung mengumpat lagi, pemuda itu tengah berusaha menekan password apartemen kekasihnya tetapi sudah mencoba sebanyak dua kali tidak juga berhasil.

"Apa dia menggantinya lagi? Sial sekali tidak memberitahuku."

Buru-buru Taehyung menghubungi kekasihnya, sungguh air muka pemuda Kim sangat tidak bersahabat.

"Aku di depan, biarkan aku masuk."

Panggilan itu langsung ditutup hingga tak lama kemudian Jungkook membuka pintu dan mempersilahkannya masuk.

"Maaf hyungie, aku lupa memberitahumu."

Jungkook menunduk tidak berani menatap wajah kekasihnya. Sejak siang tadi interaksi keduanya semakin canggung. Hazel kembar Taehyung menelusuri ruangan, ingin mencari sesuatu yang mencurigakan. Kurang ajar sekali prasangkanya kepada Jungkook.

Ketika di ruang tengah ia mengernyitkan kening, ada yang berubah di sini. "Televisi mu ke mana?" tanya Taehyung menatap serius bola mata Jungkook yang mulai bergerak tidak teratur.

"A-aku, aku meletakkannya di gudang. Benda itu__ dia sudah rusak."

Sial Jungkook merutuki mulutnya, benar benda itu memang ada di gudang tapi bagaimana jika Taehyung memeriksakannya lalu menemukan bekas tembakan pada layarnya?

Taehyung menatap penuh selidik. "Wajahmu ketakutan, kau berbohong?"

Jungkook menggeleng ribut, tiba-tiba saja bibirnya bergetar. Sial, Taehyung semakin dibuat curiga.

"Apartemen ini lebih berantakan, kau tidak sempat merapikannya?" tanya Taehyung lagi, kini ia berjalan pelan memojokkan kekasihnya.

Jungkook kelabakan, pemuda itu mundur perlahan-lahan begitu tubuh Taehyung semakin mendekatinya. "B-benar, a-aku sibuk h-yung."

Melihat perbuatan Taehyung yang mengintimidasi ini membuatnya teringat akan peristiwa mengerikan yang selalu menimpanya setiap malam. Padahal di hadapannya Taehyung, kekasihnya sendiri tetapi rasa takutnya berhasil mengikis rasionalnya.

Tatapan pemuda Kim semakin intens, sudut bibirnya terangkat sedikit. "Kenapa kau takut? Aku kekasihmu 'kan?"

Brukkk

Tubuh Jungkook terjatuh di atas sofa, ia kebingungan sekaligus ketakutan. Tatapan Taehyung berbeda, pemuda Kim itu sudah menindihnya dan berhasil mengunci tubuhnya yang gemetar.

"Kenapa tubuhmu gemetar? Sudah asing dengan sentuhanku? Apa____ kekasih barumu yang melarang? Hm?"

Jungkook sudah berkeringat, pada tingkah Taehyung yang membuatnya gemetaran karena teringat dengan pria gila itu.

SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang