MDIMH - 19

94.8K 7.7K 112
                                    

Maaf kalau ada typo.......

|HAPPY READING|

El mengusap wajahnya kasar. Setelah itu, ia menatap perempuan yang berada di sampingnya dengan tajam.

"Ini semua gara-gara lo!" ujar El tajam. Setelah itu, ia berlari mengejar Zila.

Sedangkan perempuan yang bersama El hanya melongo melihat adegan yang baru saja terjadi di depan matanya.

"Salah gue apa?" tanya perempuan itu pada dirinya sendiri.

Sedangkan di tempat lain, Zila menghentikan taksi yang lewat di depannya.

"Kemana, neng?" tanya supir taksi itu sambil mengemudi.

"Jalan aja pak, nanti saya kasih tau alamatnya," jawab Zila.

Di dalam taksi Zila tak henti-hentinya mengumpati El yang berani jalan sama perempuan lain.

'Dasar Elvanno brengsek!'

'Anjing banget tuh orang!'

'Liat aja, apa yang gue bakal lakuin.'

'Macem macem kok sama Zila.'

"Pak, ke komplek indah ya. Rumah no.016," ucap Zila kepada supir taksi.

"Siap, neng," sahut supir taksi itu.

Tak membutuhkan waktu lama, taksi yang ditumpangi Zila berhenti di depan rumah yang di maksud Zila tadi.

"Pak, tunggu sini bentar ya," kata Zila.

"Siap."

Zila keluar dari taksi, setelah itu ia berlari memasuki pekarangan rumah orang tuanya untuk menjemput Ara.

"BUNDA!" teriak Zila di depan pintu utama.

Tak membutuhkan waktu lama pintu terbuka dan menampakkan wajah bunda Zila.

"Mau jemput Ara?" tanya bunda Rani.

"Iya bun."

"Mau pulang sekarang?" tanya bunda lagi.

"Iya bun." jawab Zila.

"Yaudah masuk dulu," kata bunda mempersilahkan.

"Nggak usah bun, kasian pak taksinya nungguin," tolak Zila.

"Bunda panggil Ara dulu," ucap bunda Rani kemudian berlalu masuk ke dalam rumah.

"Mami," panggil Ara sambil berlari menghampiri Zila.

"Sini, sayang," ujar Zila sambil memeluk anaknya itu.

"Yaudah, bun. Aku pamit," pamit Zila kepada bundanya.

"Hati hati ya."

Zila hanya mengacungkan jempolnya saja. Setelah itu, ia berjalan keluar dari pekarangan rumah sambil menggandeng tangan Ara.

"Dadah, oma," ucap Ara sambil melambaikan tangannya pada sangat oma.

Bunda Rani membalas lambaian tangan Ara sambil tersenyum.

🍁🍁🍁

Sedangkan di tempat lain, El sedang merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia lupa menjemput istrinya dan justru menemani perempuan itu.

"Arghhh!" teriak El frustasi.

Berulang kali El mencoba menghubungi Zila, tetapi selalu di tolak.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya El menjalankan mobilnya menuju rumah mertuanya. Ia yakin istrinya pasti ada disana.

Mr. Lecturer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang