Bagian 3

4K 306 17
                                    

Seharusnya Jungkook percaya, laki-laki memang senang ingkar janji. Meskipun dia sebenarnya juga laki-laki, tapi dalam hal ini yang ia maksud laki-laki adalah dominan tampannya. Pesona Taehyung memang tidak diragukan lagi, kadang Jungkook juga merasa iri. Mengapa kekasihnya bisa memiliki paras yang sempurna. Ah sial, hanya karena kelewat tampan Jungkook sering menganggapnya tak setia.

Sekarang sudah lebih dari dua bulan Taehyung disibukkan dengan syuting dramanya. Awalnya Jungkook biasa-biasa saja, namun lama kelamaan ia mulai jengah. Taehyung jarang sekali menghubunginya, bahkan untuk bertatap muka pun jarang. Oke, mungkin Jungkook harus melupakan impiannya untuk bermesraan di Namsan Hotel.

Pagi ini Jungkook merasa enggan beranjak dari kasur, padahal para member yang lain sudah menunggunya di bawah tetapi lihatlah dirinya yang masih berkemul dengan selimut hangat. Mereka akan sarapan bersama, tetapi Jungkook tidak minat, di sana tidak ada kekasihnya. Membuatnya semakin sebal saja.

Beberapa kali ponselnya bergetar, sudah pasti itu pesan grup dari member yang meminta segera bergabung. Jungkook tidak peduli, moodnya sedang buruk, mereka pasti memaklumi kebiasaan Jungkook yang jarang membalas pesan.

Harapannya begitu, namun sekarang giliran pintu kamarnya yang diketuk berulang-ulang. Akhirnya Jungkook menyerah, membuka pintu masih dengan piyama abu-abunya.

"Ayolah anak manis, sikat gigimu atau paling tidak bilas wajahmu. Kau akan malu nanti melihat hyungmu sudah tampan di sana. Astaga Jungkook."

Siapa lagi yang bisa berbicara panjang lebar dengan sekali tarikan nafas kalau tidak Kim Seokjin. Pria itu harus mengomel pagi-pagi, seperti merawat anak taman kanak-kanak saja.

"Jungkook, kau membuatku semakin tua kalau terus-terusan mengomel. Astaga, cepat bersiap. Gunakan parfum terbaikmu. Hyung saja sudah wangi, kau tidak percaya? Ini hiruplah__"

Jungkook hanya menatap tanpa minat, merka hanya sarapan lagipula tidak ada yang  spesial, mengapa harus ada unsur pemaksaan di sini. Mendadak ide jahilnya muncul, Jungkook sedikit tersenyum lalu memajukan tubuhnya.

Tepat di depan wajah hyung tertuanya Jungkook membuka mulut lalu membuang nafasnya kasar. Setelah puas dia langsung berlari.

Jin melotot tidak habis pikir "Dasar maknae kurang ajar! untung saja dia memakan permen mint. Kalau tidak, astaga hidungku akan menghirup nafas baunya."

Jungkook memang sempat pengunyah permen mint, supaya nafasnya segar tetapi tetap saja dia belum sikat gigi.

****

"Apa kita sedang pesta? Mengapa banyak sekali hidangan di meja?" Jungkook yang baru datang langsung bertanya, menatap meja yang sudah penuh dengan berbagai jenis makanan.

"Kita sedang menunggu kedatangan seseorang. Ah, kau pasti akan senang Jungkook," sahut Jung Hoseok girang, di akhir ucapannya dia sedikit bermain mata. Tetapi Jungkook tak ambil peduli.
Sekarang mereka sudah duduk dengan rapih, tidak ada staff atau kamera di ruangan ini.

Jungkook sempat berfikir, mereka sebenarnya sedang menunggu siapa.  Jika ini spesial, harusnya ada kamera di depan mereka. Jungkook hanya membuang nafas malas, perutnya sudah lapar tetapi harus menunggu seseorang lagi.

"Maaf, apa aku terlambat?"

Setelah beberapa menit hening, akhirnya mereka berseru heboh. Taehyung baru saja kembali setelah menyelesaikan jadwal syutingnya. Pria itu tersenyum lebar  sambil memamerkan beberapa paper bag yang ia bawa. Mereka tentu saja heboh, Park Jimin, pria yang paling aktif itu langsung menghampiri sahabatnya dan berpelukan erat.

SWEET NIGHT [TAEKOOK] [END I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang