Jungkook terisak di antara gelapnya malam. Nafasnya tidak karuan lagi; saling berderu seperti sedang dikejar harimau buas. Pelipisnya basah dengan keringat dingin. Suara isak tangisnya semakin berisik, rasa takut yang begitu hebat yang kembali menjeratnya malam ini. Tubuhnya total terkunci di atas kasur dengan presensi pria asing yang mengungkungnya.
Kakinya sudah lelah sedari tadi meronta, kedua lengannya diapit menjadi satu. Tidak bisa bergerak hanya menangis sambil menggeleng ribut. Pria itu mengapit dagunya keras, memaksa untuk menengadah. Lewat bola mata bulat itu air matanya kembali menetes.
Suara dalam penuh intimidasi mengusik rungunya, "kapan__ kapan kau akan memutuskan pria itu? Ha!?" Di akhir bentakan itu kepalanya dibuang ke arah samping dengan kasar.
"JANGAN GANGGU AKU, PERGI KAU SIALAN."
Jungkook mencoba melawan, rontaan pada tubuhnya tidak berarti banyak hanya membuatnya semakin lelah saja. Pria asing di balik topeng itu justru membelai wajah halusnya, seolah tidak peduli dengan ucapannya. Seketika Jungkook langsung membuang wajah, tidak sudi, batinnya.
Plakk
Harusnya ia sadar, mencoba menolak pria asing itu sama saja dengan membuat masalah bary. Sudut bibirnya berdarah akibat tamparan keras barusan, tubuhnya semakin gemetar.
"Kau sudi menjadi jalang untuk kekasihmu, lalu__ kenapa kau menolak ku? Katakan sialan!"
Rambut lebat Jungkook dijengut paksa, seketika mengaung teriakan memilukan. Sakit yang menyerang secara tiba-tiba membuatnya pening. Pria itu menarik laci nakas, mengambil botol pil tidur milik Jungkook. Mengeluarkannya sebanyak 3 butir.
"Jika kau tidur berarti kau kalah. Dan aku bisa menikmati tubuhmu, maka pertahankan kesadaranmu, sayang."
Jungkook menggeleng dengan mulut tertutup rapat. Namun usahanya tidak berhasil, pria itu sukses melesakkan tiga pil tidur sekaligus ke dalam mulutnya. Kedua bola matanya terbelalak, mencoba memuntahkan semua pil itu. Si pria asing semakin geram, mengambil air mineral dan langsung membuka tutupnya untuk diminumkan secara ke dalam mulut Jungkook.
"Lihatlah, kau bahkan menyediakan air mineral di sini. Sangat menguntungkan, sayang."
Jungkook terus memberontak membuat air itu tumpah membasahi wajah dan lehernya. Ia semakin terisak begitu menyadari ketiga pil itu telah tertelan.
"TIDAK, PERGI___ KU MOHON."
Piyamanya kini dibuka paksa, setengah badannya terbebas dari kain penutup. Teriakan dan tangisan tidak berhasil menghentikan aksi pria asing itu. Jungkook mengigit bibirnya begitu ia merasa lidah pria itu menyusuri permukaan tubuhnya.
Menjilat
Menggigit
Tidak sanggup, Jungkook mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk melarikan diri. Ketika pria itu sibuk memberi tanda pada tubuhnya Jungkook mengambil kesempatan dengan menendang selangkangan pria itu. Setelah merasa bebas ia langsung berlari mencoba membuka pintu kamar namun tidak berhasil.
"Sial, hiks___ Ya Tuhan, t-tolong aku."
"JANGAN MEMBUATKU MARAH, SIALAN."
Seketika tubuh Jungkook terpental membentur dinding. Menggeleng ribut begitu pria bertopeng mendekatinya. Rasa nyeri di punggungnya diabaikan begitu saja sebab ada bahaya yang lebih besar di depan matanya.
"ARGH, LEPASKAN KAKIKU. PRIA GILA, KEPARAT."
Tubuh Jungkook kembali ditahan, pria bertopeng itu mengungkungnya. Kedua mata bulat itu bergerak gelisah sarat ketakutannya.
"Jangan pernah bercinta lagi dengan Kim Taehyung. Kau dengar?! Atau pemuda itu akan sekarat di rumah sakit."
Sebuah tarikan pada pergelangan kakinya membuat rasa panik kian membuncah. Tubuhnya kembali didominasi, lidah menjijikkan pria itu mencoba menyentuh permukaan kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]
FanfictionMereka masih remaja kala itu, jatuh cinta lalu memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Semua baik-baik saja sebelum mereka mengerti betapa rumitnya kata 'Cinta' Ini perjuangan dua anak adam dalam memperjuangkan cinta yang salah. *** ⚠️⚠️⚠️ Matur...