Kalau ada typo,tolong dikoreksi...
|HAPPY READING|
Keesokan harinya El kembali ke rumah Zila untuk bertemu mertuanya agar ia diberitahu kemana perginya Zila.
Saat sudah berdiri di depan pintu, dirinya langsung saja mengetuk pintu tersebut dengan harapan yang sangat besar.
Tak berselang lama, pintu terbuka...dan tampaklah seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Ayah Zila.
Ayah Zila yang melihat kedatangan menantunya langsung tersulut emosinya, dan tanpa basa-basi dirinya langsung meninju wajah El dengan keras.
Bugh
El yang mendapat pukulan itu hanya diam tanpa mau melawan sedangkan mertuanya terus memukuli dirinya tanpa ampun.
"Mau apa lagi kamu kesini?!" bentak Ayah yang membuat Bunda yang sedang memasak sarapan kaget.
"Aku mau ketemu Azila, yah," jawab El yang berusaha bangkit.
"Mau apa lagi kamu temuin anak saya?belum puas kamu udah nyakitin dia?" tanya Ayah dengan wajah yang merah padam sambil menatap El tajam.
"Maafin semua kesalahan yang telah aku lakuin ke Azila, yah. Aku benar-benar minta maaf karena udah nyakitin dia, aku mohon kasih tau aku, Azila dimana" ujar El sambil bersimpuh di depan Ayah Zila.
"Saya nggak akan biarin anak saya bertemu dengan kamu lagi!" tegas Ayah Zila tanpa peduli dengan kondisi El saat ini.
"Aku mohon yah, kasih tau aku dimana Azila, aku janji nggak akan pernah nyakitin dia lagi," kata El masih dengan posisi yang sama. Bahkan sekarang ia telah menyatukan kedua tangannya dengan mata menatap Ayah dengan tatapan memohon.
"Lebih baik kamu pergi dari disini, jangan pernah tunjukin wajah kamu lagi dihadapan saya dan anak saya!" usir Ayah dengan nada tinggi.
"Aku nggak akan pergi dari sini sebelum Ayah kasih tau aku dimana Azila," tolak El sambil terus menatap memohon kepada mertuanya.
"Terserah. Lagipula saya sudah mengurus surat perceraian kalian," ucap Ayah Zila yang langsung membuat El bangkit.
"Ayah nggak punya hak buat pisahin aku dari Azila. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah menceraikan Azila!" tegas El.
"Hak kamu bilang? hak apa yang kamu maksud itu? hak untuk menyakiti anak saya? iya?!" bentak Ayah dengan menarik kerah kemeja yang dipakai El.
"Azila itu istri aku. Jadi, Ayah nggak berhak buat pisahin aku dari Zila," sahut El sambil melepas tangan Ayah dari bajunya.
"Dan dia anak saya. Jadi, saya berhak jika menjauhkan dia dari orang yang sudah menyakiti dia. Lagi pula dia sendiri yang meminta saya untuk mengurus perceraian kalian," balas Ayah tajam.
"Sekarang kamu pergi dari rumah saya." lanjut Ayah dan langsung masuk kedalam rumah tak lupa menutup pintunya.
El pergi dari rumah mertuanya dengan perasaan yang sangat berantakan. Bahkan, ia tidak peduli lagi dengan wajahnya yang babak belur akibat pukulan Ayah mertuanya.
🍁🍁🍁
Azila termenung manatap benda pipih berwarna putih yang menunjukkan dua garis di tengahnya. Ia bingung harus bahagia atau sedih saat tau ia sedang mengandung anak dari pria yang telah menghancurkan hatinya.
"Zila, kamu ngapain sih di kamar mandi, dari tadi nggak keluar-keluar?" gerutu Nathan yang kesal karena adiknya itu tidak keluar dari kamar mandi.
Zila keluar dari kamar mandi dengan tangan menggenggam tespek dengan erat.
"Kamu kenapa?" tanya Nathan saat melihat adiknya keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan.
"Aku hamil," jawab Zila yang membuat Nathan bengong.
"Hah?"
