Perjalanan dari Kota Seoul menuju Busan memakan waktu sekitar 4 jam 47 menit. Bukan waktu yang cepat memang, bahkan mereka merelakan hari libur demi penerbangan menuju kota Busan, kota kelahiran Jungkook.
Mereka sudah landing sepuluh menit yang lalu, tidak ada yang tahu kedatangan mereka sebab itu tidak ada yang menyambut mereka di bandara. Lagi pula mereka memang tidak ingin ada yang mengetahui perjalanan ini.
Taehyung menggenggam jemari dingin kekasihnya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah keluarga Jeon dengan menumpangi taksi. Jungkook tersenyum dan membalas genggaman tangan itu. Kaca mobil yang dibuka selebar 3 senti membiarkan angin secara bebas menerbangkan helaian rambut halus milik Jungkook.
"Semua akan baik-baik saja."
"Akan selalu baik-baik saja."
Taehyung tersenyum, sebenarnya ia ingin menarik tubuh Jungkook untuk ia dekap tetapi saat ini mereka harus menjaga perilaku jangan sampai supir taksi menjadi saksi kemesraan mereka.
Sepanjang jalan mereka hanya berdiam diri, menyalurkan kekuatan tanpa kata. Taehyung menikmati pemandangan di sepanjang jalan lewat kaca jendela. Jungkook sudah tertidur, tampaknya pemuda itu kelelahan. Sekitar sepuluh menit lagi mereka tiba di rumah keluarga Jeon.
"Jungkookie bangun, sebentar lagi kita sampai."
Taehyung menepuk pipi gempil itu beberapa kali, tetapi tidak berhasil. Karena Jungkook memang susah dibangunkan kalau sudah tidur. Tidak mungkin Taehyung mencium bibir Jungkook saat ini 'kan? Sepertinya sedikit jahil tidak masalah. Taehyung menarik hidung bangir Jungkook, menekannya supaya jalur nafas pemuda itu terganggu.
Wajah Jungkook mulai gelisah, dengan tidak rela ia membuka matanya. Dirinya sudah bersiap untuk memukul Taehyung namun pria dominan itu lebih dulu menginterupsinya.
"Sebentar lagi kita akan sampai. Kau tidak malu bertemu orang tuamu dengan wajah seperti itu?"
"Kenapa wajahku?" Tanya Jungkook galak
"Jelek sekali."Baru saja selesai berbicara, namun sekarang ia harus menahan sakit karena serangan kelinci manisnya. Jungkook barusan mencubit perutnya, serius rasanya seperti cubitan guru killer ketika sekolah dulu.
Jungkook tidak peduli, pemuda itu langsung menggeledah tasnya, mencari alat perang andalan yang selalu ia bawah ketika berpergian jauh. Sebuah kantong bewarna pink berisi cermin, face paper, cushion, lip gloss, parfum, pasta dan sikat gigi, cream wajah, sun screen, dan facial wash. Sungguh alat tempur yang sempurna Jeon.
Dengan terburu-buru Jungkook menempelkan face paper di permukaan wajahnya. Setelah memastikan jika minyak di wajahnya terangkat, ia bercermin sambil menggunakan cream wajah, sun screen dan terakhir cushion. Sekarang wajahnya sudah terlihat segar, dia bergumam senang lalu mengoleskan lip gloss pada bibir tipisnya.
"Jika aku menggunakan parfum apa baunya akan menyebar? Ah tentu saja, tapi tidak masalah parfum ku ini harumnya menyenangkan kok."
Jungkook menyemprotkan parfum itu di beberapa titik di tubuhnya. Setelah selesai dia tersenyum lebar menatap Taehyung yang sedari tadi memandangnya heran.
"Kenapa?" tanyanya.
Taehyung langsung tersadar, "Ah tidak." Dia buru-buru merapikan pakaiannya. Wajahnya masih terlihat aneh karena melihat kegiatan Jungkook barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]
FanfictionMereka masih remaja kala itu, jatuh cinta lalu memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Semua baik-baik saja sebelum mereka mengerti betapa rumitnya kata 'Cinta' Ini perjuangan dua anak adam dalam memperjuangkan cinta yang salah. *** ⚠️⚠️⚠️ Matur...