Berulang kali Jungkook mengatakan 'baik-baik saja' pada dirinya sendiri. Ketika merasa sedih dan sendirian maka satu-satunya cara menenangkan diri adalah dengan berbicara pada diri sendiri. Saat ini Jungkook tengah menjalani perawatan akibat kecelakaan mobil malam tadi, tidak begitu parah hanya beberapa memar dan lecet.Jujur ia masih tidak menyangka malam tadi dirinya mampu melawan keegoisannya. Meskipun Taehyung akan benci setengah mati padanya tetapi Jungkook rela asalkan pemuda itu dapat hidup dengan aman. Jungkook tampaknya benar-benar jatuh, rela berkorban, memaksa hatinya hancur demi kehidupan orang lain.
Tidak, Taehyung tidak orang lain, pemuda itu adalah cintanya.Benar, cintanya.
Ceklek
Pintu ruang rawatnya dibuka....
Namjoon yang masuk lebih dulu setelahnya diikuti oleh member lain. Jungkook mengabsen wajah mereka semua dalam hati, senyumnya terpaksa terpatri menyambut kehadiran member lain meskipun ia sadar bahwa tidak ada Taehyung di antara mereka.
Jung Hoseok meletakkan parsel yang mereka bawa, memberi semangat kepada Jungkook agar lekas sembuh. Mereka mengelilinginya seolah memasang tameng untuk sang adik, Jungkook merasa bahagia meskipun ia tidak bodoh jika di antara mereka ada yang terpaksa berdiri di tempat ini."Lekas sembuh, Jungkook. Kami merindukanmu."
Itu suara Park Jimin, nada bicaranya kentara sekali mengejek tetapi Jungkook tidak mengambil pusing, ia mengangguk tidak menyahuti ucapan Jimin.
"Kapan mereka mengizinkanmu pulang?"
Min Yoongi bertanya, dari tatapannya ia terlihat begitu khawatir. Syukurlah, karena Jungkook merasa sedikit dicintai di sini.
"Pagi nanti sudah boleh pulang."
Yoongi tersenyum tipis, mengusak rambut sang adik. "Cepat sembuh, hyung akan menemanimu menyelesaikan kasus ini."
Jungkook ingin menangis, ia begitu lemah karena merasa tidak mendapatkan cinta dari orang-orang yang ia cintai. Banyak hal telah hilang dari genggamannya, seolah kebahagian dan cinta adalah hal semu bagi Jungkook. Dan begitu sang kakak yang terkenal dingin menawarkan jasa dengan tulis hati membuat Jungkook langsung tersentuh.
"Ngomong-ngomong, apa Taehyung sudah menjengukmu?" Jimin bersuara lagi, dan sialnya pernyataan yang begitu menyakitkan baginya.
"D-dia belum datang ke sin," jawab Jungkook terbata.
Mengingat nama Taehyung membuatnya kembali terhempas dalam luka batin, begitu menyesakkan. Apakah sebenci itu hingga tak berniat datang melihatnya yang sedang sakit?
"Mungkin dia akan datang dengan membawa kejutan? Tentu saja untuk kekasih manisnya." Jin menyahut, pemuda itu sedikit tertawa. Jungkook tidak tahu maksud perkataan mereka tetapi yang ia tangkap kedua kakanya tadi mencoba untuk mengoloknya.
*****
Kasus kecelakaan itu sudah diselesaikan, syukur sekali karena Jungkook tidak terjerat hukum. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa dirinya tidak dalam pengaruh alkohol sehingga tidak memberatkan posisinya. Semua terjadi murni karena kesalahan Jungkook sebagai pengemudi, ia juga sudah menyelesaikan masalah dengan korban secara kekeluargaan.
Sudah sepekan tenyata sejak dirinya memutuskan hubungan dengan Taehyung. Semuanya kembali normal, tidak ada teror mengerikan dan harinya kembali seperti semula. Meskipun ada bagian yang roboh dari hatinya, pondasinya kini telah rapuh dan semakin susah untuk ia genggam kembali. Taehyung telah jauh dari jangkauannya, pemuda itu lebih banyak diam ketika di depan kamera. Tidak pernah lagi mengiriminya pesan, bertegur sapa dilakukan hanya karena formalitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]
FanfictionMereka masih remaja kala itu, jatuh cinta lalu memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Semua baik-baik saja sebelum mereka mengerti betapa rumitnya kata 'Cinta' Ini perjuangan dua anak adam dalam memperjuangkan cinta yang salah. *** ⚠️⚠️⚠️ Matur...