"Aku hamil, bang. Ini gimana?" tanya Zila yang bingung harus berbuat apa.
"Bagus dong kalau kamu hamil, dengan kehamilan itu akan membuat si brengsek menyesal karena telah nyakitin kamu," jawab Nathan dengan senyum sumringah.
"Mending sekarang kamu siap-siap, kita kedokter buat periksa kandungan kamu. Takutnya terjadi apa-apa karena kamu baru aja perjalanan jauh." lanjut Nathan sambil menggandeng lengan adiknya menuju kamar Zila.
"Tapi, aku takut bang, kalau anak ini lahir terus nanyain papinya, aku harus jawab apa? nggak mungkin kalau aku jawab papinya lebih milih mantannya daripada istrinya," ucap Zila sambil menggenggam erat tangan abangnya.
"Yaelah Zil, gitu aja kamu pikirin. Anak itu lahir nggak akan langsung bisa ngomong. Jadi, nggak mungkin setelah dia lahir langsung nanyain papinya dimana," sahut Nathan yang justru membuat Zila kesal setengah mati.
"Bukan gitu maksudnya Abang," ujar Zila ngegas.
"Ya terus gimana? kamu kalau ngomong yang jelas dong," balas Nathan yang juga ikut ngegas.
"Udah deh, ngomong sama abang itu bikin pusing. Pantes aja, udah tua tapi belum nikah juga," cibir Zila yang langsung mendapat sentilan dibibirnya.
"Mulutnya pengen abang jahit ya?" tanya Nathan dengan kesal.
"Nggak minat," jawab Zila dengan nada ketus. Gadis itu langsung masuk kedalam kamar.
🍁🍁🍁
El berjalan entah mau kemana, pandangannya lurus ke depan tanpa mempedulikan orang-orang yang menatap dirinya aneh.
Seperti tau perasaan yang saat ini dialami oleh, hujan turun dengan deras membasahi bumi. Membuat semua orang sibuk mencari tempat berteduh.
Sedangkan El, ia tidak memperdulikan dirinya yang sudah dibasahi oleh air hujan, dirinya juga tidak peduli saat luka-lukanya terasa perih saat bersentuhan dengan air.
Tanpa sadar langkahnya membawanya ke rumah orang tuanya. Dirinya berdiri di depan pintu, dengan ragu ia mengetuk pintu tersebut.
Tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang telah ia kecewakan.
"Ya Allah, El. Kamu kenapa bisa kayak gini?" tanya Mama Vina dengan nada yang penuh dengan ke khawatiran saat melihat kondisi anaknya yang sangat kacau.
"Maafin aku, ma," ucap El yang meluruh ke lantai.
"Jawab mama. Kamu kenapa bisa kayak gini?" tanya Mama Vina sambil memeluk anaknya itu.
"Azila pergi ninggalin aku, ma," lirih El yang air matanya kembali mengalir.
"Dia nggak pergi. Dia ada di rumah orang tuanya," sahut Mama Vina yang menatap wajah anaknya yang penuh dengan luka lebam.
"Azila pergi ma, Azila pergi ninggalin El," ucap El dengan air mata yang terus mengalir tanpa mau berhenti
"Kamu tenang dulu, kalau kamu kayak gini, kamu nggak akan bisa ketemu Zila lagi. Sekarang kamu masuk ke kamar, kamu ganti baju, setelah itu kamu turun ke bawah, biar Mama obatin dulu luka kamu ini," pinta Mama Vina sambil membantu anaknya bangkit.
🍁🍁🍁🍁
Seperti biasa.....
Tekan bintang di pojok^^Dan spam komen sebanyak-banyaknya....
Tembus 150 komen,gue update part selanjutnya....
Ada yang mau disampaikan ke El?
Ada yang mau disampaikan ke Zila?
Ada yang mau disampaikan ke gue?
See you next part:)
|TO BE CONTINUED|
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Lecturer [END]
ChickLit⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ *** Menceritakan tentang Dua orang sahabat kecil yang dipisahkan oleh keadaan selama belasan tahun lamanya. Namun takdir menghendaki mereka untuk kembali bertemu, walaupun it...