MDIMH - 1

321K 15.6K 702
                                    

Kalau ada typo, tolong dikoreksi

|HAPPY READING|

Terlihat seorang gadis kecil berusia sekitar 5 tahun sedang berlari keluar rumah dan berdiri di depan gerbang yang tertutup rapat sambil memandangi rumah yang berada di seberang.

"Non Zila mau ngapain?" tanya seorang satpam pada gadis kecil yang diketahui bernama Azila Anindhita, atau biasa dipanggil dengan nama Zila.

Zila kecil menoleh, kemudian menatap satpam dengan tatapan memohonnya.

"Mau sana," jawab Zila sambil menunjuk ke arah rumah yang sejak tadi ia perhatikan.

Satpam itu berjongkok guna menyamakan tingginya dengan Zila.

"Mau main sama Kakak Vanno ya?" tanya satpam lagi.

Zila kecil hanya menganggukkan kepalanya polos.

"Kakak Vanno masih sekolah, nanti aja, ya? sekarang non Zila masuk, nanti kalau Kakak Vanno udah pulang bapak panggil," ucap satpam membujuk Zila agar kembali masuk ke dalam rumah.

"Zila ndak mau masuk, Zila mau Kak Vanno," tolak Zila sambil memegang erat pagar besi di depannya.

"Aduh, Non, Kakak Vanno masih lama pulangnya. Kita masuk, ya? Panas banget, loh, disini. Nanti kalau Non Zila sakit gimana? Nanti Kak Vanno sedih. Emang Non Zila mau lihat Kak Vanno sedih?" bujuk satpam sambil menakut-nakuti Zila.

Dengan polosnya, Zila kecil menggelengkan kepalanya, tak lupa juga matanya kini ikut memerah menahan air mata.

"Masuk, ya?"

"Iya." Zila berbalik, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Inilah sekilas cerita dari seorang Azila Anindhita. Masa kecilnya tak seindah semestinya.

Zila kecil, yang setiap hari hanya ditemani oleh para pekerja di rumahnya, tanpa adanya kasih sayang dari orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

🍁🍁🍁

Seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun terlihat sedang berlari ke arah rumah yang berada di seberang rumah neneknya.

Dia adalah Elvanno Satria Erlangga, biasa dipanggil El oleh keluarga dan teman-temannya, dan biasa dipanggil Vanno oleh seorang gadis kecil yang selalu menjadi teman bermainnya ketika ia di rumah.

El kecil, dulu tinggal bersama sang nenek di Surabaya. Dia tinggal bersama neneknya bukan karena tidak disayang oleh orang tuanya. Tapi, karena ia ingin menemani sang nenek yang hanya tinggal sendirian di Surabaya.

"Pak Akbar, bukain gerbangnya, dong," pinta El pada satpam di rumah yang ia tuju.

Satpam yang bernama Akbar itu langsung bergegas membuka gerbang agar El bisa masuk.

"Akhirnya Den El pulang juga. Ayo, Den, masuk, dari tadi Non Zila udah nungguin dan sekarang udah mau nangis," tutur Pak Akbar.

El langsung berjalan dengan cepat ke arah pintu. Saat ia sudah berada di taman belakang, dirinya melihat Zila sedang duduk diayunan sambil memeluk boneka kelinci berukuran sedang.

Mr. Lecturer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang